RSS Feed

Tuesday, December 22, 2009

SIMPLISIA HERBA SELADA AIR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas makalah Farmakognosi yang berjudul “ Herba Selada Air ”dengan baik dan tepat waktu.
Disusunnya makalah ini bertujuan sebagai tugas mata kuliah Farmakognosi .Penulis berharap supaya penulisan makalah ini bisa menambah pengetahuan mahasiswa dalam ilmu Farmakognosi serta bisa memberi motivasi kepada mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang lebih kreatif,inovatif dan bersemangat tinggi dalam menuntut ilmu.
Di dalam penyusunan makalah Farmakognosi ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan YME atas rahmat dan petunjuk-Nya
2. Orang tua yang selalu memberi bimbingan dan motivasi
3. Bapak Sugeng, Ibu Layli, Ibu Ninik, Ibu Mamik selaku dosen farmakognosi yang telah mendidik dan membimbing penulis
4. Teman-teman,serta pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah Farmakognosi ini.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis ,penulis selalu mengharapkan dukungan,dorongan serta saran yang membangun agar tujuan penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik.Penulis juga meminta maaf apabila ada yang salah dalam penyusunan makalah ini baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Malang,16 November 2009

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Salah satu tanaman yang merupakan salah satu simplisia nabati adalah herba selada air . Selada air (Nasturtium officinale) yang cepat tumbuh, air atau semi-akuatik, tanaman abadi asli dari Eropa ke pusat Asia, dan salah satu tertua sayur daun yang dikonsumsi oleh manusia. Ini adalah sebuah spesies invasif di Danau Besar wilayah dimana pertama kali terlihat pada 1847. Tanaman ini adalah anggota dari Keluarga Brassicaceae atau kubis . Batangnya berongga dan mengambang. Selada air menghasilkan bunga yang kecil dan berwarna putih.
Budidaya selada air berkembang terbaik dalam air yang sedikit basa. Tanaman ini sering ditanam di sekitar hulu sungai kapur. Dalam pasar lokal, permintaan selada air melebihi pasokan. Hal ini disebabkan oleh selada air yang cocok untuk distribusi dalam bentuk kering dan hanya dapat disimpan untuk waktu yang singkat.
Jika dipanen, selada air dapat tumbuh hingga ketinggian 50-120 cm. Juga dijual sebagai kecambah, tunas yang dapat dimakan dipanen hari setelah berkecambah. Seperti banyakkan dalam famili tumbuhan ini, dedaunan selada air menjadi pahit ketika tanaman mulai menghasilkan bunga.

Selada air mengandung sejumlah besar zat besi, kalsium dan asam folat, selain vitamin A dan C. Banyak manfaat dari makan selada air , seperti yang bertindak sebagai stimulan, sumber phytochemical dan antioksidan, diuretik, ekspektoran, dan membantu pencernaan .Juga dipercaya dapat membantu melindungi terhadap kanker paru-paru. Karena tinggi yodium konten, selada air memiliki efek penguatan pada kelenjar tiroid, sehingga bermanfaat bagi yang menderita hipotiroidisme.
Dalam makalah ini, kami khusus membahas tentang herba selada air. Sesuai dengan ketentuan judul yang diberikan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah farmakognosi.



1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimanakah taksonomi herba selada air?
1.2.2 Bagaimanakah morfolgi herba salada air?
1.2.3 Bagaimanakah kandungan kimia herba selada air?
1.2.4 Bagaimanakah khasiat herba selada air?
1.2.5 Bagaimanakah pembuatan simplisia herba selada air?
1.2.6 Bagaimanakah pengujian simplisia herba selada air?
1.2.7 Bagaimanakah pengamatan terhadap simplisia herba selada air?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui taksonomi herba salada air
1.3.2 Untuk mengetahui morfologi herba selada air
1.3.3 Untuk mengetahui kandungan kimia herba selada air
1.3.4 Untuk mengetahui khasiat herba selada air
1.3.5 Untuk mengetahui pembuatan simplisia herba selada air
1.3.6 Untuk mengetahui pengujian simplisiaherba selada air
1.3.7 Untuk mengetahui pengamatan terhadap simplisia herba selada air


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TAKSONOMI HERBA SELADA AIR
Nama Latin:
Nasturtium officinale R.Br
Nama Simplisia:
Nasturtii Herba
Sinonim:
Rorippa nasturtium-aquaticum , R. microphylla,
Nama Daerah:
Sumatera : selada ayer ; jawa : selada cay
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Sub Kelas :
Dilleniidae
Ordo :
Capparales
Famili :
Cruciferae
Genus :
Nasturtium

2.2 MORFOLOGI HERBA SELADA AIR
• Tinggi Tanaman: Tumbuh hingga mencapai 50 - 120 cm


• Batang : Berbentuk bulat, Berwarna muda kehijauan


• Daun:
o Daun majemuk gasal
o warna hijau sampai kecoklatan



o ujungnya berbentuk jorong melebar sampai bundar


o pangkal berbentuk jantung , membundar atau tumpul


o panjang 1,5 – 4,5 cm
setelah diukur didapat memiliki panjang 3,5 cm

o lebar 1 – 3 cm
Setelah diukur didapat lebarnya 3 cm

o Tepi bergelombang

o Permukaan datar dan rata


• Akar : Berbentuk serabut, merambat seperti tanaman kangkung


2.3 KANDUNGAN KIMIA HERBA SELADA AIR
1. glikonasturtiin
2. minyak atsiri
3. rafanol
4. zat pahit
5. vitamin


2.3.1 Glikonasturtiin
Gluconasturtiin adalah glucosinolate dengan nama kimia phenethylglucosinolate. Ini adalah salah satu yang paling banyak didistribusikan di glucosinolates silangan, terutama di akar, dan mungkin salah satu dari senyawa tanaman yang bertanggung jawab atas hama alami-sifat menghambat pertumbuhan silangan, seperti kubis, sawi, di rotasi dengan tanaman. Efek gluconasturtiin ini kemungkinan besar karena sifatnya degradasi oleh enzim tanaman myrosinase ke phenethyl isothiocyanate, yang merupakan racun bagi banyak organisme.
Ditemukan dalam Gluconasturtiin lobak (Armoracia rusticana) bersama dengan sinigrin. Kedua senyawa mendatangkan suatu tajam rasanya.
Dalam akar berkembang penuh, konsentrasi sinigrin mewakili 83% dan gluconasturtiin 11% dari diekstrak glucosinolates.

Gluconasturtiin



Nama lain Phenethylglucosinolate
identifikasi
Nomor CAS
499-30-9
PubChem
9548618


Properties
Rumus
C 15 H 21 NO 9 S 2
Massa molar
423.461 g/mol
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data diberikan untuk bahan dalam keadaan standar (25 ° C, 100 kPa)


2.3.2 Minyak atsiri
• Pengertian
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menuap pada udara terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua atau gelap. Untuk mencegah supaya tidak berubah warna minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkinsehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk.

• Sifat-sifat minyak atsiri
Adapun sifat-sifat minyak atsiri diterangkan sebagai berikut :
i. Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa.
ii. Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lainnya berbeda, sangat tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing- masing komponen penyusunnya.
iii. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam mengigit, memberi kesan hangat sampai panas atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya.
iv. Dalam keadaan murni (bekum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap tidak meninggalkan bekas noda pada benda yang ditempel.
v. Bersifat tidak bias disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik (rancid). Ini berbeda dengan minyak lemak yang tersusun oleh asam-asam lemak.
vi. Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahri (terutama gelombang ultraviolet), dan panas karena terdiri dari berbagai komponen penyusun.
vii. Indeks bias umumnya tinggi.
viii. Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena banyak komponen penyusun yang memiliki atom C asimetrik.
ix. Pada umumnya tidak bercampur dengan air tetapi cukup dapat larut gingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil.
x. Sangat mudah larut dalam pelarut organic.


• Keberadaan Minyak Atsiri Dalam Tanaman
Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar (pada famili labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili piperaceae), di dalam saluran minyak yang disebut vittae (famili umbelliferae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili pinaceae dan rutaceae), terkandung di dalam semua jaringan (pada famili coniferae). Pada bunga mawar kandungan minyak atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu manis (sinnamon) banyak ditenui di kulit batang (cortex), pada famili umbelliferae banyak terdapat dalam perikarp buah, pada menthae sp terdapat dalam rambut kelenjar batang dan daun, serta pada jeruk terdapat dalam kulit buah dan dalam helai daun.
Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian akibat lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu. Peranan utama dari minyak atsiri terhadap tumbuhan itu sendiri adalah sebagai pengusir serangga (mencegah daun dan bunga rusak) serta sebagai pengusir hewan-hewan pengusir lainnya. Namun sebaliknya minyak atsiri juga berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu terjadinya penyerbukan silang dari bunga.

• Biosintesis Komponen Minyak Atsiri
Kerangka dasar komponen minyak atsiri adalah terpena yang terdiri dari satuan isoprena. Satuan isoprene yang berperan aktif secara biosintetik adalah isopetenil pirofosfat, dimetil alil pirofosfat, serta senyawa-senyawa yang terbentuk dari asam asetat lewat jalur biosintesis asam mevalonat. Geranil pirofosfat adalah precursor C10 dari terpena dan dianggap memiliki peran utama dalam pembentukan monoterpena serta dibentuk melalui kondensasi dari masing-masing satuan isopentenil pirofosfat dan dimetil alil pirofosfat. Geranil pirofosfat dianggap sebagai precursor langsung untuk monoterpena siklis. Namun senyawa ini berupa isomer sis terhadap neril pirofosfat sebelum monoterpena siklis dapat dibentuk. Sebab isomer trans tidak mempunyai stereo kimia yang tepat untuk siklisasi. Kemungkinan lain adalah pembentukan neril pirofosfat dari isopentenil pirofosfat. Dalam hal ini dimetilalil pirofosfat tidak tergantung pada langkah geranil pirofosfat. Bentuk pertengahan dalam pembentukan terpena siklis ditunjukkan sebagai ion karbonium.
Prekursor utama untuk komponen fenil propanoid dalam minyak atsiri adalah asam sinamat dan asam P-hidroksi-sinamat yang juga dikenal sebagai asam P-komarat. Dalam tanaman, senyawa ini dibentuk dari asam amino aromatic fenilalanin dan tirosid yang akhirnya disintesis lewat jalur asam sikimat. Jalur biosintetik ini dapat dilakukan oleh mikroorganisme dengan menggunakan mutan auksotropik Eschericia coli dan Enterobacter aerogenes yang membutuhkan asam amino aromatic untuk pertumbuhannya.

