RSS Feed

Thursday, July 9, 2009

Manfaat Menggosok Gigi

Bangun tidur ku terus mandi
Tidak lupa menggosok gigi

Habis mandi ku tolong ibu
Membersihkan tempat tidur ku
Lirik

lagu di atas mungkin sangat familiar bagi kita di masa kanak-kanak. Di balik lirik syairnya yang sederhana dan mudah dihafal ternyata ada penjelasan ilmiah yang perlu kita perhatikan. Lirik kedua “tidak lupa menggosok gigi” mengingatkan kita bagaimana pentingnya menggosok gigi. Bahkan Ikatan Dokter Gigi Indonesia (IDGI) menyarankan untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sekali. Ada apakah gerangan? Berikut adalah penjelasan sederhana kenapa kita mesti menggosok gigi. Air liur (secara ilmiah disebut dengan saliva) mengandung lebih dari seratus milyar (108) bakteri per milimeternya. Dalam air liur juga mengandung lapisan tipis glikoprotein yang menempel pada enamel gigi, dan menjadi medium pertumbuhan bagi milyaran bakteri tersebut. Di antara milyaran bakteri tersebut, Streptococccus mutans merupakan bakteri yang menyebabkan pembusukan dan menyebabkan lubang pada gigi. Bakteri ini menghasilkan suatu enzim khusus yang dikenal dengan glukosil transferase yang berkerja secara spesifik dalam penguraian sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (sukrosa merupakan jenis gula yang kita konsumsi sehari-hari). Enzim ini selanjutnya akan merombak glukosa yang telah diuraikan tadi menjadi suatu polisakarida yang disebut dengan dextran. Plak gigi (dental plaque), atau disebut juga dengan karang gigi, merupakan sejumlah besar dextran yang menempel pada enamel gigi dan menjadi media pertumbuhan bagi berbagai jenis bakteri tersebut. Pembentukan plak gigi ini merupakan langkah awal dalam proses pembusukan gigi. Hasil penguraian sukrosa yang kedua adalah fruktosa. Bakteri Lactobacillus bravis mengubah fruktosa menjadi asam laktat melalui serangkaian reaksi glikolisis dan fermentasi. Terbentuknya asam laktat akan menyebabkan penurunan pH pada permukaan gigi. Suasana asam ini menyebabkan kalsium dari enamel gigi akan terurai atau rusak. Secara alamiah kita memproduksi 1 liter air liur setiap hari yang berguna mengurangi keasaman mulut. Akan tetapi, plak gigi yang terbentuk tidak bisa diuraikan oleh air liur tersebut. Plak gigi ini menahan keberadaan bakteri. Akibatnya asam laktat akan tetap terbentuk dan tetap akan merusak enamel gigi. Menggosok gigi secara teratur dapat membantu mengurangi pembentukan plak gigi. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung sukrosa juga merupakan langkah pencegahan kerusakan gigi. Kontrol kesehatan gigi secara berkala merupakan salah satu langkah menjaga kesehatan gigi. Agar kita dapat membantu ibu bukan hanya sekedar membersihkan tempat tidur lho

Monday, July 6, 2009

Pembuatan Tape


Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.

Inokulum tape, atau sering disebut ragi tape, telah lama diteliti. Dwidjoseputro & Wolf (1970) merupakan salah satu peneliti pertama yang berusaha mengidentifikasi mikroorganisme dari ragi tape dan berhasil mengidentifikasi dua spesies khamir yaitu Candida lactosa dan Pichia malanga. Djien (1972) adalah peneliti lain yang berhasil mengidentifikasi kapang Chlamydomucor oryzae, lima spesies dari genus Mucor dan satu spesies Rhizopus, serta khamir Pichia burtonii dan Endomycopsis fibuliger dari ragi tape. Chlamydomucor oryzae merupakan sinonim dari Amylomyces rouxii, dan nama terakhir tersebut merupakan nama yang sekarang digunakan (Ellis et al. 1976), Endomycopsis fibuliger dan Candida lactosa merupakan sinonim dari Saccharomycopsis fibuligera (Barnett et al. 2000), sedangkan Pichia malanga merupakan sinonim Saccharomycopsis malanga (Barnett et al. 2000). Penelitian-penelitian terbaru mengungkapkan spesies-spesies lain yang terdapat dalam ragi tape selain yang telah disebutkan di atas, antara lain khamir Candida utilis dan Saccharomyces cerevisiae,serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. (Gandjar 2003).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.

Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol.

Bunga Bangkai (rafflesia arnoldi)

Kita tentunya sudah sering mendengar nama bunga bangkai, namun saya yakin masih banyak diantara anda yang belum pernah melihatnya, apalagi memakannya! Ya, dimakan! Yang akan kita bahas bukanlah bunga bangkai Rafflesia arnoldii yang berbentuk ceper seperti piring dan endemik Bengkulu, melainkan bunga bangkai dari genus Amorphophallus yang bentuknya seperi corong yang menjulang ke atas. Nama genus Amorphophallus sendiri berasal dari dua kata Yunani amorphos dan phallos. Kata pertama berarti “tak berbentuk”, dan kata kedua artinya “penis”. Nama ini mengacu pada spadix bunga bangkai yang dianggap mirip alat kelamin pria.

