RSS Feed

Saturday, May 8, 2010

Formula INSECT REPELLENT

I. KARAKTERISTIK BAHAN

BAHAN

SIFAT FISIKA- KIMIA

EFEK SAMPING

COMPATIBILITAS

INCOMPATIBILITAS

FUNGSI DALAM FORMULA

KETERANGAN

Lavender oil (minyak lavender).


-

-


Sebagai bahan aktif (yang mempunyai aktivitas repelan / pengusir nyamuk)

Kadar yang dapat digunakan antara 0,05% - 25%

Parafin likuidum

Cairan kental , transparan , tidak berfloueresensi, tidak berwarna, hampir tidak berasa, tidak larut dalam air dan etanol 95%p, larut dalam kloroform p dan eter p

-



Zat pemantap dan untuk meningkatkan kekentalan , dalam kosmetik digunakan untuk minyak rambut

-

Trietanolamine

· Titik lebur 21,20 C

· Viskositas absolute 200 C

· Sangat higroskopik

Dapat menimbulkan infeksi jika mengenai mata

-

Akan bereaksi dengan asam yang membentuk garam dan ester, dengan tembaga akan membentuk garam kompleks

Sebagai pengemulsi dan pelarut

-

Propil paraben (nipagin)

Hablur putih tidak berbau , tidak berasa , agak membakar & diikuti rasa tebal , agak sukar larut dalam air ,dalam benzen, karbon tetraklorida , mudah larut dalam etanol & eter

-

-

-

Sebagai pengawet fase cair

-kadar yang digunakan 0,02%

Metil paraben

(nipasol)

Jarak lebur pada 1250–1280

Dapat menginduksi reaksi alergi pada kulit sensitive

-

Berubah warna dengan adanya besi lemah dengan alkali dank eras terhadap asam.

Sebagai pengawet

Fase minyak

Kadar yang dapat digunakan 0,12%-0,18%

Asam stearat

· Titik didih 3830 C

· BJ 0,847 g/cm3

Menimbulkan iritasi jika berbentuik serbuk

-

Tidak dapat bergabung dengan metal hidroksida.

Sebagai pengemulsi

-

Setil alcohol

· Titik didih 3160 C -3440C

· BJ 0,811 -0,830 g/cm3

-( tidak toksik dan tidak menimbulkan iritasi

-

-

Sebagai pengemulsi dan stiffening agent

Kadar yang dapat digunakan 1-10%

Aquadest

Cairan jernih , tidak berasa , tidak berbau dan tidak berwarna


-


Sebagai tambahan & pelarut



II. BAHAN TERPILIH DAN ALASAN PEMILIHAN BAHAN

a. Lavender Oil atau minyak lavender

Minyak lavender dengan kadar 0,05% sudah memiliki aktivitas repelan (pengusir nyamuk) kadar tinggi yang digunakan sebagai repelan adalah 25%.

Adapun alasan yang digunakannya minyak lavender sebagai bahan aktif dalam formula repelan ini antara lain:

1. Harga lebih murah dari pada zat aktif kimia

2. Dengan konsentrasi atau kadar yang rendah sudah memiliki aktivitas sebagai repelan.

3. Tidak memiliki efek samping yang membahayakan bagi pengguna dibandingkan zat aktif kimia yang rata-rata dapat menimbulkan efak iritasi, rasa terbakar.

b. Cetyl alkohol

Setil alkohol digunakan dalam formulasi karena mempunyai efek atau manfaat ganda, yakni dapat digunakan sebagai emulgator dan sebagai stiffering agent. Stiffering agent adalah suatu zat yang ditambahkan kedalam suatu formula, yang berfungsi sebagai pengental / pengeras didalam sedian lotion.

Semakin besar konsentrasi setil alkohol yang terkandung dalam lotion,semakin besar pula tingkat kekentalan lotion, sehingga daya lekat pada kulit lebih lama dan tolak terhadap nyamuk semakin besar, karena minyak atsiri akan lebih lama terhambat dalam basis.

c. Triethanolamine dan Asam stearat

Digunakan sebagai emulgator dan biasa dipakai dalam sediaan topikal. Sabun triethanolamin dan asam stearat hanya bereaksi dengan basa lemah. Sabun ini dapat mengemulsikan minyak-minyak dalam jumlah besar

III. RANCANGAN FORMULA

Formula

Lavender Oil 1,2%

Cetyl Alcohol 1%

Triethanolamine 1,5%

Asam stearat 15%

Nipagin 0,02%

Nipasol 0,12%

Aquadest ad 100ml

IV. SPESIFIKASI SEDIAAN

a. Kekentalan (Viskositas)

Sediaan repelan ini direncanakan memiliki viskositas atau kekentalan yang cukup. Oleh karena itu digunakan konsentrasi cetyl alcohol sebesar 10% sebagai stiffening agent. Bahan aktif yang digunakan adalah minyak atsiri lavender, dimana minyak atsirih mempunyai sifat fisika yang mudah menguap. Dengan viskositas yang cukup diharapkan bahan aktif yaitu minyak lavender lebih lama terhambat dalam basis sehigga memiliki daya tolak terhadap nyamuk lebih lama.

b. pH

pH sediaan repelan ini diusahakan untuk disamakan dengan pH fisiologis kulit, yaitu antara 4,5-6,5 ( disebut sediaan dengan pH balanced). Karena semakin jauh beda antara pH repelan dengan pH fisiologis kulit (dapat jauh lebih tinggi/ jauh lebih rendah) semakin hebat sediaan menimbulkan reaksi negatif pada kulit.

