MATERI
KULIAH
KONTRASEPSI
IMPLANT
A. Pendahuluan
Pendapat
Malthus – yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan
sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan
laksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak mampu
menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan pendapat
demikian diharapkan setiap keluarga, memperhatikan dan merencanakan jumlah
keluarga yang diinginkan.
Pengaturan
kelahiran melalui program KB berdampak signifikan terhadap peningkatan
kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Oleh karenanya program KB telah diakui
secara internasional sebagai salah satu upaya pokok dalam program safe
motherhood and child survival.
Gerakan
keluarga berencana nasional Indonesia
telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia
berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Seperti diketahui bahwa KB
mencakup dua tujuan utama : a) Pengaturan jarak kelahiran (“spacing”) dan b)
memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak ingin lagi menambah anak
(“limiting”). Masyarakat Indonesia
dapat menerima hampir semua metode medis teknis KB yang dicanangkan oleh
pemerintah. Salah satu metode KB yaitu
Metode Modern Kontrasepsi Hormonal. Metode modern kontrasepsi hormonal
terbagi menjadi tiga, yaitu kontrasepsi suntik, kontrasepsi oral, dan
kontrasepsi implan. Materi hand out yang akan dipelajari kali ini adalah
kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan
disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), karena insersinya pada bagian
subdermal. Kontrasepsi implan berisi hormon progestin dalam dosis rendah, yang
mempunyai masa kerja panjang.
Tujuan
akhir dari hand out ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai
pelayanan kontrasepsi implan. Kontrasepsi implan yang akan dibahas meliputi
pengertian dan cara kerja kontrasepsi implan, jenis-jenis kontrasepsi implan,
keuntungan dan kerugian kontrasepsi implan yang menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, brain storming dan penugasan.
Pada
dasarnya setiap orang termasuk mahasiswa memiliki kemampuan untuk
menstransformasikan dirinya sendiri. Untuk memperbaiki kemampuan ini merupakan
salah satu aktivitas yang menantang, namun juga sangat mengasyikkan, berguna
dan menyenangkan. Oleh karena itu, mari kita mulai petualangan penempaan
kemampuan diri ini.
B. URAIAN MATERI
1. Pengertian dan Cara Kerja Kontrasepsi Implan
Pengertian Kontrasepsi Implan
a.
Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang
diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa
kerja panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney,
2005).
b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel yang terdiri dari
enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan sylastic,
masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam format kristal dengan
masa kerja lima
tahun (Varney, 1997).
Cara Kerja Kontrasepsi Implan :
a.
Lendir serviks menjadi kental
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai
efek nyata terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan
jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
b.
Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi
siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi.
Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun
demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada
pengguna implan.
c.
Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental
dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma.
d.
Menekan ovulasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan
luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting
untuk ovulasi.
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :
2. Jenis – jenis Kontrasepsi Implan
a.
Norplant
Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6
batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm,
yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan
hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama
penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat
ini norplant yang paling banyak dipakai.
b.
Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang
berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan
sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm,
terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg
3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan
pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun menjadi
30 mcg per hari selama masa kerjanya.
c.
Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan
lama kerja 3 tahun.
d.
Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4
cm, yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar
100 μg per hari dan lama kerja 1 tahun.
e.
Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable
implan melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara
perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak
perlu dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa
tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan
kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap
pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri
dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran
dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan
panjang 4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan.
Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat
dibandingkan silastic.
3. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implan
1)
Keuntungan Kontrasepsi
Implan, meliputi :
a. Daya guna tinggi
Kontrasepsi
implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat
efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis.
Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b. Perlindungan jangka panjang
(sampai 5 tahun)
Kontrasepsi
implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu
satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling
panjang pada jenis norplant.
c. Pengembalian kesuburan yang
cepat
Kadar
levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur
dalam 48 jam setelah pengangkatan
implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya
dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama
setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada
jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah
pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam
batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat
karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d. Tidak memerlukan
pemeriksaan dalam
Implan
diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
e. Bebas dari pengaruh
estrogen
Tidak
mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin
dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam
penggunaan kontrasepsi implan.
f.
Tidak mengganggu kegiatan sanggama
Kontrasepsi
implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian
subdermal di bagian dalam lengan atas.
g. Tidak mengganggu ASI
Implan
merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek
terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal.
Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan
dapat diisersikan segera Postpartum.
h. Klien hanya kembali ke
klinik bila ada keluhan
i.
Dapat dicabut setiap saat
j.
Mengurangi jumlah darah haid
Terjadi
penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
k. Mengurangi / memperbaiki
anemia
Meskipun
terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas pola haid
pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan meningkat karena
terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.
2)
Kerugian Kontrasepsi
Implan, meliputi :
Pada
kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan
pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan
jumlah darah haid, serta amenorea.
Sejumlah
perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80%
pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan,
durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan).
Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10%
setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya
terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun
kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
Timbulnya
keluhan-keluhan, seperti :
a. Nyeri kepala
Sebagian
besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala; kira-kira
20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.
b. Peningkatan berat badan
Wanita
yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan
dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada
pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun
peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik
levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis
apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima
tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak
adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara
perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).
c. Jerawat
Jerawat,
dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang
paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas
androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga
menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex
hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik
levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral
kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar
SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang
tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan,
praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit,
dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%,
atau reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar
pengguna untuk terus menggunakan implan.
d. Perubahan perasaan (mood)
atau kegelisahan (nervousness)
Pemasangan
dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar wanita.
Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan menghadapinya dengan
berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa
nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita,
nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan. Pada
kenyataannya, sebagian besar pasien mampu menyaksikan dengan santai proses
pemasangan atau pengangkatan implannya. Wanita harus diberitahu bahwa insisi
yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan mudah sembuh, meninggalkan
jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat karena lokasi dan ukurannya.
e. Membutuhkan tindak
pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan
harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang
dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan
metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami
komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik
dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta
pencabutan implan.
f.
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk AIDS.
Implan
tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna
yang berisiko menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk
menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
g. Klien tidak dapat
menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.
Dibutuhkan
klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
h. Efektivitas menurun bila
menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin
dan barbiturat).
Obat-obat
ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini, penggunaan implan
tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko kehamilan akibat kadar
levonorgestrel yang rendah di dalam darah.
i.
Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.
Angka
kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah 0,28 per 1000
wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik
selama menggunakan implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan
ektopik harus dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan
implan merupakan kehamilan ektopik.
Angka Kehamilan Ektopik per 1000 Wanita per Tahun
Penggunaan *
Pengguna
bukan kontrasepsi, semua usia
|
3,0 –
4,5
|
Copper
T-380 IUD
|
0,20
|
Implan
|
0,28
|
* Centers for Disease Control and
Prevention, Ectopic Pregnancy in the United States