Kingdom : Plantae
(Informal) : Spermatophyta
(Informal) : Monocotyledonae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Familia : Araceae
Sub Familia: Aroideae
Tribe : Thomsonieae
Genus : Amorphophallus

Jangan menyangka bahwa bunga bangkai adalah tumbuhan yang langka, nyatanya kita dapat membeli bunga bangkai di pasar Keputran. Jika sempat bermain ke pasar, tanyalah kepada penjual umbi-umbian nama suweg, mbote, atau iles-iles. Itu adalah umbi bunga bangkai yang untuk mendapatkannya, kita cukup mengeluarkan Rp 1000,-. Iles-iles (Amorphophallus konjac) dimanfaatkan untuk membuat konyaku (jelly asal Jepang) dan bahkan jika difermentasi akan menghasilkan minuman beralkohol yang harganya lumayan mahal. Jika punya sebotol Hennesy X.O (eXtra Old), anda akan melihat tulisan “cognac”. Itu mengacu pada A. konjac yang merupakan bahan bakunya. Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) tidak kalah menariknya. Setelah diproses untuk menghilangkan getahnya yang gatal (karena mengandung kalsium oksalat / CaC2O4) dengan cara dicuci dengan air garam atau asam sitrat,direbus dan dibumbui, suweg sangatlah nikmat untuk dikonsumsi. Selain itu, suweg juga bisa dijadikan keripik dengan cara dipotong tipis-tipis, dijemur, dibumbui, lalu digoreng kering. Bahkan, bunga dari bunga bangkai ini juga bisa dikonsumsi dengan cara dipotong menjadi lembaran-lembaran seukuran telapak tangan, kemudian ditumis. Rasanya mirip sekali dengan jamur kuping.

Jika berniat untuk menanam bunga bangkai di halaman rumah (jangan khawatir karena sebenarnya bunga bangkai tidak berbau busuk, hanya saja mirip terasi), siapkanlah gentong berdiameter 50 cm yang sudah diisi media berupa tanah yang porous (gembur). Campurkanlah pupuk NPK butiran sebanyak 3 atau 4 sendok makan ke dalam tanah dan aduk hingga rata. Kemudian, pilihlah umbi bunga bangkai yang ingin anda tanam, bisa berupa suweg atau mungkin bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanium. Tanam umbi sedalam 5-10 cm. Nantinya umbi akan mengeluarkan batang selama musim kemarau, dan jika persediaan makanan sudah mencukupi, niscaya ia akan berbunga pada musim penghujan. Jika cadangan makanan belum terpenuhi, ia akan mengumpulkan lagi pada musim kemarau berikutnya, dan seterusnya sampai memiliki cukup cadangan makanan untuk berbunga. Penulis sendiri telah mencoba menanam berbagai jenis bunga bangkai dan berhasil membungakan beberapa diantaranya, yakni A. gigas, A. paeoniifolius, A. konjac, A. beccarii, dan A. borneensis.

Bagaimana Diterjen Bekerja?


Sebagai bahan pembersih lainnya, deterjen merupakan buah kemajuan teknologi yang memanfaatkan bahan kimia dari hasil samping penyulingan minyak bumi, ditambah dengan bahan kimia lainnya seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, dan bahan pewangi. sekitar tahun 1960-an, deterjen generasi awal muncul menggunakan bahan kimia pengaktif permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) yang mampu menghasilkan busa. Namun karena sifat ABS yang sulit diurai oleh mikroorganisme di permukaan tanah, akhirnya digantikan dengan senyawa Linier Alkyl Sulfonat (LAS) yang diyakini relatif lebih akrab dengan lingkungan.

Pada banyak negara di dunia penggunaan ABS telah dilarang dan diganti dengan LAS. Sedangkan di Indonesia, peraturan mengenai larangan penggunaan ABS belum ada. Beberapa alasan masih digunakannya ABS dalam produk deterjen, antara lain karena harganya murah, kestabilannya dalam bentuk krim/pasta dan busanya melimpah.

Penggunaan sabun sebagai bahan pembersih yang dilarutkan dengan air di wilayah pegunungan atau daerah pemukiman bekas rawa sering tidak menghasilkan busa. Hal itu disebabkan oleh sifat sabun yang tidak akan menghasilkan busa jika dilarutkan dalam air sadah (air yang mengandung logam-logam tertentu atau kapur). Namun penggunaan deterjen dengan air yang bersifat sadah, akan tetap menghasilkan busa yang berlimpah.

Sabun maupun deterjen yang dilarutkan dalam air pada proses pencucian, akan membentuk emulsi bersama kotoran yang akan terbuang saat dibilas. Namun ada pendapat keliru bahwa semakin melimpahnya busa air sabun akan membuat cucian menjadi lebih bersih. Busa dengan luas permukaannya yang besar memang bisa menyerap kotoran debu, tetapi dengan adanya surfaktan, pembersihan sudah dapat dilakukan tanpa perlu adanya busa.

Opini yang sengaja dibentuk bahwa busa yang melimpah menunjukkan daya kerja deterjen adalah menyesatkan. Jadi, proses pencucian tidak bergantung ada atau tidaknya busa atau sedikit dan banyaknya busa yang dihasilkan. Kemampuan daya pembersih deterjen ini dapat ditingkatkan jika cucian dipanaskan karena daya kerja enzim dan pemutih akan efektif. Tetapi, mencuci dengan air panas akan menyebabkan warna pakaian memudar. Jadi untuk pakaian berwarna, sebaiknya jangan menggunakan air hangat/panas.

Pemakaian deterjen juga kerap menimbulkan persoalan baru, terutama bagi pengguna yang memiliki sifat sensitif. Pengguna deterjen dapat mengalami iritasi kulit, kulit gatal-gatal, ataupun kulit menjadi terasa lebih panas usai memakai deterjen.

Manfaat Bawang Sebagai Obat Anti Kanker


A. Sekilas Tentang Bawang Putih

Bawang putih (Allium sativum) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batangnya batang semu dan berwarna hijau. Bagian bawahnya bersiung-siung, bergabung menjadi umbi besar berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat tajam. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. Berakar serabut. Bunganya berwarna putih, bertangkai panjang dan bentuknya payung.