• Kandungan Kimiawi Minyak Atsiri
Tidak satu pun minyak atsiri tersusun dari senyawa tunggal,tetapi merupakan campuran komponen yang terdiri dari tipe-tipe yang berbeda. Berdasarkan cara isolasinya, komponen penyusun minyak atsiri dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti berikut.
1.Kelompok yang mengkristal pada suhu rendah, misalnya stearoptena.
2. Kelompok senyawa yang dapat di pisahkan melalui proses distilasi bertingkat.
3.Kelompok senyawa yang di pisahkan melalui proses kristalisasi bertingkat.
4.Kelompok yang senyawa pemisahannya dilakukan melalui kromatrografi.
5.Kelompok senyawa yang diisolasi melalui proses-proses kimia.
Minyak atsiri sebagian besar terdiri dari senyawa terpena, yaitu suatu senyawa produk alami yang strukturnya dapat dibagi ke dalam satuan-satuan isoprena (C5H8) ini terbentuk dari asetat melalui jalur biosintesis asam mefalonat dan merupakan rantai bercabang lima satuan atom karbon yang mengandung 2 ikatan rangkap. Senyawa yang terdiri dari 2 satuan isoprena disebut sebagai Monoterpena (rumus molekul C10H16) , senyawa yang mengandung 3 satuan isoprena disebut seskuiterpena (C15H24), yang mengandung 4 satuan isoprena disebut diterpena (C20H32), Mengandung 6 isoprena disebut triterpena (C30H38) dst.
Terpena yang paling sering terdapat sebagai penyusun minyak atsiri adalah monoterpena. Monoterpena banyak ditemui dalam bentuk asiklik, monosiklik, serta bisiklis sebagai hidrokarbon dan keturunan yang teroksidasi seperti alkohol, aldehida, keton, fenol, dan ester. Terpena lain di bawah monoterpena yang berperan penting sebagai penyusun minyak atsiri adalah seskuiterpena dan diterpena.
Kelompok besar lain dari komponen penyusun minyak atsiri adalah golongan fenil propana. Senyawa ini mengandung cincin fenil C6 dengan rantai samping berupa propana C3. Banyak di antara fenil propanoid yang terdapat pada minyak atsiri berwujud sebagai fenol atau eter fenol.

2.3.3 Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.
Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik.Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.
• Vitamin C
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin c termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil dan luka ringan.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan ia mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, ia dapat meningkatkan pembuangan faeses atau kotoran. Tak heran bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan diare. Untuk pencegahan kurangi konsumsinya, atau ganti dengan natriumaskorbat.
Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi tiap orang, tergantung kebiasaan masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya: merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Maka, sebisa mungkin hindari minum kopi, teh, dan cola. Selain itu stres, demam, infeksi, dan giat berolahraga juga meningkatkan kebutuhan akan vitamin C.
• Vitamin A
Vitamin A terhubung dengan keluarga sama berbentuk molekul, retinoid, yang menyelesaikan sisa vitamin urutan. Yang penting adalah grup retinyl, yang dapat ditemukan dalam beberapa bentuk. Dalam makanan asal hewan, bentuk utama vitamin A adalah suatu ester, terutama retinyl palmitate, yang dikonversi ke alkohol (retinol) di usus kecil. Vitamin A dapat juga berada dalam suatu aldehida (retina). Asam (retinoic acid), suatu metabolit, hanya sebagian aktivitas vitamin A, dan tidak berfungsi di retina. Semua bentuk vitamin A memiliki beta-ionone cincin yang suatu isoprenoid rantai terpasang. Struktur ini sangat penting untuk aktivitas vitamin. [1] Para pigmen oranye dari wortel - beta-karoten - dapat digambarkan sebagai dua retinyl terhubung kelompok, yang digunakan dalam tubuh untuk memberikan kontribusi untuk vitamin A level. Alpha-karoten dan gamma-karoten juga memiliki retinyl satu kelompok yang memberi mereka aktivitas vitamin. Tak satu pun dari karotin lain memiliki aktivitas vitamin. Beta-karotenoid cryptoxanthin ionone memiliki sebuah kelompok dan memiliki aktivitas vitamin pada manusia.
ketika melekat pada protein tertentu, adalah satu-satunya cahaya utama penyerap dalam persepsi visual, dan nama senyawa berhubungan dengan retina mata. Kelompok ini juga yang retinyl fungsi dalam asam retinoic, yang mirip hormon pameran kegiatan di bagian lain dari tubuh.
Vitamin A dapat ditemukan dalam berbagai bentuk:
o Retinol, bentuk vitamin A diserap ketika makan sumber makanan hewan, adalah kuning, larut dalam lemak, vitamin dengan visi dan penting dalam pertumbuhan tulang. Karena bentuk alkohol tidak stabil, vitamin biasanya diproduksi dan diberikan dalam bentuk retinyl asetat atau palmitate.
o lain retinoid, sebuah kelas senyawa kimia yang terkait secara kimiawi menjadi vitamin A, digunakan dalam kedokteran.
o alpha-carotene, beta-karoten, gamma-karoten; dan xanthophyll beta-cryptoxanthin (semua yang mengandung beta-ionone cincin), tapi tidak lain karotenoid, berfungsi sebagai vitamin A pada hewan herbivora dan omnivore, yang memiliki enzim diperlukan untuk mengkonversi senyawa tersebut ke retina. Karnivora pada umumnya miskin konverter dari ionine-containg karotenoid, dan karnivora murni seperti kucing dan kurangnya ferets beta-karoten 15,15 '-monooxygenase dan tidak bisa mengubah apapun karotenoid untuk retinals (sehingga tidak ada bentuk karotenoid menjadi vitamin A untuk spesies ini ).

2.4 KHASIAT HERBA SELADA AIR
Herba selada air memiliki beberapa khasiat, antara lain
• Bronkitis
• Pilek
• Batuk
• Peluruh air seni (Diuretik)
• gondok
• Kelesuan
• Kekurangan vitamin
• Rasa panas di paru-paru
• Iritasi kulit
• Membersihkan Darah
• Mengurangi resiko kanker


2.5 PENGUJIAN SIMPLISIA HERBA SELADA AIR
2.5.1 Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk herba tanbahkan 5 tetes asam sulfat P ; Terjadi warna coklat tua.
B. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N ; terjadi warna coklat muda.
C. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5 % b/v dalam etanol P ; terjadi warna hijau.
D. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna coklat tua
E. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v ; terjadi warna coklat kehijauan.
F. Timbang 300 mg serbuk herba campur dengan 5 ml methanol P dan panaskan diatas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuvi ebdapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperolah 5 ml filtrate. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebagai 40 μl filtrate. Pada titik keempat tutulkan 5 μl zat warna I LP. Evaluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut diudara selama 10 menit, evaluasi lagi dengan toluene P dengan arah evaluasi dan jarak rambut yang sama. Amati lagi dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110oC selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar bias dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja diatas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AlCl3 LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut :
Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm
NO hRx Tanpa
Pereaksi Dengan reaksi Tanpa pereaksi Dengan reaksi
I II I II
1
2
3
4
5 9-12
12-15
25-28
29-33
123-129 Kuning
Hijau
Hijau
Hijau
- -
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu -
Hijau
Merah
Hijau
- Kuning
Merah
Merah
Merah
- Violet
Merah
Merah
Violet
Violet -
Merah
-
Merah
-
Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah ( yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm )
hRf bercak warna merah = 65
Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP
II = Pereaksi AlCl3 LP
2.5.2 Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 18 %.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 5 %.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 40 %.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 9 %.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2 %.







BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :

• Gunting
• Wadah
• Tempat pengeringan
• Oven
• Blender
• Ayakan
• Mikroskop
• Objekglass
• Coverglass
• Silet
• Korek api
• Tempat penyimpanan simplisia


3.1.2 Bahan
• Herba Selada Air
• Chloral Hidrat


3.2 Pembuatan Simplisia Herba Selada Air
Tahapan Pembuatan
3.2.1 Pengumpulan Bahan Baku

(Dilakukan pada: Selasa, 1 Desember 2009 )
a. Bagian tanaman yang digunakan : daun, batang dan tangkai daun
b. Umur tanaman waktu dipanen: setelah tanaman berumur 3-4 bulan
c. Lingkungan tempat tumbuh : yang mengandung banayak air , seperti hulu sungai atau sawah
d. Cara pengumpulan : dipotong diatas tanah setinggi 10 cm dengan cara memangkas daun dan batangnya

3.2.2 Sortasi Basah

(Dilakukan pada: Selasa, 1 Desember 2009 )
Sortasi basah dilakukan dengan tujuan memishkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Dalam sortasi basah yang kami lakukan didapatkan benda asing berupa daun kering, daun yang berlubang, ranting-ranting daun, daun lain yang bukan merupakan tanaman selada air pada simplisia kami.

3.2.3 Pencucian

(Dilakukan pada: Selasa, 1 Desember 2009 )
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada simplisia. Pada pencucian yang kami lakukan, kami menggunakan air PDAM karena mudah didapat, dan harganya terjangkau

3.2.4 Perajangan
Tujuan perajangan pada simplisia adalah untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan, dan penggilingan. Namun pada herba, perajangan jarang dilakukan karena ketebalan daun pada golongan herba sangatlah tipis.
Untuk itu, pada herba selada air juga tidak dilakukan perjangan. Karena dikhawatirkan, pada saat pengeringan kadar zat aktif berkurang karena ketebalan daun sangat tipis.