B. Klasifikasi Bawang Putih

Klasifikasi bawang putih, yaitu :
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum
Nama umum : bawang putih
Nama daerah :
Sumatera : bawang putih (Melayu), lasun (Aceh), dasun (Minangkabau), lasuna (Batak), bacong landak (Lampung).
Jawa : bawang bodas (Sunda), bawang (Jawa), babang pole (Madura).
Kalimantan : bawang kasihong (Dayak).
Sulawesi : lasuna kebo (Makasar), lasuna pote (Bugis), pia moputi (Gorontalo).
Nusa Tenggara : Incuna.

C. Kandungan Kimia dan Sifat Kimiawi Bawang Putih

Bawang putih mengandung minyak atsiri, yang bersifat anti bakteri dan antiseptik. Kandungan allicin dan aliin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Daya ini mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lain. Umbi batang mengandung zat-zat:
1. Kalsium : bersifat menenangkan sehingga cocok sebagai pencegah hipertensi.
2. Saltivine : bisa mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf.
3. Diallysulfide, alilpropil-disulfida : anti cacing.
4. Belerang
5. Protein
6. Lemak
7. Fosfor
8. Besi
9. Vitamin A, B1 dan C.

D. Manfaat Bawang Putih

Bawang putih dapat digunakan untuk pengobatan alternatif sebagai berikut :

a. Bawang putih Flu dan Batuk.

Kandungan sulfur yang terkandung dalam bawang putih membuatnya memiliki bau dan rasa yang khas dapat meningkatkan dan mempercepat kegiatan membran mucous di saluran pernapasan, yang membantu melegakan pemampatan dan mengeluarkan lendir. Bawang putih mentah mengandung phytochemical yang dapat membantu membunuh bakteri dan virus penyebab penyakit. Pada tahun 1992, peneliti dari Universitas Brigham Young di Utah melaporkan bahwa bawang tumbuk dalam minyak membunuh bukan hanya membunuh rhinivirus tipe 2 (penyebab umun flu), tetapi juga membunuh 2 macam herpes (penyakit kulit menular) dan beberapa virus umum lainnya.

Bagaimana cara memanfaatkannya? Makanlah bawang putih sebanyak-banyaknya segera setelah anda merasa sakit atau tambahkan bawang putih pada masakan. Anda juga dapat membuat obat batuk dengan resep ini : Hancurkan bawang dan masukan ke dalam susu dingin di dalam panci, lalu panaskan sekitar 1-2 menit, dan minum hangat-hangat.

b. Bawang Putih dan Kolesterol

Sekarang ada lebih dari 12 studi yang dipublikasikan di seluruh dunia yang memastikan bahwa bawang putih dalam berbagai bentuk dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bawang ini dapat menyembuhkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung. Salah satu studi yang dipublikasikan di “The Journal of The Royal College of Physicians” oleh Silagy CS dan Neil HAW tahun 1994 menyebutkan bahwa bawang putih merupakan agen untuk mengurangi lemak. Penulis menyatakan bahwa suplemen bawang merupakan bagian terpenting dalam penyembuhan kolesterol tinggi. Menurutnya, secara keseluruhan, penurunan terjadi sebesar 12 % dari total kolesterol. Penurunan ini terjadi setelah 4 minggu perawatan.

c. Bawang Putih dan Kanker

Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker, terutama kanker perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung dalam bawang putih membantu hati memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia yang menyebabkan kanker beberapa penelitian epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih lebih rendah resikonya terkena kanker perut dan usus besar. Untuk memastikan bahwa anda akan mendapatkan hasil yang maksimal, peneliti dari Penn State Unipersity merekomendasikan untuk membiarkan dulu potongan atau tumbukan bawang selama paling sedikit 10 menit, memberi waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan yang membantu memerangi kanker.

d. Bawang Putih dan Kehamilan

Riset terbaru menunjukkan bahwa menkonsumsi bawang putih selama kehamilan mengurangi resiko komplikasi kehamilan pre-eclampsia (meningkatkan tekanan darah kandungan protein dalam urine). Studi–studi juga mengungkapkan bahwa bawang putih juga membantu menaikkan lambatnya berat badan bayi yang terlalu kecil. Riset dilakukan oleh Dr. D. Sooranna, Ms J. Hirani dan Dr. I Das di Academic Department of Obsterrics dan Gynaecology, Chelsea dan Westminster Hospital in London UK. Mereka menyimpulkan bahwa walaupun pre-eclampsia dan kelambatan pertumbuhan merupakan kondisi yang kompleks, mengkonsumsi tablet bawang putih secara standar selama masa kehamilan dapat mengurangi kemungkinan–kemungkinan komplikasi pada kelahiran. Mereka memfokuskan pada kelambatan pertumbuhan pada bayi dan pre-eclampsia, kondisi yang sangat berbahaya bagi ibu dan anak yang terjadi pada kira–kira satu diantara sepuluh kehamilan.

Eksperimen menunjukkan bahwa menambahkan ekstrak bawang putih pada sel–sel plaasenta yang kemungkinan menderita kondisi–kondisi tersebut terbukti dapat menstimulasi pertumbuhan. Lebih jauh lagi, kegiatan enzim–enzim penting yang berkurang pada kehamilan tidak normal juga sangat meningkat dengan diberikannya bawang putih.

e. Sebagai Penyembuh Wasir

Pertama bersihkan dulu daerah anus dan sekitarnya dengan air hangat dan sabun, oleskan jus/beberapa siung bawang putih yang sudah dimemarkan sebanyak 3-5 kali pada anus yang telah dibersihkan, tunggu beberapa menit lalu bersihkan.

f. Meningkatkan Stamina

Setelah dikaji secara mendalam, ternyata bawang putih dapat menjadi sumber stamina dan kekuatan fisik yang tinggi. Walaupun sebelumnya mereka jarang sekali sakit, tiba-tiba mereka mudah terserang flu, orang – orang seperti inilah yang terutama membutuhkan daya pembangun stamina yang terdapat di bawang putih. Orang-orang yang mudah lelah seharusnya menambah stamina mereka dengan makan sedikit bawang putih setiap hari dalam jangka waktu yang lama. Caranya, bisa kita campurkan dalam olahan masakan kita dan menelannya.

g. Mengontrol Gejala Diabetes

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit bawaan yang ditandai oleh tak cukupnya insulin di dalam tubuh, sebagai akibat kelebihan gula di dalam darah dan urine, serta kelaparan yang hebat dan kehausan. Penderitanya selalu ingin makan yang manis-manis, dan walaupun ia suka makan yang manis-manis dan makanan lainnya, berat badan cenderung berkurang. Gejala utamanya, menurunnya daya tahan tubuh terhadap kuman dan bakteri gangguan kulit serta berkurangnya gairah seksual, penyakit usus dan pembuluh darah. Penggunaan bawang putih secara bijaksana dalam diet merupakan salah satu cara mendapatkan manfaat terbesar dari makanan yang dimakan dengan demikian menyumbang pada kondisi tubuh yang baik.

E. Pengaruh Pemakaian Bawang Putih

Akibat mengkonsumsi bawang putih terlalu banyak membuat napas kita menjadi bau, untuk menghilangjkannya kita dapat melakukan cara –cara berikut ini :
1. Meminum air teh kental atau kopi setelah mengkonsunsi bawang putih
2. Memakan kulit limau dengan cara dikunyah
3. Mengimbangi dengan makanan yang terbuat dari protein, hati, dan telor
4. Menggunakan bawang putih dengan cara direbus terlebih dahulu atau dijadikan acar

Dalam mengkonsumsi bawang putih sebaiknya tidak dimakan mentah, karena dapat mengganggu lambung. Oleh karena itu dianjurkan agar bawang putih terlebih dahulu direbus, digoreng, atau dipanggang dulu sebelum makan. Tetapi bawang putih tidak boleh digunakan dalam bentuk apapun sewaktu terdapat serangan penyakit di bagian perut dan usus besar.

Bahaya Dehidrasi


Kita mungkin sudah sering mengucapkan kata dehidrasi. Haus sedikit saja kita sering berkelakar demikian. Istilah dehidrasi memang sudah tidak asing lagi. Dehidrasi berarti kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk. Dan ini bisa menyerah siapa saja, dari anak kecil hingga orang tua. Hanya saja dehidrasi kerap dianggap sebagai masalah sepele.

Padahal, sebenarnya dehidrasi itu cukup berbahaya. Yang paling rentan terkena dehidrasi adalah anak kecil dan orang tua. Soalnya, tubuh anak kecil banyak mengandung lemak, dan lemak hanya mengandung air lebih kurang 20 persen. Sementara itu pada tubuh orang tua, kadar air dalam tubuhnya sudah semakin menurun akibat proses penuaan organ-organ tubuh.

Tapi, kalau dilihat dari perbedaan jenis kelamin, maka perempuanlah yang lebih mudah terserang dehidrasi dibandingkan dengan laki-laki. Penyebabnya sama seperti pada anak kecil, tubuh perempuan lebih banyak lemak daripada tubuh laki-laki. Namun, di antara semua itu, ternyata remajalah yang paling sering terkena dehidrasi. Pasalnya, remaja mempunyai banyak kegiatan. Akibatnya, aktivitas fisik pun meningkat drastis dan menguras bayak keringat.

Prinsip terjadinya dehidrasi sebenarnya sederhana. Ketika kita melakukan banyak kegiatan, maka cairan tubuh akan terkuras. Kulit banyak mengeluarkan keringat. Paru-paru pun banyak mengeluarkan uap melalui pernafasan.

Lantaran dianggap sepele, tanda-tanda kemunculan dehidrasi kerap kali tak disadari. Gejala kalau kita kena dehidrasi ringan seperti haus, mulut kering, dan bibir kering, sering dianggap sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja. Baru kalau sudah memasuki tingkat yang lebih tinggi lagi (dehidrasi sedang), dan muncul tanda-tanda lain seperti tonus kulit jadi menurun (kalau dicubit kulit akan lama kembali ke bentuk semula, alias kulit tidak kenyal), dan berat badan menurun, kita menjadi lebih sadar. Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia.

Orang yang terkena dehidrasi selain jadi jarang kencing dan jumlahnya sedikit, warna air seninya juga menjadi lebih pekat. Untuk masalah perubahan air seni, semakin tinggi tingkat dehidrasinya, warna air seni akan semakin pekat. Penyebabnya, kalau dehidrasi, tubuh secara otomatis akan menahan semua cairan, termasuk cairan yang mestinya dibuang seperti air seni. Semakin lama air seni itu ditahan, maka jumlah kotoran yang terkandung di dalamnya semakin banyak, hingga mengakibatkan warnanya menjadi keruh.

Mencegah dehidrasi sebenarnya mudah saja. Namanya juga penyakit sepele, penanganannya pun sepele pula. Sering-sering saja minum. Dan air yang diminum sangat dianjurkan air putih. Bukan kopi, teh apalagi minuman bersoda. Meminum kopi, teh atau soda malah membuat keadaan rubuh tambah parah. Maklum, minuman-minuman tersebut mengandung kafein yang hanya akan menambah frekuensi kencing. Jika kita terus menerus kencing, otomatis kita akan semakin banyak pula kehilangan cairan tubuh.