3.2.5 Pengeringan
• Hari pertama pengeringan

(Dilakukan pada: Selasa, 1 Desember 2009 )

• Hari terakhir pengeringan ( Setelah daun sudah menegering )

(Dilakukan pada: Selasa, 8 Desember 2009 )
Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan mencegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.
Cara pengeringan yang kami lakukan adalah dengan pengeringan alamiah dengan dipanaskan dengan sinar matahari . Dan tempat untuk pengeringan adalah yang berlubang untuk mempercepat pengeringan. Setelah hampir kering kami menggunakan oven untuk mendapat simplisia yang lebih kering lagi, dengan suhu 60o C selama 30 menit

3.2.6 Sortasi Kering

(Dilakukan pada: Selasa,8 Desember 2009 )
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi ini adalah untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.

3.2.7 Pengepakan dan Penyimpanan

(Dilakukan pada: Selasa, 8 Desember 2009)
Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena berbagai faktor luardan dalam, seperti cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air, pengotoran, serangga, dan kapang. Untuk itu simplisia disimpan dalam wadah yang dapat menanggulangi hal tersebut dan tempat yang terhindar dari hal tersebut.
Penyimpanan yang kami lakukan adalah dengan menyimpan simplisia yang sudah kering dalam toples kedap udara
3.3 Pembuatan Serbuk Simplisia
3.3.1 Menghaluskan Serbuk Simplisia

(Dilakukan pada: Selasa , 8 Desember 2009 )
Pembuatan serbuk simplisia yang kemi lakukan dengan cara menghaluskan simplisia yang sudah kering dengan cara diblender

3.3.2 Pengayakan Simplisia

( Dilakukan pada : Selasa, 8 Desember 2009 )
hasil serbuk simplisia dengan cara diayak, dengan menggunakan pengayak no 25. sehingga didapat serbuk simplisia yang sangat halus.

3.3.3 Penyimpanan Serbuk Simplisia

( Dilakukan pada : Selasa, 8 Desember 2009 )
Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena berbagai faktor luardan dalam, seperti cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air, pengotoran, serangga, dan kapang. Untuk itu simplisia disimpan dalam wadah yang dapat menanggulangi hal tersebut dan tempat yang terhindar dari hal-hal tersebut.
Penyimpanan yang kami lakukan dengan cara meletakkan serbuk simplisia dalam pot plastic yang kedap udara dan memberi silika gel agar tetap kering.



3.7 PENGAMATAN TERHADAP SIMPLISIA HERBA SELADA AIR

3.7.1 Pengamatan mikroskopis dengan penampang melintang

1.Xilem dan Floem


2.Jaringan Bunga Karang

3.Epidermis

3.7.2 Pengamatan serbuk simplisia
a. Organoleptis Serbuk
Warna: hijau
Rasa: mula-mula tawar kemudian terasa tebal di lidah
Bau: agak anyir
Bentuk: serbuk halus



b. Pengamatan mikroskopis serbuk simplisia

1.Jaringan Bunga karang

2.Berkas Pembuluh

3.Epidermis

BAB IV
PENUTUP


4.1 KESIMPULAN
Selada air merupakan tanaman yang hidup di dalam tanah yang banyak mengandung air seperti sawah atau hulu sungai. Yang diambil dari tanaman ini adalah daun dan batangnya. Daun dari tanaman ini berbentuk majemuk gasal dan berwarna hijau sampai hijau kecoklatan sedang batangnya berbentuk bulat berwarna hijau muda.
Tanaman yang memiliki nama latin Nasturtium officinale R.Br ini memiliki kandungan kimia berupa Glikonasturtiin, minyak atsiri, rafanol, zat pahit dan vitamin. Dan memiliki khasiat Peliruh air seni ( Diuretik ), Bronkitis, Pilek, Batuk, Gondok , Kelesuan, Kekurangan vitamin, Rasa panas di paru-paru, Iritasi kulit, Membersihkan Darah, dan Mengurangi resiko kanker


4.2 SARAN
Dalam pengobatan tidak hanya digunakan zat-zat kimia tapi dapat juga digunakan berbagai tanaman obat yang memiliki khasiat-khasiat tertentu. Tanaman obat ini dapat tumbuh di sekitar rumah ataupun dapat digunakan sebagai tanaman hias di rumah, sehingga bila terkena penyakit, kita bisa langsung mengobatinya dengan tanaman obat yang ada di rumah yang memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
MATERIA MEDIKA
http://www.plantamor.com/index.php?plant=888
http://www,watercress,com
http://id.wikipedia.org/wiki/watercress
http://sekarmenur.blogspot.com/2008/02/lagi-tentang-selada-air.html
http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=296

Wednesday, November 18, 2009

PENGUMPULAN SIMPLISIA

PENGUMPULAN SIMPLISIA
Pembuatan ialah seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi pengadaan bahan (termasuk penyiapan bahan baku), pengolahan, pengemasan, pengawasan mutu sampai diperoleh produk jadi yang siap untuk didistribusikan. Jadi penyiapan bahan baku merupakan tahapan yang awal dan tidak boleh diabaikan, karena akan sangat menentukan mutu produk jadi obat tradisional. Dalam makalah ini kami hanya akan menjelaskan tentang cara pengumpulan simplisia, yaitu mengenai penyiapan simplisia, waktu pemanenan, cara panen dan penanganan pasca panen.

Simplisia adalah Bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami penggolahan apapun juga. Kecuali dinyatakan lain,berupa bahan yang telah dikeringkan. Bahan simplisia dipenoleh dan “pengepul”. Dalam hal ini ada yang berbentuk segar atau sudah merupakan simplisia. Untuk itu perlu penanganan yang khusus tergantung dari bentuknya tadi. Sayang sampai saat ini belum ada pengolah simplisia yang dapat diandalkan sehingga industri jamu dapat memperoleh simplisia yang bermutu dari pengolah tersebut.

Dibagi menjadi beberapa tahap :
 Waktu Panen.
 Cara Panen.
 Penanganan Pasca Panen


1 . WAKTU PANEN :
 Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan simplisia yang mengandung bahan berkhasiat yang optimal.
(a) Biji (semen) dipanen pada saat buah sudah tua atau buah mengering, misalnya biji kedawung.
(b) Buah (fructus) dikumpulkan pada saat buah sudah masak atau sudah tua tetapi belum masak, misalnya Iada (misalnya pada pemanenan lada, kalau dilakukan pada saat buah sudah tua tetapi belum masak akan dihasilkan lada hitam (Piperis nigri Fructus); tetapi kalau sudah masak akan dihasilkan lada putih (Piperis aIbi Fructus).
C)Daun (folia) dikumpulkan pada saat tumbuhan menjelang berbunga atau sedang berbunga tetapi belum berbuah.
(d) Bunga (flores/flos) dipanen pada saat masih kuncup (misalnya cengkeh atau melati) atau tepat mekar (misalnya bunga mawar, bunga srigading).
(e) Kulit batang (cortex) diambil dari tanaman atau tumbuhan yang telah tua atau umun yang tepat, sebaiknya pada musim kemarau sehingga kulit kayu mudah dikelupas.
(f) Umbi Iapis (bulbus) dipanen pada waktu umbi mencapai besar optimum, yaitu pada waktu bagian atas tanaman sudah mulai mengering (misalnya bawang putih dan bawang merah).
(g) Rimpang atau “empon-empon (rhizomad) dipanen pada waktu pertumbuhan maksimal dan bagian di atas tanah sudah mulai mengering, yaitu pada permulaan musim kemarau

. Cara Panen

 Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemarandan dalam keadaan kering.
 Alat yang diguna-kan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanahyang tidak diperlukan. Seperti rimpang, alat untuk panen dapat menggunakan garpu atau cangkul.
 Bahan yang rusakatau busuk harus segera dibuang atau dipisahkan.
 Penempatan dalam wadah (keran-jang, kantong, karung dan lainlain)tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan tidak menumpuk dan tidak rusak.
 Selanjutnya dalam waktu pengangkutandiusahakan supaya bahan tidak terkena panas yang berlebihan, karena dapat menyebab-kan terjadinya proses fermentasi/ busuk.
 Bahan juga harus dijaga dari gang-guan hama (hama gudang, tikus dan binatang peliharaan).


Penanganan Pasca Panen
Pasca panen merupakan kelanjut-an dari proses panen terhadap tanaman budidaya atau hasil dari penambangan alam yang fungsinya antara lain untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya. Untuk memulai proses pasca panen perlu diperhatikan cara dan tenggang waktu pengumpulan bahan tanaman yang ideal setelah dilakukan proses panen tanaman tersebut. Selama proses pasca panen sangat penting diperhatikan keber-sihan dari alat-alat dan bahan yang digunakan, juga bagi pelaksananya perlu memperhatikan perlengkapan seperti masker dan sarung tangan. Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan simplisia tanaman obat yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.