Cara pencegahan lain, kalau hendak beraktivitas di luar ruangan, usahakan saja mengenakan pakaian yang terbuat dari katun. Soalnya, pakaian yang menyerap keringat sangat membantu mengurangi penguapan cairan tubuh.

EFEK MERKURI

Merkuri dilambangkan dengan Hg, akronim dari Hydragyrum yang berarti perak cair. Merkuri merupakan salah satu unsur logam yang terletak pada golongan II B pada sistem periodik, dengan nomor atom 80 dan nomor massa 200.59. Logam merkuri dihasilkan secara alamiah diperoleh dari pengolahan bijihnya, Cinabar, dengan oksigen (Palar;1994).

Logam merkuri yang dihasilkan ini, digunakan dalam sintesa senyawa senyawa anorganik dan organik yang mengandung merkuri. Dalam kehidupan sehari-hari, merkuri berada dalam tiga bentuk dasar, yaitu : merkuri metalik, merkuri anorganik dan merkuri organik

Merkuri metalik dikenal juga dengan istilah merkuri unsur (mercury element), merupakan bentuk logam dari merkuri. logam ini berwarna perak. Jenis merkuri ini digunakan pada alat-alat laboratorium seperti termometer raksa, termostat, spignometer, barometer dan lainya. Secara umum logam merkuri memiliki karakteristik sebagai berikut, Berwujud cair pada suhu kamar (250C) dengan titik beku (-390C). Merupakan logam yang paling mudah menguap. Memiliki tahanan listrik yang sangat rendah, sehingga digunakan sebagai penghantar listrik yang baik. Dapat membentuk alloy dengan logam lain (disebut juga dengan amalgam)

Merkuri metalik digunakan secara luas dalam industri, diantaranya sebagai katoda dalam elektrolisis natrium klorida untuk menghasilkan soda kautik (NaOH) dan gas klorin. Logam ini juga digunakan proses ektraksi logam mulia, terutama ekstraksi emas dari bijihnya, digunakan juga sebagai katalis dalam industri kimia serta sebagai zat anti kusam dalam cat.

Merkuri metalik dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan. Termometer merkuri yang pecah merupakan salah satu contohnya. Ketika termometer pecah, sebagian dari merkuri menguap ke udara. Merkuri metalik tersebut dapat terhirup oleh manusia yang berada di dekatnya.

Delapan puluh persen (80%) dari merkuri uap yang terhirup, diabsorbsi oleh alveoli paru-paru. Merkuri metalik ini masuk dalam sistem peredaran darah manusia dan dengan bantuan hidrogen peroksidase merkuri metalik akan dikonversi menjadi merkuri anorganik.

Penggunaan merkuri metalik yang lain dan paling umum adalah pada amalgam gigi. Amalgam gigi mengandung 50 % unsur merkuri, 35 % perak, 9 % timah 6 % tembaga dan seng. Amalgam ini digunakan sebagai penambal gigi berlobang.

Tambalan amalgam melepaskan partikel mikroskopik dan uap merkuri. Kegiatan mengunyah dan meminum makanan dan minuman yang panas menaikan frekuensi lepasnya tambalan gigi. Uap merkuri tersebut akan di serap oleh akar gigi, selaput lendir dari mulut dan gusi, dan ditelan, lalu sampai ke kerongkongan dan saluran cerna.

Merkuri metalik dalam saluran gastrointestinal akan dikonversi menjadi merkuri sulfida dan diekskresikan melalui feces. Para peneliti dari Universitas Of Calgari melaporkan bahwa 10 % merkuri yang berasal dari amalgam pada akhirnya terakumulasi di dalam organ-organ tubuh (McCandless;2003)

Merkuri metalik larut dalam lemak dan didistribusikan keseluruh tubuh. Merkuri metalik dapat menembus Blood-Brain Barier (B3) atau Plasenta Barier. Keduanya merupakan selaput yang melindungi otak atau janin dari senyawa yang membahayakan. Setelah menembus Blood-Brain Barier, merkuri metalik akan terakumulasi dalam otak. Sedangkan merkuri yang menembus Placenta Barier akan merusak pertumbuhan dan perkembangan janin.

Referensi

Kaim, wolfgang. 1951, Bioinorganik Chemistry : Inorganic Element In The Chemistry Of Life : An Introduction and Guide. England John Wiley & Sons.

McCandless, Jaquelyn., Siregar, Ferdina (ptjm). 2003, Anak-anak dengan Otak yang “lapar”, Panduan penanganan medis untuk penyandang ganguan spectrum autism (tjm). Jakarta. Grasindo.

Palar, Heryanto. 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta. Rineke Cipta.

Patrick, Lyn. 2002, Mercury Toxicity and Anti Oksidant: part I: Role Of Gluthatione And Alpha-Lipoic Acid in The Treatment of Mercury Toxicity. Alternative Medicine Review Vol 7 (6) 456-471.

Fermentasi Etanol

Saccharomyces cerevisiae telah lama digunakan dalam industri alkohol dan minuman beralkohol sebab memiliki kemampuan dalam memfermentasi glukosa menjadi ethanol. Hal yang menarik adalah proses fermentasi ethanol pada khamir tersebut berlangsung pada kondisi aerob.

Menurut Pasteur, keberadaan oksigen akan menghambat jalur fermentasi di dalam sel khamir sehingga sumber karbon yang ada akan digunakan melalui jalur respirasi. Fenomena ini sering disebut sebagai Pasteur effect (Walker 1998). Pada sel-sel prokariota dan eukariota, Pasteur effect banyak dijumpai, salah satu contoh adalah fermentasi asam laktat oleh sel otot manusia ketika kekurangan oksigen. Berdasarkan fenomena ini, seharusnya produksi ethanol oleh khamir terjadi pada kondisi anaerob. Namun ternyata, Pasteur effect pada sel khamir diamati pada sel yang telah memasuki fase stasioner (resting), sedangkan produksi alkohol terjadi ketika sel berada pada fase pertumbuhan (fase log) (Alexander & Jeffries 1990). Hal inilah yang membuat Pasteur effect diduga bukan fenomena yang terjadi saat produksi ethanol oleh Saccharomyces cerevisiae.

Herbert Crabtree pada tahun 1929 menemukan suatu fenomena lain yang terjadi pada sel tumor dimana pada sel tersebut jalur fermentasi dominan terjadi walaupun dalam kondisi aerob (Alexander & Jeffries 1990). Pada tahun 1948, Swanson dan Clifton pertama kali menunjukkan bahwa fenomena tersebut terjadi pada sel Saccharomyces cerevisiae yang sedang tumbuh dan menghasilkan ethanol sebagai produk fermentasi selama terdapat glukosa dalam jumlah tertentu di dalam medium pertumbuhannya (Alexander & Jeffries 1990). Fenomena tersebut awalnya disebut contre-effect Pasteur sebelum istilah Crabtree effect digunakan (de Dekken 1966). Crabtree effect pada khamir dapat diamati ketika medium pertumbuhan mengandung glukosa dalam konsentrasi yang tinggai (diatas 5 mM) (Walker 1998). Berdasarkan de Dekken (1966), Crabtree effect tidak terjadi pada semua khamir, namun hanya pada beberapa species saja, antara lain Saccahromyces cerevisiae, S. chevalieri, S. italicus, S. oviformis, S. pasteurianus, S. turbidans, S. calsbergensis, Schizosaccharomyces pombe, Debaryomyces globosus, Bretanomyces lambicus, Torulopsis dattila, T. glabrata, dan T. colliculosa. Terdapat tiga mekanisme yang menjelaskan Crabtree effect: 1. represi katabolit; 2. inaktivasi katabolit; dan 3. kapasitas respirasi yang terbatas.

Represi katabolit terjadi ketika glukosa, atau produk awal metabolisme glukosa, menekan sintesis berbagai enzim respirasi (Fietcher et al. 1981). Namun mekanisme detil, seperti senyawa yang memberikan sinyal untuk menekan sintesis tersebut, masih belum jelas (Walker 1998). Ide awal represi katabolit dicetuskan oleh von Meyenberg pada tahun 1969 (Alexander & Jeffries 1990) yang menumbuhkan S. cerevisiae dalam medium yang mengandung glukosa dengan metode continues culture. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa saat konsentrasi sel rendah, jalur metabolisme yang digunakan adalah respirasi, sedangkan ketika konsentrasi sel telah mencapai suatu angka kritis, fermentasi ethanol terjadi. Dari hasil tersebut diduga pada konsentrasi sel yang rendah, enzim-enzim respirasi masih mencukupi untuk melakukan jalur respirasi, namun saat konsentrasi sel bertambah, konsentrasi enzim tidak bertambah sebab ditekan sintesisnya oleh glukosa, sehingga jalur respirasi terhenti dan digantikan oleh fermentasi. Selain represi terhadap sintesis enzim, konsentrasi gula yang tinggi juga akan mengganggu struktur mitokondria khamir, sebagai contoh hilangnya membran dalam dan kristae. Namun struktur tersebut akan kembali normal saat jalur respirasi menggantikan fermentasi ethanol (Walker 1998). Perubahan struktur tersebut akan menghambat siklus Krebs dan fosforilasi oksidatif yang berlangsung di mitokondria.

Inaktivasi katabolit terjadi ketika glukosa menonaktifkan enzim kunci dalam jalur respirasi, contohnya fruktosa 1,6-bifosfatase (FBPase). Inaktivasi terjadi pertama-tama melalui proses fosforilasi enzim, kemudian diikuti dengan pencernaan protein enzim di dalam vakuola (Walker 1998). Mekanisme inaktivasi FBPase pada S. cerevisiae dimulai dengan peningkatan konsentrasi cAMP dan FBPase di dalam sel oleh glukosa. Kenaikan kedua molekul tersebut akan memicu cAMP-dependent protein kinase untuk melakukan fosforilasi terhadap FBPase (Francois et al. 1984).

Mekanisme terakhir yang menjelaskan Crabtree effect pada khamir adalah keterbatasan kapasitas respirasi khamir yang diusulkan oleh Bardford & Hall (1979). Kedua peneliti tersebut melakukan penelitian yang mirip dengan von Meyenberg, namun tidak menemukan bukti adanya represi katabolit oleh glukosa. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa khamir-khamir yang mampu melakukan fermentasi aerob memiliki keterbatasan kapasitas respirasi. Ketika glukosa terdapat dalam konsentrasi tinggi, glikolisis akan berjalan dengan cepat sehingga menghasilkan pyruvat dalam jumlah yang tinggi. Namun keterbatasan khamir tersebut untuk menggunakan pyruvat dalam jalur respirasi selanjutnya (Siklus Krebs dan fosforilasi oksidatif) menyebabkan pyruvat yang tersisa dirubah secara fermentatif menjadi ethanol. Kebalikannya, khamir yang tidak melakukan fermentasi aerob dianggap memiliki kapasitas respirasi yang tidak terbatas sehingga mampu menggunakan seluruh pyruvat yang dihasilkan dari glikolisis walaupun jumlah glukosa di medium tinggi (Alexander & Jeffries 1990).