Wednesday, October 21, 2009

Pengeringan Simplisia

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pem-busukan dapat terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu diperhatikan. Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40 – 600C dan hasil yang baik dari proses pengeringan adalahsimplisia yang mengandung kadar air 10%. Demikian pula dengan waktu pengeringan juga bervariasi, tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan seperti rimpang, daun, kayu ataupun bunga. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam proses pengeringan adalah kebersihan (khususnya pengeringan menggunakan sinar matahari), kelembaban udara, aliran udara dan tebal bahan (tidak saling menumpuk). Pengeringan bahan dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan sinar matahari ataupun secara modern dengan menggunakan alat pengering seperti oven, rak pengering, blower ataupun dengan fresh dryer. Pengeringan hasil rajangan dari temu-temuan dapat dilakukan dengan menggunakan sinar matahari, oven, blower dan fresh dryer pada suhu 30 – 500C. Pengeringan pada suhu terlalu tinggi dapat merusak komponen aktif, sehingga mutunya dapat menurun. Untuk irisan rimpang jahe dapat dikeringkan menggunakan alat pengering energi surya, dimana suhu pengering dalam ruang pengering berkisar antara 36 – 450C dengan tingkat kelembaban 32,8 – 53,3% menghasilkan kadar minyak atsiri lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan matahari langsung maupun oven. Untuk irisan temulawak yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung, sebelum dikeringkan terlebih dulu irisan rimpang direndam dalam larutan asam sitrat 3% selama 3 jam. Selesai peren-aman irisan dicuci kembali sampai bersih, ditiriskan kemudian dijemur dipanas matahari. Tujuan dari perendaman adalah untuk mencegah terjadinya degradasi kurkuminoid pada simplisia pada saat penjemuran juga mencegah penguapan minyak atsiri yang berlebihan. Dari hasil analisis diperoleh kadar minyak atsirinya 13,18% dan kurkumin 1,89%. Di samping menggunakan sinar matahari langsung, penjemuran juga dapat dilakukan dengan menggunakan blower pada suhu 40 – 500C. Kelebihan dari alat ini adalah waktu penjemuran lebih singkat yaitu sekitar 8 jam, dibandingkan dengan sinar matahari membutuhkan waktu lebih dari 1 minggu. Pelain kedua jenis pengeri-ng tersebut juga terdapat alat pengering fresh dryer, dimana suhunya hampir sama dengan suhu ruang, tempat tertutup dan lebih higienis. Kelemahan dari alat ter-sebut waktu pengeringan selama 3 hari. Untuk daun atau herba, pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan sinar matahari di dalam tampah yang ditutup dengan kain hitam, menggunakan alat pengering fresh dryer atau cukup dikering anginkan saja. Pengeringan dapat menyebabkan perubahan-perubahan hidrolisa enzimatis, pencokelatan, fermentasi dan oksidasi. Ciri-ciri waktu pengeringan sudah berakhir apabila daun ataupun temu-temuan sudah dapat dipatahkan dengan mudah. Pada umumnya bahan (simplisia) yang sudah kering memiliki kadar air ± 8 – 10%. Dengan jumlah kadar air tersebut kerusakan bahan dapat ditekan baik dalam pengolahan maupun waktu penyimpanan.

Thursday, September 24, 2009

Apa itu Farmasis?


Praktek kefarmasian dunia sekarang ini menuju ke arah yang mengintegrasikan antara patient-focused care dan pelayanan distribusi obat. Kecenderungan untuk tampil sebagai profesi yang paripurna akan diwujudkan dengan dilaksanakannya pharmaceutical care dimana farmasis bertanggungjawab akan ketepatan dari terapi obat dengan tujuan untuk mencapai luaran yang pasti dalam peningkatan kualitas hidup pasien. Empat luaran tersebut meliputi penyembuhan penyakit, menghilangkan atau mengurangi simptom yang muncul, menahan atau menghambat proses penyakit dan mencegah penyakit atau simptom tersebut. Pharmaceutical care membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang farmakoterapi, pemahaman yang baik tentang etimologi penyakit, pengetahuan tentang produk obat, kemampuan komunikasi yang kuat, monitoring obat, informasi obat dan keahlian perencanaan terapi serta kemampuan untuk memperkirakan dan menginterpretasikan data klinis yang ada. Menjamurnya apotek di Indonesia tidak menjamin pelaksanaan pharmaceutical care telah berlangsung optimal. Paradigma farmasis Indonesia saat ini dikenal dengan akronim “SI-ADI” yang merupakan kependekan dari “Simpan, Ambil dan Distribusi”. Terkesan hanya dari sisi managerialnya saja, lalu apa gunanya ilmu-ilmu yang lain? Kalau begitu, sarjana ekonomi lebih cocok daripada farmasis itu sendiri karena mereka yang lebih patut dijuluki “MANAGEMENT EXPERTS”. Terapi pengobatan pasien tidaklah sesederhana berobat ke dokter, ambil obat ke apotek lalu pulang. Obat, pada hakekatnya adalah racun bagi tubuh, yang bila tidak digunakan secara tepat akan membahayakan bagi pasien. Disinilah peran penting farmasis dibutuhkan. Karena pasien hanya mempunyai sedikit pengetahuan tentang obat atau bahkan tidak sama sekali. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, sesungguhnya tugas farmasis lebih banyak dibandingkan dokter. Dokter hanyalah sebagai inisiator mulainya terapi. Namun dalam proses sampai akhir terapi adalah bagian farmasis. Selama ini farmasis hanya bekerja di belakang layar yang kurang mendapatkan perhatian langsung dari masyarakat umum. Keberhasilan terapi sering dikaitkan dengan jasa dokter tanpa melibatkan jasa farmasis. Jika kita mau belajar dari negara tetangga kita, Malaysia, farmasis sangatlah dihargai karena farmasis mempunyai peranan dan manfaat yang penting bagi pasien. “Professional Fee” farmasis di Malaysia tidak hanya diperoleh dari jasa managerialnya saja, namun juga dari jasa konsultasi. Hampir sama dengan dokter, untuk mengeluarkan resep, dokter memperoleh “Professional Fee”. Lalu bagaimanakah dengan sistem konsultasi yang dapat dilaksanakan farmasis? Seperti yang telah disebutkan di muka, pelaksanaan Pharmaceutical care adalah tanggungjawab farmasis mengenai kesuksesan terapi obat. Kesuksesan tersebut tidak hanya dinilai dari ketepatan perkiraan indikasi, pemilihan obat serta dosis saja, namun perlu juga diperhatikan tingkat kepatuhan pasien yang meliputi cara penggunaan, waktu penggunaan serta hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari selama proses terapi. Jika pasien memahami dengan betul proses dan manfaat terapi, maka tingkat kesuksesan dari terapi tersebut akan optimal. Dari sisi inilah farmasis akan mendapatkan kepercayaan langsung pasien karena manfaat secara langsung profesi farmasi dapat dirasakan. Dengan demikian, profesi farmasi dalam sistem pelayanan kesehatan terutama di Indonesia ini tidaklah lagi dikesampingkan dan pengabdian profesi farmasi akan jauh lebih bermakna. Inilah hakekat profesi farmasi yang paripurna. Dari sisi ini, pasien akan diuntungkan, terapi yang dilaksanakan akan sukses dengan meminimalisir medication error yang mungkin terjadi karena ketidakpatuhan. Dari sisi ini, farmasis juga diuntungkan, seperti misalnya farmasis memiliki legal protection dalam arti farmasis telah berupaya memberikan konseling yang holistik sehingga medication error akan minimal dan kalaupun terjadi, besar kemungkinan karena pasien tidak patuh (dalam hal ini pasien tidak dapat menuntut farmasis kecuali terdapat kesalahan dalam konseling). Selain itu posisi farmasis dalam sistem pelayanan kesehatan juga tidak dapat digantikan karena farmasis merupakan “DRUG EXPERTS”. Yang paling utama adalah farmasis mendapatkan kepuasan kerja karena telah dapat menolong seseorang untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dan yang terakhir, farmasis akan memperoleh professional fee yang berupa consulting service revenue. Sedikit mengutip kata-kata bijak….manakala nilai hidup ini hanya untuk diri kita, maka akan tampak bagi diri kita bahwa kehidupan itu kecil dan singkat. Yang dimulai sejak kita memahami arti hidup dan berakhir hingga batas akhir hidup kita.

Friday, August 21, 2009

Download

Struktur Sel
00

Thursday, July 9, 2009

Manfaat Menggosok Gigi

Bangun tidur ku terus mandi
Tidak lupa menggosok gigi

Habis mandi ku tolong ibu
Membersihkan tempat tidur ku
Lirik

lagu di atas mungkin sangat familiar bagi kita di masa kanak-kanak. Di balik lirik syairnya yang sederhana dan mudah dihafal ternyata ada penjelasan ilmiah yang perlu kita perhatikan. Lirik kedua “tidak lupa menggosok gigi” mengingatkan kita bagaimana pentingnya menggosok gigi. Bahkan Ikatan Dokter Gigi Indonesia (IDGI) menyarankan untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sekali. Ada apakah gerangan? Berikut adalah penjelasan sederhana kenapa kita mesti menggosok gigi. Air liur (secara ilmiah disebut dengan saliva) mengandung lebih dari seratus milyar (108) bakteri per milimeternya. Dalam air liur juga mengandung lapisan tipis glikoprotein yang menempel pada enamel gigi, dan menjadi medium pertumbuhan bagi milyaran bakteri tersebut. Di antara milyaran bakteri tersebut, Streptococccus mutans merupakan bakteri yang menyebabkan pembusukan dan menyebabkan lubang pada gigi. Bakteri ini menghasilkan suatu enzim khusus yang dikenal dengan glukosil transferase yang berkerja secara spesifik dalam penguraian sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (sukrosa merupakan jenis gula yang kita konsumsi sehari-hari). Enzim ini selanjutnya akan merombak glukosa yang telah diuraikan tadi menjadi suatu polisakarida yang disebut dengan dextran. Plak gigi (dental plaque), atau disebut juga dengan karang gigi, merupakan sejumlah besar dextran yang menempel pada enamel gigi dan menjadi media pertumbuhan bagi berbagai jenis bakteri tersebut. Pembentukan plak gigi ini merupakan langkah awal dalam proses pembusukan gigi. Hasil penguraian sukrosa yang kedua adalah fruktosa. Bakteri Lactobacillus bravis mengubah fruktosa menjadi asam laktat melalui serangkaian reaksi glikolisis dan fermentasi. Terbentuknya asam laktat akan menyebabkan penurunan pH pada permukaan gigi. Suasana asam ini menyebabkan kalsium dari enamel gigi akan terurai atau rusak. Secara alamiah kita memproduksi 1 liter air liur setiap hari yang berguna mengurangi keasaman mulut. Akan tetapi, plak gigi yang terbentuk tidak bisa diuraikan oleh air liur tersebut. Plak gigi ini menahan keberadaan bakteri. Akibatnya asam laktat akan tetap terbentuk dan tetap akan merusak enamel gigi. Menggosok gigi secara teratur dapat membantu mengurangi pembentukan plak gigi. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung sukrosa juga merupakan langkah pencegahan kerusakan gigi. Kontrol kesehatan gigi secara berkala merupakan salah satu langkah menjaga kesehatan gigi. Agar kita dapat membantu ibu bukan hanya sekedar membersihkan tempat tidur lho

Monday, July 6, 2009

Pembuatan Tape


Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.