Acuan:
Alexander, M.A. & T.W. Jeffries. 1990. Respiratory efficiency and metabolize partitioning as regulatory phenomena in yeasts. Enzyme Micobe. Technol. 12: 2-29.
Bardford, J.P. & R.J. Hall. 1979. An examination of the crabtree effect in Saccharomyces cerevisiae: The role of respiration adaptation. Journal of General Microbiology, 114: 267 - 275.
de Dekken, R.H. 1966. The Crabtree effect: A regulatory system in yeast. J. gen. Microbiol. 44: 149 - 156.
Walker, G.M. 1998. Yeast: Physiology and biotechnology. John Wiley & Sons, Chichester: xi + 350 hlm.

Molekul Kiral Dari "Thalidomide" Sampai "L-DOPA"


APA itu kiral? Kata "kiral" berasal dari bahasa Yunani "cheir" yang artinya tangan. Coba bayangkan tangan kiri berada di depan cermin, tentu saja bayangannya adalah tangan kanan. Sekarang posisikan tangan kiri dan tangan kanan menghadap ke bawah atau ke arah lantai. Kemudian letakan tangan kiri di atas tangan kanan anda. Terlihat, tangan kanan tidak bisa diimpitkan dengan tangan kiri kita.

Hal yang sama juga berlaku bagi molekul-molekul organik tertentu. Pada gambar 1, dapat dilihat senyawa Alanine memiliki dua struktur yang berbeda. Sebutlah A dan B yang analog dengan tangan kiri dan tangan kanan kita. A dan B sering disebut sebagai stereoisomer (isomer ruang) atau isomer optis. Harus diingat, suatu molekul organik disebut molekul kiral jika terdapat minimal satu atom C yang mengikat empat gugus yang berlainan seperti senyawa Alanine pada gambar 1. Molekul-molekul kiral memiliki sifat yang sangat unik yaitu sifat optis. Artinya suatu molekul kiral memiliki kemampuan untuk memutar bidang cahaya terpolarisasi pada alat yang disebut polarimeter.

Sistem tata nama isomer optik diperkenalkan Chan-Ingold-Prelog yang menglasifikasikan atom C kiral sebagai R atau S. Sistem tata nama ini sering dinamakan konfigurasi mutlak/absolut. Contohnya (2R,3S)-2,3 dibromo pentana. Pada tulisan ini tidak akan dijelaskan aturan penamaan R dan S, tetapi para pembaca dapat membacanya di literatur organik tingkat kuliah. Dengan sistem tata nama ini diperkenalkan dua klasifikasi stereoisomer, yaitu enantiomer dan diastereoisomer. Definisi dari enantiomer dan diastereoisomer sedikit rumit tetapi akan dijelaskan secara sederhana.

  1. (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana
  2. (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana
Sekarang penjelasan berikut ini :
  1. Jika di antara sepasang stereoisomer tidak ada atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah enantiomer. Seperti contoh pertama (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana.
  2. Jika di antara sepasang stereoisomer terdapat minimal satu atom C kiral yang memiliki konfigurasi yang sama, maka stereoisomer tersebut adalah diastereoisomer. Seperti contoh kedua (2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3 dibromo pentana.

Sebagian masyarakat mungkin kurang memperhatikan sifat optis suatu senyawa organik, padahal reaksi kimia dalam sistem biologis makhluk hidup sangat stereospesifik. Artinya suatu stereoisomer akan menjalani reaksi yang berbeda dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Bahkan terkadang suatu stereoisomer akan menghasilkan produk yang berbeda dengan stereoisomer pasangannya dalam sistem biologis makhluk hidup. Contohnya adalah:

  1. Obat Thalidomide
    Obat ini dipasarkan di Eropa sekira tahun 1959-1962 sebagai obat penenang. Obat ini memiliki dua enantiomer, di mana enantiomer yang berguna sebagai obat penenang adalah (R)-Thalidomide. Tetapi ibu hamil yang mengonsumsi enantiomernya yaitu (S)-Thalidomide justru mengalami masalah dengan pertumbuhan anggota tubuh janinnya. Sedikitnya terjadi 2000 kasus kelahiran bayi cacat pada tahun 1960-an. Hal ini merupakan tragedi besar yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah obat-obat kiral.
  2. Nikotin
    (-)Nikotin dilaporkan lebih beracun dan berbahaya dibandingkan dengan (+)Nikotin. Tanda "+" menyatakan arah rotasi polarimeter sesuai arah jarum jam, sedangkan tanda "-" menyatakan arah rotasi polarimeter berlawanan arah jarum jam.
  3. Tiroksin
    Tiroksin adalah hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid. (-) Tiroksin meregulasi metabolisme tubuh, sedangkan (+) Tiroksin tidak menghasilkan efek regulasi apa pun.

Melihat fakta di atas stereokimia (struktur ruang) suatu senyawa organik mutlak harus diperhitungkan dalam reaksi-reaksi biologis makhluk hidup. Sayangnya sulit sekali menghasilkan suatu enantiomer atau diastereoisomer murni. Bahkan 90 persen obat-obat sintetik yang mengandung senyawa kiral masih dipasarkan dalam kondisi rasemik sampai awal 1990-an.

Campuran rasemik artinya suatu campuran yang mengandung sepasang enantiomer dalam jumlah yang sama. Lalu bagaimana caranya memperoleh suatu enantiomer dengan enantiomeric excess (EE) yang tinggi? Enantiomeric excess artinya persentase suatu enantiomer yang berkonfigurasi R dikurangi persentase enantiomer pasangannya yang berkonfigurasi S dalam suatu campuran atau sebaliknya. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, harus diingat dua prinsip dasar isomer optik yaitu:

  1. Sepasang enantiomer memiliki sifat-sifat fisika (titik didih, kelarutan, dan lain-lain) yang sama tetapi berbeda dalam arah rotasi polarimeter dan interaksi dengan zat kiral lainnya.
  2. Sepasang diastereoisomer memiliki sifat-sifat fisika dan sudut rotasi polarimeter yang berbeda satu sama lain. Bahkan sering dalam bereaksi mengambil cara yang berlainan. Artinya kita bisa memisahkan campuran dua diastereoisomer dengan cara-cara fisika (destilasi, kristalisasi, dan lain-lain). Akan tetapi tidak bisa memisahkan campuran dua enantiomer dengan cara-cara fisika, karena sepasang enantiomer memiliki properti fisika yang sama. Kesimpulannya, kita dapat dengan mudah memisahkan campuran dua diastereoisomer, tapi akan kesulitan memisahkan campuran dua enantiomer.

Lalu bagaimana memperoleh suatu enantiomer dengan ee yang tinggi? Louis Pasteur dikisahkan pernah memisahkan dua enantiomer Natrium Amoium Tartarat menggunakan pinset. Hal ini dapat terjadi karena dua enantiomer itu mengkristal secara terpisah. Cara ini sering disebut cara resolusi. Cara ini kurang efektif karena tidak semua enantiomer mengkristal secara terpisah.

Jadi resolusi tidak dapat dianggap sebagai teknik yang umum. Cara lain yang sering ditempuh para ahli kimia adalah rute biokimia dengan memakai enzim atau mikroorganisme untuk memproduksi enantiomer murni. Sebagai contoh (R)-Nikotina dapat diperoleh dengan cara menginkubasi campuran rasemik (R)-Nikotina dan (S)-Nikotina dalam wadah berisi bakteri Pseudomonas putida. Bakteri tersebut hanya akan mengoksidasi (S)-Nikotina, sedangkan (R)-Nikotina akan tersisa dalam wadah tersebut. Beberapa produk lain dari rute biokimia yaitu Monosodium L-Glutamat, L-Lysine dan L-Mentol. Sistem tata nama D dan L dinamakan konfigurasi relatif. Sistem ini sering dipergunakan dalam penamaan asam amino dan karbohidrat.

Sayangnya tidak semua enantiomer dapat diproduksi dengan ee yang tinggi melalui rute biokimia ini. Hal ini dikarenakan kespesifikan enzim dan mikroorganisme. Sebagai contoh bakteri Pseudomonas putida belum tentu dapat digunakan untuk memisahkan (+)-Mentol dengan (-)-Mentol.

Para ahli kimia organik seperti Ryoji Noyori dan William S. Knowles tidak kehilangan akal dalam menyelesaikan permasalahan ini. William S. Knowles berhasil mensintesis senyawa yang disebut (R,R)-DiPAMP (Gambar 2.). Ia menggunakan (R,R)-DiPAMP sebagai ligan untuk membentuk senyawa kompleks dengan logam Rh. Senyawa kompleks ini sangat bermanfaat dalam proses hidrogenasi asimetrik gugus enamida. Dengan senyawa kompleks ini, ia berhasil mensintesis L-DOPA yang sangat berguna dalam terapi penyakit Parkinson dengan kemurnian 95 persen ee.

Selain L-DOPA, senyawa kompleks ini juga sering dipergunakan untuk mensintesis asam? alfa-amino dengan ee yang tinggi, contoh L-Phenilalanin, L-Trytophan, L-Alanin, L-Lysin, dan lain-lain, kecuali asam aspartat karena memiliki dua gugus karboksilat yang berdekatan.

Di lain pihak, Ryoji Noyori menyintesis senyawa yang diberi nama BINAP (Gambar 3.). Ia mempergunakan BINAP sebagai salah satu ligan untuk membentuk senyawa kompleks dengan logam Ru. Senyawa kompleks ini sangat fleksibel, karena dapat digunakan untuk hidrogenasi asimetrik alkena, dan reduksi keton secara enantioselective. Sebenarnya proses reduksi keton secara enantioselective bukanlah hal baru, tetapi penggunaan logam transisi sebagai katalis untuk proses reduksi keton biasanya sulit dan tidak bersifat enantioselective. Enantioselective artinya suatu reaksi yang menghasilkan dua enantiomer, di mana salah satu enantiomer dihasilkan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan enantiomer pasangannya.

Khusus untuk reduksi keton, Ryoji Noyori mensintesis (S)-BINAP/(S)-diamine Ru(II) catalyst. Dengan senyawa kompleks ini sudah banyak diproduksi obat-obat kiral dengan biaya produksi yang rendah dan kemurnian yang tinggi. Sebagai contoh L-DOPS, Levofloxacin, Neobenodine, Fosfomycin, Fluoxetine hydrochloride, Naproxen, dan lain-lain. Sebagai catatan L-DOPS adalah prekursor dari Norepinephrine. Norepinephrine adalah neurotransmitter untuk mengirim sinyal ke jantung dan pembuluh darah.

Kedua penemuan ini telah membuka cakrawala baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut laporan, sampai tahun 2000, penjualan obat kiral dalam bentuk enantiomer murni di dunia telah mencapai 123 miliar dolar AS. Tidak tertutup kemungkinan terwujudnya penemuan-penemuan baru, bahkan mungkin saja bangsa Indonesia yang akan melakukan terobosan-terobosan baru tersebut. Ingat, kisah ini belum berakhir, karena ilmu pengetahuan tidak pernah mati. Akhir kata, maju terus ilmu pengetahuan Indonesia.***

Mau?

afferinte.com

MERAIH RUPIAH KLIK INI

Join in Here