Inokulum tape, atau sering disebut ragi tape, telah lama diteliti. Dwidjoseputro & Wolf (1970) merupakan salah satu peneliti pertama yang berusaha mengidentifikasi mikroorganisme dari ragi tape dan berhasil mengidentifikasi dua spesies khamir yaitu Candida lactosa dan Pichia malanga. Djien (1972) adalah peneliti lain yang berhasil mengidentifikasi kapang Chlamydomucor oryzae, lima spesies dari genus Mucor dan satu spesies Rhizopus, serta khamir Pichia burtonii dan Endomycopsis fibuliger dari ragi tape. Chlamydomucor oryzae merupakan sinonim dari Amylomyces rouxii, dan nama terakhir tersebut merupakan nama yang sekarang digunakan (Ellis et al. 1976), Endomycopsis fibuliger dan Candida lactosa merupakan sinonim dari Saccharomycopsis fibuligera (Barnett et al. 2000), sedangkan Pichia malanga merupakan sinonim Saccharomycopsis malanga (Barnett et al. 2000). Penelitian-penelitian terbaru mengungkapkan spesies-spesies lain yang terdapat dalam ragi tape selain yang telah disebutkan di atas, antara lain khamir Candida utilis dan Saccharomyces cerevisiae,serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. (Gandjar 2003).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.

Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol.

Bunga Bangkai (rafflesia arnoldi)

Kita tentunya sudah sering mendengar nama bunga bangkai, namun saya yakin masih banyak diantara anda yang belum pernah melihatnya, apalagi memakannya! Ya, dimakan! Yang akan kita bahas bukanlah bunga bangkai Rafflesia arnoldii yang berbentuk ceper seperti piring dan endemik Bengkulu, melainkan bunga bangkai dari genus Amorphophallus yang bentuknya seperi corong yang menjulang ke atas. Nama genus Amorphophallus sendiri berasal dari dua kata Yunani amorphos dan phallos. Kata pertama berarti “tak berbentuk”, dan kata kedua artinya “penis”. Nama ini mengacu pada spadix bunga bangkai yang dianggap mirip alat kelamin pria.

Kingdom : Plantae
(Informal) : Spermatophyta
(Informal) : Monocotyledonae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Familia : Araceae
Sub Familia: Aroideae
Tribe : Thomsonieae
Genus : Amorphophallus

Jangan menyangka bahwa bunga bangkai adalah tumbuhan yang langka, nyatanya kita dapat membeli bunga bangkai di pasar Keputran. Jika sempat bermain ke pasar, tanyalah kepada penjual umbi-umbian nama suweg, mbote, atau iles-iles. Itu adalah umbi bunga bangkai yang untuk mendapatkannya, kita cukup mengeluarkan Rp 1000,-. Iles-iles (Amorphophallus konjac) dimanfaatkan untuk membuat konyaku (jelly asal Jepang) dan bahkan jika difermentasi akan menghasilkan minuman beralkohol yang harganya lumayan mahal. Jika punya sebotol Hennesy X.O (eXtra Old), anda akan melihat tulisan “cognac”. Itu mengacu pada A. konjac yang merupakan bahan bakunya. Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) tidak kalah menariknya. Setelah diproses untuk menghilangkan getahnya yang gatal (karena mengandung kalsium oksalat / CaC2O4) dengan cara dicuci dengan air garam atau asam sitrat,direbus dan dibumbui, suweg sangatlah nikmat untuk dikonsumsi. Selain itu, suweg juga bisa dijadikan keripik dengan cara dipotong tipis-tipis, dijemur, dibumbui, lalu digoreng kering. Bahkan, bunga dari bunga bangkai ini juga bisa dikonsumsi dengan cara dipotong menjadi lembaran-lembaran seukuran telapak tangan, kemudian ditumis. Rasanya mirip sekali dengan jamur kuping.

Jika berniat untuk menanam bunga bangkai di halaman rumah (jangan khawatir karena sebenarnya bunga bangkai tidak berbau busuk, hanya saja mirip terasi), siapkanlah gentong berdiameter 50 cm yang sudah diisi media berupa tanah yang porous (gembur). Campurkanlah pupuk NPK butiran sebanyak 3 atau 4 sendok makan ke dalam tanah dan aduk hingga rata. Kemudian, pilihlah umbi bunga bangkai yang ingin anda tanam, bisa berupa suweg atau mungkin bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanium. Tanam umbi sedalam 5-10 cm. Nantinya umbi akan mengeluarkan batang selama musim kemarau, dan jika persediaan makanan sudah mencukupi, niscaya ia akan berbunga pada musim penghujan. Jika cadangan makanan belum terpenuhi, ia akan mengumpulkan lagi pada musim kemarau berikutnya, dan seterusnya sampai memiliki cukup cadangan makanan untuk berbunga. Penulis sendiri telah mencoba menanam berbagai jenis bunga bangkai dan berhasil membungakan beberapa diantaranya, yakni A. gigas, A. paeoniifolius, A. konjac, A. beccarii, dan A. borneensis.

Bagaimana Diterjen Bekerja?


Sebagai bahan pembersih lainnya, deterjen merupakan buah kemajuan teknologi yang memanfaatkan bahan kimia dari hasil samping penyulingan minyak bumi, ditambah dengan bahan kimia lainnya seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, dan bahan pewangi. sekitar tahun 1960-an, deterjen generasi awal muncul menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) yang mampu menghasilkan busa. Namun karena sifat ABS yang sulit diurai oleh mikroorganisme di permukaan tanah, akhirnya digantikan dengan senyawa Linier Alkyl Sulfonat (LAS) yang diyakini relatif lebih akrab dengan lingkungan.

Pada banyak negara di dunia penggunaan ABS telah dilarang dan diganti dengan LAS. Sedangkan di Indonesia, peraturan mengenai larangan penggunaan ABS belum ada. Beberapa alasan masih digunakannya ABS dalam produk deterjen, antara lain karena harganya murah, kestabilannya dalam bentuk krim/pasta dan busanya melimpah.

Penggunaan sabun sebagai bahan pembersih yang dilarutkan dengan air di wilayah pegunungan atau daerah pemukiman bekas rawa sering tidak menghasilkan busa. Hal itu disebabkan oleh sifat sabun yang tidak akan menghasilkan busa jika dilarutkan dalam air sadah (air yang mengandung logam-logam tertentu atau kapur). Namun penggunaan deterjen dengan air yang bersifat sadah, akan tetap menghasilkan busa yang berlimpah.

Sabun maupun deterjen yang dilarutkan dalam air pada proses pencucian, akan membentuk emulsi bersama kotoran yang akan terbuang saat dibilas. Namun ada pendapat keliru bahwa semakin melimpahnya busa air sabun akan membuat cucian menjadi lebih bersih. Busa dengan luas permukaannya yang besar memang bisa menyerap kotoran debu, tetapi dengan adanya surfaktan, pembersihan sudah dapat dilakukan tanpa perlu adanya busa.

Opini yang sengaja dibentuk bahwa busa yang melimpah menunjukkan daya kerja deterjen adalah menyesatkan. Jadi, proses pencucian tidak bergantung ada atau tidaknya busa atau sedikit dan banyaknya busa yang dihasilkan. Kemampuan daya pembersih deterjen ini dapat ditingkatkan jika cucian dipanaskan karena daya kerja enzim dan pemutih akan efektif. Tetapi, mencuci dengan air panas akan menyebabkan warna pakaian memudar. Jadi untuk pakaian berwarna, sebaiknya jangan menggunakan air hangat/panas.

Pemakaian deterjen juga kerap menimbulkan persoalan baru, terutama bagi pengguna yang memiliki sifat sensitif. Pengguna deterjen dapat mengalami iritasi kulit, kulit gatal-gatal, ataupun kulit menjadi terasa lebih panas usai memakai deterjen.

Manfaat Bawang Sebagai Obat Anti Kanker


A. Sekilas Tentang Bawang Putih

Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. Berakar serabut. Bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya payung.

B. Klasifikasi Bawang Putih

Klasifikasi bawang putih, yaitu :
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum
Nama umum : bawang putih
Nama daerah :
Sumatera : bawang putih (Melayu), lasun (Aceh), dasun (Minangkabau), lasuna (Batak), bacong landak (Lampung).
Jawa : bawang bodas (Sunda), bawang (Jawa), babang pole (Madura).
Kalimantan : bawang kasihong (Dayak).
Sulawesi : lasuna kebo (Makasar), lasuna pote (Bugis), pia moputi (Gorontalo).
Nusa Tenggara : Incuna.

C. Kandungan Kimia dan Sifat Kimiawi Bawang Putih

Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat anti bakteri dan antiseptik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Daya ini mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Umbi batang mengandung zat-zat:
1. Kalsium : bersifat menenangkan sehingga cocok sebagai pencegah hipertensi.
2. Saltivine : bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf.
3. Diallysulfide, alilpropil-disulfida : anti cacing.
4. Belerang
5. Protein
6. Lemak
7. Fosfor
8. Besi
9. Vitamin A, B1 dan C.

D. Manfaat Bawang Putih

Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternatif sebagai berikut :

a. Bawang putih Flu dan Batuk.

Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya memiliki bau dan rasa yang khas dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membran mucous di saluran pernapasan, yang membantu melegakan pemampatan dan mengeluarkan lendir. Bawang putih mentah mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit. Pada tahun 1992, peneliti dari Universitas Brigham Young di Utah melaporkan bahwa bawang tumbuk dalam minyak membunuh bukan hanya membunuh rhinivirus tipe 2 (penyebab umun flu), tetapi juga membunuh 2 macam herpes (penyakit kulit menular) dan beberapa virus umum lainnya.

Bagaimana cara memanfaatkannya? Makanlah bawang putih sebanyak-banyaknya segera setelah anda merasa sakit atau tambahkan bawang putih pada masakan. Anda juga dapat membuat obat batuk dengan resep ini : Hancurkan bawang dan masukan ke dalam susu dingin di dalam panci, lalu panaskan sekitar 1-2 menit, dan minum hangat-hangat.

b. Bawang Putih dan Kolesterol

Sekarang ada lebih dari 12 studi yang dipublikasikan di seluruh dunia yang memastikan bahwa bawang putih dalam berbagai bentuk dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bawang ini dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Salah satu studi yang dipublikasikan di “The Journal of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil HAW tahun 1994 menyebutkan bahwa bawang putih merupakan agen untuk mengurangi lemak. Penulis menyatakan bahwa suplemen bawang merupakan bagian terpenting dalam penyembuhan kolesterol tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan, penurunan terjadi sebesar 12 % dari total kolesterol. Penurunan ini terjadi setelah 4 minggu perawatan.

c. Bawang Putih dan Kanker

Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker, terutama kanker perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung dalam bawang putih membantu hati memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia yang menyebabkan kanker beberapa penelitian epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih lebih rendah resikonya terkena kanker perut dan usus besar. Untuk memastikan bahwa anda akan mendapatkan hasil yang maksimal, peneliti dari Penn State Unipersity merekomendasikan untuk membiarkan dulu potongan atau tumbukan bawang selama paling sedikit 10 menit, memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan yang membantu memerangi kanker.

d. Bawang Putih dan Kehamilan

Riset terbaru menunjukkan bahwa menkonsumsi bawang putih selama kehamilan mengurangi resiko komplikasi kehamilan pre-eclampsia (meningkatkan tekanan darah kandungan protein dalam urine). Studi–studi juga mengungkapkan bahwa bawang putih juga membantu menaikkan lambatnya berat badan bayi yang terlalu kecil. Riset dilakukan oleh Dr. D. Sooranna, Ms J. Hirani dan Dr. I Das di Academic Department of Obsterrics dan Gynaecology, Chelsea dan Westminster Hospital in London UK. Mereka menyimpulkan bahwa walaupun pre-eclampsia dan kelambatan pertumbuhan merupakan kondisi yang kompleks, mengkonsumsi tablet bawang putih secara standar selama masa kehamilan dapat mengurangi kemungkinan–kemungkinan komplikasi pada kelahiran. Mereka memfokuskan pada kelambatan pertumbuhan pada bayi dan pre-eclampsia, kondisi yang sangat berbahaya bagi ibu dan anak yang terjadi pada kira–kira satu diantara sepuluh kehamilan.

Eksperimen menunjukkan bahwa menambahkan ekstrak bawang putih pada sel–sel plaasenta yang kemungkinan menderita kondisi–kondisi tersebut terbukti dapat menstimulasi pertumbuhan. Lebih jauh lagi, kegiatan enzim–enzim penting yang berkurang pada kehamilan tidak normal juga sangat meningkat dengan diberikannya bawang putih.

e. Sebagai Penyembuh Wasir

Pertama bersihkan dulu daerah anus dan sekitarnya dengan air hangat dan sabun, oleskan jus/beberapa siung bawang putih yang sudah dimemarkan sebanyak 3-5 kali pada anus yang telah dibersihkan, tunggu beberapa menit lalu bersihkan.

f. Meningkatkan Stamina

Setelah dikaji secara mendalam, ternyata bawang putih dapat menjadi sumber stamina dan kekuatan fisik yang tinggi. Walaupun sebelumnya mereka jarang sekali sakit, tiba-tiba mereka mudah terserang flu, orang – orang seperti inilah yang terutama membutuhkan daya pembangun stamina yang terdapat di bawang putih. Orang-orang yang mudah lelah seharusnya menambah stamina mereka dengan makan sedikit bawang putih setiap hari dalam jangka waktu yang lama. Caranya, bisa kita campurkan dalam olahan masakan kita dan menelannya.

g. Mengontrol Gejala Diabetes

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit bawaan yang ditandai oleh tak cukupnya insulin di dalam tubuh, sebagai akibat kelebihan gula di dalam darah dan urine, serta kelaparan yang hebat dan kehausan. Penderitanya selalu ingin makan yang manis-manis, dan walaupun ia suka makan yang manis-manis dan makanan lainnya, berat badan cenderung berkurang. Gejala utamanya, menurunnya daya tahan tubuh terhadap kuman dan bakteri gangguan kulit serta berkurangnya gairah seksual, penyakit usus dan pembuluh darah. Penggunaan bawang putih secara bijaksana dalam diet merupakan salah satu cara mendapatkan manfaat terbesar dari makanan yang dimakan dengan demikian menyumbang pada kondisi tubuh yang baik.

E. Pengaruh Pemakaian Bawang Putih

Akibat mengkonsumsi bawang putih terlalu banyak membuat napas kita menjadi bau, untuk menghilangjkannya kita dapat melakukan cara –cara berikut ini :
1. Meminum air teh kental atau kopi setelah mengkonsunsi bawang putih
2. Memakan kulit limau dengan cara dikunyah
3. Mengimbangi dengan makanan yang terbuat dari protein, hati, dan telor
4. Menggunakan bawang putih dengan cara direbus terlebih dahulu atau dijadikan acar

Dalam mengkonsumsi bawang putih sebaiknya tidak dimakan mentah, karena dapat mengganggu lambung. Oleh karena itu dianjurkan agar bawang putih terlebih dahulu direbus, digoreng, atau dipanggang dulu sebelum makan. Tetapi bawang putih tidak boleh digunakan dalam bentuk apapun sewaktu terdapat serangan penyakit di bagian perut dan usus besar.

Bahaya Dehidrasi


Kita mungkin sudah sering mengucapkan kata dehidrasi. Haus sedikit saja kita sering berkelakar demikian. Istilah dehidrasi memang sudah tidak asing lagi. Dehidrasi berarti kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk. Dan ini bisa menyerah siapa saja, dari anak kecil hingga orang tua. Hanya saja dehidrasi kerap dianggap sebagai masalah sepele.

Padahal, sebenarnya dehidrasi itu cukup berbahaya. Yang paling rentan terkena dehidrasi adalah anak kecil dan orang tua. Soalnya, tubuh anak kecil banyak mengandung lemak, dan lemak hanya mengandung air lebih kurang 20 persen. Sementara itu pada tubuh orang tua, kadar air dalam tubuhnya sudah semakin menurun akibat proses penuaan organ-organ tubuh.

Tapi, kalau dilihat dari perbedaan jenis kelamin, maka perempuanlah yang lebih mudah terserang dehidrasi dibandingkan dengan laki-laki. Penyebabnya sama seperti pada anak kecil, tubuh perempuan lebih banyak lemak daripada tubuh laki-laki. Namun, di antara semua itu, ternyata remajalah yang paling sering terkena dehidrasi. Pasalnya, remaja mempunyai banyak kegiatan. Akibatnya, aktivitas fisik pun meningkat drastis dan menguras bayak keringat.

Prinsip terjadinya dehidrasi sebenarnya sederhana. Ketika kita melakukan banyak kegiatan, maka cairan tubuh akan terkuras. Kulit banyak mengeluarkan keringat. Paru-paru pun banyak mengeluarkan uap melalui pernafasan.

Lantaran dianggap sepele, tanda-tanda kemunculan dehidrasi kerap kali tak disadari. Gejala kalau kita kena dehidrasi ringan seperti haus, mulut kering, dan bibir kering, sering dianggap sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja. Baru kalau sudah memasuki tingkat yang lebih tinggi lagi (dehidrasi sedang), dan muncul tanda-tanda lain seperti tonus kulit jadi menurun (kalau dicubit kulit akan lama kembali ke bentuk semula, alias kulit tidak kenyal), dan berat badan menurun, kita menjadi lebih sadar. Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia.

Orang yang terkena dehidrasi selain jadi jarang kencing dan jumlahnya sedikit, warna air seninya juga menjadi lebih pekat. Untuk masalah perubahan air seni, semakin tinggi tingkat dehidrasinya, warna air seni akan semakin pekat. Penyebabnya, kalau dehidrasi, tubuh secara otomatis akan menahan semua cairan, termasuk cairan yang mestinya dibuang seperti air seni. Semakin lama air seni itu ditahan, maka jumlah kotoran yang terkandung di dalamnya semakin banyak, hingga mengakibatkan warnanya menjadi keruh.

Mencegah dehidrasi sebenarnya mudah saja. Namanya juga penyakit sepele, penanganannya pun sepele pula. Sering-sering saja minum. Dan air yang diminum sangat dianjurkan air putih. Bukan kopi, teh apalagi minuman bersoda. Meminum kopi, teh atau soda malah membuat keadaan rubuh tambah parah. Maklum, minuman-minuman tersebut mengandung kafein yang hanya akan menambah frekuensi kencing. Jika kita terus menerus kencing, otomatis kita akan semakin banyak pula kehilangan cairan tubuh.

Cara pencegahan lain, kalau hendak beraktivitas di luar ruangan, usahakan saja mengenakan pakaian yang terbuat dari katun. Soalnya, pakaian yang menyerap keringat sangat membantu mengurangi penguapan cairan tubuh.

EFEK MERKURI

Merkuri dilambangkan dengan Hg, akronim dari Hydragyrum yang berarti perak cair. Merkuri merupakan salah satu unsur logam yang terletak pada golongan II B pada sistem periodik, dengan nomor atom 80 dan nomor massa 200.59. Logam merkuri dihasilkan secara alamiah diperoleh dari pengolahan bijihnya, Cinabar, dengan oksigen (Palar;1994).

Logam merkuri yang dihasilkan ini, digunakan dalam sintesa senyawa senyawa anorganik dan organik yang mengandung merkuri. Dalam kehidupan sehari-hari, merkuri berada dalam tiga bentuk dasar, yaitu : merkuri metalik, merkuri anorganik dan merkuri organik

Merkuri metalik dikenal juga dengan istilah merkuri unsur (mercury element), merupakan bentuk logam dari merkuri. logam ini berwarna perak. Jenis merkuri ini digunakan pada alat-alat laboratorium seperti termometer raksa, termostat, spignometer, barometer dan lainya. Secara umum logam merkuri memiliki karakteristik sebagai berikut, Berwujud cair pada suhu kamar (250C) dengan titik beku (-390C). Merupakan logam yang paling mudah menguap. Memiliki tahanan listrik yang sangat rendah, sehingga digunakan sebagai penghantar listrik yang baik. Dapat membentuk alloy dengan logam lain (disebut juga dengan amalgam)

Merkuri metalik digunakan secara luas dalam industri, diantaranya sebagai katoda dalam elektrolisis natrium klorida untuk menghasilkan soda kautik (NaOH) dan gas klorin. Logam ini juga digunakan proses ektraksi logam mulia, terutama ekstraksi emas dari bijihnya, digunakan juga sebagai katalis dalam industri kimia serta sebagai zat anti kusam dalam cat.

Merkuri metalik dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan. Termometer merkuri yang pecah merupakan salah satu contohnya. Ketika termometer pecah, sebagian dari merkuri menguap ke udara. Merkuri metalik tersebut dapat terhirup oleh manusia yang berada di dekatnya.

Delapan puluh persen (80%) dari merkuri uap yang terhirup, diabsorbsi oleh alveoli paru-paru. Merkuri metalik ini masuk dalam sistem peredaran darah manusia dan dengan bantuan hidrogen peroksidase merkuri metalik akan dikonversi menjadi merkuri anorganik.

Penggunaan merkuri metalik yang lain dan paling umum adalah pada amalgam gigi. Amalgam gigi mengandung 50 % unsur merkuri, 35 % perak, 9 % timah 6 % tembaga dan seng. Amalgam ini digunakan sebagai penambal gigi berlobang.

Tambalan amalgam melepaskan partikel mikroskopik dan uap merkuri. Kegiatan mengunyah dan meminum makanan dan minuman yang panas menaikan frekuensi lepasnya tambalan gigi. Uap merkuri tersebut akan di serap oleh akar gigi, selaput lendir dari mulut dan gusi, dan ditelan, lalu sampai ke kerongkongan dan saluran cerna.

Merkuri metalik dalam saluran gastrointestinal akan dikonversi menjadi merkuri sulfida dan diekskresikan melalui feces. Para peneliti dari Universitas Of Calgari melaporkan bahwa 10 % merkuri yang berasal dari amalgam pada akhirnya terakumulasi di dalam organ-organ tubuh (McCandless;2003)

Merkuri metalik larut dalam lemak dan didistribusikan keseluruh tubuh. Merkuri metalik dapat menembus Blood-Brain Barier (B3) atau Plasenta Barier. Keduanya merupakan selaput yang melindungi otak atau janin dari senyawa yang membahayakan. Setelah menembus Blood-Brain Barier, merkuri metalik akan terakumulasi dalam otak. Sedangkan merkuri yang menembus Placenta Barier akan merusak pertumbuhan dan perkembangan janin.

Referensi

Kaim, wolfgang. 1951, Bioinorganik Chemistry : Inorganic Element In The Chemistry Of Life : An Introduction and Guide. England John Wiley & Sons.

McCandless, Jaquelyn., Siregar, Ferdina (ptjm). 2003, Anak-anak dengan Otak yang “lapar”, Panduan penanganan medis untuk penyandang ganguan spectrum autism (tjm). Jakarta. Grasindo.

Palar, Heryanto. 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta. Rineke Cipta.

Patrick, Lyn. 2002, Mercury Toxicity and Anti Oksidant: part I: Role Of Gluthatione And Alpha-Lipoic Acid in The Treatment of Mercury Toxicity. Alternative Medicine Review Vol 7 (6) 456-471.

Fermentasi Etanol

Saccharomyces cerevisiae telah lama digunakan dalam industri alkohol dan minuman beralkohol sebab memiliki kemampuan dalam memfermentasi glukosa menjadi ethanol. Hal yang menarik adalah proses fermentasi ethanol pada khamir tersebut berlangsung pada kondisi aerob.

Menurut Pasteur, keberadaan oksigen akan menghambat jalur fermentasi di dalam sel khamir sehingga sumber karbon yang ada akan digunakan melalui jalur respirasi. Fenomena ini sering disebut sebagai Pasteur effect (Walker 1998). Pada sel-sel prokariota dan eukariota, Pasteur effect banyak dijumpai, salah satu contoh adalah fermentasi asam laktat oleh sel otot manusia ketika kekurangan oksigen. Berdasarkan fenomena ini, seharusnya produksi ethanol oleh khamir terjadi pada kondisi anaerob. Namun ternyata, Pasteur effect pada sel khamir diamati pada sel yang telah memasuki fase stasioner (resting), sedangkan produksi alkohol terjadi ketika sel berada pada fase pertumbuhan (fase log) (Alexander & Jeffries 1990). Hal inilah yang membuat Pasteur effect diduga bukan fenomena yang terjadi saat produksi ethanol oleh Saccharomyces cerevisiae.

Herbert Crabtree pada tahun 1929 menemukan suatu fenomena lain yang terjadi pada sel tumor dimana pada sel tersebut jalur fermentasi dominan terjadi walaupun dalam kondisi aerob (Alexander & Jeffries 1990). Pada tahun 1948, Swanson dan Clifton pertama kali menunjukkan bahwa fenomena tersebut terjadi pada sel Saccharomyces cerevisiae yang sedang tumbuh dan menghasilkan ethanol sebagai produk fermentasi selama terdapat glukosa dalam jumlah tertentu di dalam medium pertumbuhannya (Alexander & Jeffries 1990). Fenomena tersebut awalnya disebut contre-effect Pasteur sebelum istilah Crabtree effect digunakan (de Dekken 1966). Crabtree effect pada khamir dapat diamati ketika medium pertumbuhan mengandung glukosa dalam konsentrasi yang tinggai (diatas 5 mM) (Walker 1998). Berdasarkan de Dekken (1966), Crabtree effect tidak terjadi pada semua khamir, namun hanya pada beberapa species saja, antara lain Saccahromyces cerevisiae, S. chevalieri, S. italicus, S. oviformis, S. pasteurianus, S. turbidans, S. calsbergensis, Schizosaccharomyces pombe, Debaryomyces globosus, Bretanomyces lambicus, Torulopsis dattila, T. glabrata, dan T. colliculosa. Terdapat tiga mekanisme yang menjelaskan Crabtree effect: 1. represi katabolit; 2. inaktivasi katabolit; dan 3. kapasitas respirasi yang terbatas.

Represi katabolit terjadi ketika glukosa, atau produk awal metabolisme glukosa, menekan sintesis berbagai enzim respirasi (Fietcher et al. 1981). Namun mekanisme detil, seperti senyawa yang memberikan sinyal untuk menekan sintesis tersebut, masih belum jelas (Walker 1998). Ide awal represi katabolit dicetuskan oleh von Meyenberg pada tahun 1969 (Alexander & Jeffries 1990) yang menumbuhkan S. cerevisiae dalam medium yang mengandung glukosa dengan metode continues culture. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa saat konsentrasi sel rendah, jalur metabolisme yang digunakan adalah respirasi, sedangkan ketika konsentrasi sel telah mencapai suatu angka kritis, fermentasi ethanol terjadi. Dari hasil tersebut diduga pada konsentrasi sel yang rendah, enzim-enzim respirasi masih mencukupi untuk melakukan jalur respirasi, namun saat konsentrasi sel bertambah, konsentrasi enzim tidak bertambah sebab ditekan sintesisnya oleh glukosa, sehingga jalur respirasi terhenti dan digantikan oleh fermentasi. Selain represi terhadap sintesis enzim, konsentrasi gula yang tinggi juga akan mengganggu struktur mitokondria khamir, sebagai contoh hilangnya membran dalam dan kristae. Namun struktur tersebut akan kembali normal saat jalur respirasi menggantikan fermentasi ethanol (Walker 1998). Perubahan struktur tersebut akan menghambat siklus Krebs dan fosforilasi oksidatif yang berlangsung di mitokondria.

Inaktivasi katabolit terjadi ketika glukosa menonaktifkan enzim kunci dalam jalur respirasi, contohnya fruktosa 1,6-bifosfatase (FBPase). Inaktivasi terjadi pertama-tama melalui proses fosforilasi enzim, kemudian diikuti dengan pencernaan protein enzim di dalam vakuola (Walker 1998). Mekanisme inaktivasi FBPase pada S. cerevisiae dimulai dengan peningkatan konsentrasi cAMP dan FBPase di dalam sel oleh glukosa. Kenaikan kedua molekul tersebut akan memicu cAMP-dependent protein kinase untuk melakukan fosforilasi terhadap FBPase (Francois et al. 1984).

Mekanisme terakhir yang menjelaskan Crabtree effect pada khamir adalah keterbatasan kapasitas respirasi khamir yang diusulkan oleh Bardford & Hall (1979). Kedua peneliti tersebut melakukan penelitian yang mirip dengan von Meyenberg, namun tidak menemukan bukti adanya represi katabolit oleh glukosa. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa khamir-khamir yang mampu melakukan fermentasi aerob memiliki keterbatasan kapasitas respirasi. Ketika glukosa terdapat dalam konsentrasi tinggi, glikolisis akan berjalan dengan cepat sehingga menghasilkan pyruvat dalam jumlah yang tinggi. Namun keterbatasan khamir tersebut untuk menggunakan pyruvat dalam jalur respirasi selanjutnya (Siklus Krebs dan fosforilasi oksidatif) menyebabkan pyruvat yang tersisa dirubah secara fermentatif menjadi ethanol. Kebalikannya, khamir yang tidak melakukan fermentasi aerob dianggap memiliki kapasitas respirasi yang tidak terbatas sehingga mampu menggunakan seluruh pyruvat yang dihasilkan dari glikolisis walaupun jumlah glukosa di medium tinggi (Alexander & Jeffries 1990).

Acuan:
Alexander, M.A. & T.W. Jeffries. 1990. Respiratory efficiency and metabolize partitioning as regulatory phenomena in yeasts. Enzyme Micobe. Technol. 12: 2-29.
Bardford, J.P. & R.J. Hall. 1979. An examination of the crabtree effect in Saccharomyces cerevisiae: The role of respiration adaptation. Journal of General Microbiology, 114: 267 - 275.
de Dekken, R.H. 1966. The Crabtree effect: A regulatory system in yeast. J. gen. Microbiol. 44: 149 - 156.
Walker, G.M. 1998. Yeast: Physiology and biotechnology. John Wiley & Sons, Chichester: xi + 350 hlm.

Molekul Kiral Dari "Thalidomide" Sampai "L-DOPA"


APA itu kiral? Kata "kiral" berasal dari bahasa Yunani "cheir" yang artinya tangan. Coba bayangkan tangan kiri berada di depan cermin, tentu saja bayangannya adalah tangan kanan. Sekarang posisikan tangan kiri dan tangan kanan menghadap ke bawah atau ke arah lantai. Kemudian letakan tangan kiri di atas tangan kanan anda. Terlihat, tangan kanan tidak bisa diimpitkan dengan tangan kiri kita.

Hal yang sama juga berlaku bagi molekul-molekul organik tertentu. Pada gambar 1, dapat dilihat senyawa Alanine memiliki dua struktur yang berbeda. Sebutlah A dan B yang analog dengan tangan kiri dan tangan kanan kita. A dan B sering disebut sebagai stereoisomer (isomer ruang) atau isomer optis. Harus diingat, suatu molekul organik disebut molekul kiral jika terdapat minimal satu atom C yang mengikat empat gugus yang berlainan seperti senyawa Alanine pada gambar 1. Molekul-molekul kiral memiliki sifat yang sangat unik yaitu sifat optis. Artinya suatu molekul kiral memiliki kemampuan untuk memutar bidang cahaya terpolarisasi pada alat yang disebut polarimeter.

Sistem tata nama isomer optik diperkenalkan Chan-Ingold-Prelog yang menglasifikasikan atom C kiral sebagai R atau S. Sistem tata nama ini sering dinamakan konfigurasi mutlak/absolut. Contohnya (2R,3S)-2,3 dibromo pentana. Pada tulisan ini tidak akan dijelaskan aturan penamaan R dan S, tetapi para pembaca dapat membacanya di literatur organik tingkat kuliah. Dengan sistem tata nama ini diperkenalkan dua klasifikasi stereoisomer, yaitu enantiomer dan diastereoisomer. Definisi dari enantiomer dan diastereoisomer sedikit rumit tetapi akan dijelaskan secara sederhana.

  1. (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana
  2. (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana
Sekarang penjelasan berikut ini :
  1. Jika di antara sepasang stereoisomer tidak ada atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah enantiomer. Seperti contoh pertama (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana.
  2. Jika di antara sepasang stereoisomer terdapat minimal satu atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah diastereoisomer. Seperti contoh kedua (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana.

Sebagian masyarakat mungkin kurang memperhatikan sifat optis suatu senyawa organik, padahal reaksi kimia dalam sistem biologis makhluk hidup sangat stereospesifik. Artinya suatu stereoisomer akan menjalani reaksi yang berbeda dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Bahkan terkadang suatu stereoisomer akan menghasilkan produk yang berbeda dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Contohnya adalah:

  1. Obat Thalidomide
    Obat ini dipasarkan di Eropa sekira tahun 1959-1962 sebagai obat penenang. Obat ini memiliki dua enantiomer, di mana enantiomer yang berguna sebagai obat penenang adalah (R)-Thalidomide. Tetapi ibu hamil yang mengonsumsi enantiomernya yaitu (S)-Thalidomide justru mengalami masalah dengan pertumbuhan anggota tubuh janinnya. Sedikitnya terjadi 2000 kasus kelahiran bayi cacat pada tahun 1960-an. Hal ini merupakan tragedi besar yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah obat-obat kiral.
  2. Nikotin
    (-)Nikotin dilaporkan lebih beracun dan berbahaya dibandingkan dengan (+)Nikotin. Tanda "+" menyatakan arah rotasi polarimeter sesuai arah jarum jam, sedangkan tanda "-" menyatakan arah rotasi polarimeter berlawanan arah jarum jam.
  3. Tiroksin
    Tiroksin adalah hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid. (-) Tiroksin meregulasi metabolisme tubuh, sedangkan (+) Tiroksin tidak menghasilkan efek regulasi apa pun.

Melihat fakta di atas stereokimia (struktur ruang) suatu senyawa organik mutlak harus diperhitungkan dalam reaksi-reaksi biologis makhluk hidup. Sayangnya sulit sekali menghasilkan suatu enantiomer atau diastereoisomer murni. Bahkan 90 persen obat-obat sintetik yang mengandung senyawa kiral masih dipasarkan dalam kondisi rasemik sampai awal 1990-an.

Campuran rasemik artinya suatu campuran yang mengandung sepasang enantiomer dalam jumlah yang sama. Lalu bagaimana caranya memperoleh suatu enantiomer dengan enantiomeric excess (EE) yang tinggi? Enantiomeric excess artinya persentase suatu enantiomer yang berkonfigurasi R dikurangi persentase enantiomer pasangannya yang berkonfigurasi S dalam suatu campuran atau sebaliknya. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, harus diingat dua prinsip dasar isomer optik yaitu:

  1. Sepasang enantiomer memiliki sifat-sifat fisika (titik didih, kelarutan, dan lain-lain) yang sama tetapi berbeda dalam arah rotasi polarimeter dan interaksi dengan zat kiral lainnya.
  2. Sepasang diastereoisomer memiliki sifat-sifat fisika dan sudut rotasi polarimeter yang berbeda satu sama lain. Bahkan sering dalam bereaksi mengambil cara yang berlainan. Artinya kita bisa memisahkan campuran dua diastereoisomer dengan cara-cara fisika (destilasi, kristalisasi, dan lain-lain). Akan tetapi tidak bisa memisahkan campuran dua enantiomer dengan cara-cara fisika, karena sepasang enantiomer memiliki properti fisika yang sama. Kesimpulannya, kita dapat dengan mudah memisahkan campuran dua diastereoisomer, tapi akan kesulitan memisahkan campuran dua enantiomer.

Lalu bagaimana memperoleh suatu enantiomer dengan ee yang tinggi? Louis Pasteur dikisahkan pernah memisahkan dua enantiomer Natrium Amoium Tartarat menggunakan pinset. Hal ini dapat terjadi karena dua enantiomer itu mengkristal secara terpisah. Cara ini sering disebut cara resolusi. Cara ini kurang efektif karena tidak semua enantiomer mengkristal secara terpisah.

Jadi resolusi tidak dapat dianggap sebagai teknik yang umum. Cara lain yang sering ditempuh para ahli kimia adalah rute biokimia dengan memakai enzim atau mikroorganisme untuk memproduksi enantiomer murni. Sebagai contoh (R)-Nikotina dapat diperoleh dengan cara menginkubasi campuran rasemik (R)-Nikotina dan (S)-Nikotina dalam wadah berisi bakteri Pseudomonas putida. Bakteri tersebut hanya akan mengoksidasi (S)-Nikotina, sedangkan (R)-Nikotina akan tersisa dalam wadah tersebut. Beberapa produk lain dari rute biokimia yaitu Monosodium L-Glutamat, L-Lysine dan L-Mentol. Sistem tata nama D dan L dinamakan konfigurasi relatif. Sistem ini sering dipergunakan dalam penamaan asam amino dan karbohidrat.

Sayangnya tidak semua enantiomer dapat diproduksi dengan ee yang tinggi melalui rute biokimia ini. Hal ini dikarenakan kespesifikan enzim dan mikroorganisme. Sebagai contoh bakteri Pseudomonas putida belum tentu dapat digunakan untuk memisahkan (+)-Mentol dengan (-)-Mentol.

Para ahli kimia organik seperti Ryoji Noyori dan William S. Knowles tidak kehilangan akal dalam menyelesaikan permasalahan ini. William S. Knowles berhasil mensintesis senyawa yang disebut (R,R)-DiPAMP (Gambar 2.). Ia menggunakan (R,R)-DiPAMP sebagai ligan untuk membentuk senyawa kompleks dengan logam Rh. Senyawa kompleks ini sangat bermanfaat dalam proses hidrogenasi asimetrik gugus enamida. Dengan senyawa kompleks ini, ia berhasil mensintesis L-DOPA yang sangat berguna dalam terapi penyakit Parkinson dengan kemurnian 95 persen ee.

Selain L-DOPA, senyawa kompleks ini juga sering dipergunakan untuk mensintesis asam? alfa-amino dengan ee yang tinggi, contoh L-Phenilalanin, L-Trytophan, L-Alanin, L-Lysin, dan lain-lain, kecuali asam aspartat karena memiliki dua gugus karboksilat yang berdekatan.

Di lain pihak, Ryoji Noyori menyintesis senyawa yang diberi nama BINAP (Gambar 3.). Ia mempergunakan BINAP sebagai salah satu ligan untuk membentuk senyawa kompleks dengan logam Ru. Senyawa kompleks ini sangat fleksibel, karena dapat digunakan untuk hidrogenasi asimetrik alkena, dan reduksi keton secara enantioselective. Sebenarnya proses reduksi keton secara enantioselective bukanlah hal baru, tetapi penggunaan logam transisi sebagai katalis untuk proses reduksi keton biasanya sulit dan tidak bersifat enantioselective. Enantioselective artinya suatu reaksi yang menghasilkan dua enantiomer, di mana salah satu enantiomer dihasilkan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan enantiomer pasangannya.

Khusus untuk reduksi keton, Ryoji Noyori mensintesis (S)-BINAP/(S)-diamine Ru(II) catalyst. Dengan senyawa kompleks ini sudah banyak diproduksi obat-obat kiral dengan biaya produksi yang rendah dan kemurnian yang tinggi. Sebagai contoh L-DOPS, Levofloxacin, Neobenodine, Fosfomycin, Fluoxetine hydrochloride, Naproxen, dan lain-lain. Sebagai catatan L-DOPS adalah prekursor dari Norepinephrine. Norepinephrine adalah neurotransmitter untuk mengirim sinyal ke jantung dan pembuluh darah.

Kedua penemuan ini telah membuka cakrawala baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut laporan, sampai tahun 2000, penjualan obat kiral dalam bentuk enantiomer murni di dunia telah mencapai 123 miliar dolar AS. Tidak tertutup kemungkinan terwujudnya penemuan-penemuan baru, bahkan mungkin saja bangsa Indonesia yang akan melakukan terobosan-terobosan baru tersebut. Ingat, kisah ini belum berakhir, karena ilmu pengetahuan tidak pernah mati. Akhir kata, maju terus ilmu pengetahuan Indonesia.***

Mau?

afferinte.com

MERAIH RUPIAH KLIK INI

Join in Here