c. Warna

Sediaan repelan ini direncanakan untuk memiliki warna merah muda. Hal ini bertujuan untuk menutupi warna asal lotion yang diperkirakan memiliki warna yang keruh oleh berbagai proses misalnya pada saat proses mixing. Selain itu bertujuan untuk menarik perhatian minat pemakainya dan mempercantik bentuk sediaan itu sendiri.

d. Bau

Sediaan repelan ini tidak menggunakan bahan pewangi atau parfum. Hal ini dikarenakan pembuat ingin mempertahankan aroma alami yang berasal dari zat aktif sediaan, yakni aroma lavender. Dengan kadar 1,2% diharapkan repelan ini memiliki aroma lavender yang cukup kuat, sehingga nyamuk akan menjauh jika mencium aroma tersebut. Selain itu, apabila sediaan ini ditambahkan parfum atau aroma lain dikhawatirkan akan terjadi percampuran aroma antara minyak lavender dengan parfum. Dengan tidak ditambahkannya parfum dalam sediaan, diharapkan efek anti nyamuk atau aktivitas repelan dapat berjalan dengan kondisi maksimal.

e. Kemudahan dioleskan

Sediaan repelan ini direncanakan memiliki viskositas yang cukup dalam artian tidak terlalu cair atau tidak terlalu kental. Diharapkan repelan akan mudah dituang dan mudah dioleskan ke kulit. Ketika dioleskan repelan diharapkan akan mudah diratakan keseluruh kulit yang dikehendaki untuk dioles repelan. Repelan juga diharapkan tidak meninggalkan lapisan yang terlalu tebal dan menumpuk pada satu sisi kulit saja.

f. Kemudahan dibersihkan atau dicuci

Sediaan repelan ini direncanakan memiliki viskositas yang cukup dan memiliki daya ikat (adhesive) yang cukup kuat. Sehingga ketika pemakai ingin membersihkan kulitnya tidak akan menemui kesulitan. Repelan cukup dibersihkan menggunakan air bersih saja. Selain itu ketika selesai dibersihkan atau dicuci tidak meninggalkan noda atau lapisan dalam bentuk apapun.

V. PERHITUNGAN BAHAN


VI. ALAT DAN BAHAN

a. ALAT


1. Timbangan

2. Anak timbangan

3. Mortir

4. Stamper

5. Pipet

6. Gelas ukur 10 ml, 100 ml

7. Beker glass 100 ml, 300 ml

8. Batang pengaduk

9. Sudip

10. Cawan penguap

11. Water bath

12. Lap

13. Perkamen

14. Sendok tanduk

15. Sendok porselen

16. Botol

b. BAHAN

1. Lavender Oil

2. Cetyl Alcohol

3. Trietanolamina

4. Asam Stearat

5. Propil paraben

6. Metyl paraben

7. Aquadest

VII. PROSEDUR PEMBUATAN SEDIAAN

a. Menyetarakan timbangan

b. Mengkalibrasi botol

c. Menimbang Asam Stearat, masukkan kedalam cawan penguap

d. Menimbang Cetyl Alcohol, masukkan kedalam cawan no c . Letakkan diatas waterbath, aduk dengan sendok porselen sampai melebur & homogen.

e. Menimbang nipasol masukkan kedalam cawan no. d . Aduk sampai homogen, lalu pindahkan kedalam mortir panas

f. Menimbang nipagin , masukkan kedalam bekker glas & larutkan dengan air mendidih aduk sampai homogen lalu tunggu sampai suhunya turun.

g. Mengukur TEA, masukkan kedalam beaker glass tambahkan air panas aduk ad larut & homogen masukkan ke no. f , sedikit demi sedikit dan aduk kuat – kuat sampai homogen

h. Campur no.g kedalam mortir no. e sedikit demi sedikit sambil diaduk kuat – kuat , aduk sampai homogen

i. Masukkan masing-masing sediaan dalam botol yang sudah disediakan

j. Memberi label atau etiket pada botol.

VIII. EVALUASI SEDIAAN

a. Uji organoleptis

Suatu proses pengujian untuk mengetahui terjadinya pemisahan fase atau pecahnya emulsi,tercium bau tengik atau tidak,serta perubahan warna dalam suatu sediaan. Dalam uji organoleptis ini tidak menggunakan alat dan dapat dilakukan peneliti atau pembuat sediaan sendiri dengan melihat keadaan pemisah fase atau pecahnya emulsi,tercium bau tengik atau tidak serta perubahan warna dalam suatu sediaan.

Hasil pengujian : (pengamatan dilakukan setiap hari selama dua minggu.)

ORGANOLEPTIS

FORMULA

Pemisahan fase

Warna

Bau

Tidak terjadi pemisahan fase

(emulsi tidak pecah)

Berwarna merah muda

( tidak terjadi perubahan warna)

Tercium bau minyak lavender yang agak menyengat, tidak tercium bau tengik.

b. Uji homogenitas

Homogenitas sediaan lotion ditunjukkan dengan tercampurnya bahan-bahan yang digunakan dalam formula lotion, baik bahan aktif maupun bahan tambahan secara merata dengan menggunakan atau meletakan sedikit lotion di antara 2 kaca objek. Perhatikan adanya partikel-partikel kasar atau tidak homogen.

Hasil pengujian :

FORMULA

HASIL

Formula

Seperti terdapat gelembung udara



c. Uji viskositas

Emulsi yang baik memiliki aliran fiskotropik (mudah mengalir atau tersebar). Tetapi memiliki viskositas cukup tinggi untuk meningkatkan stabilitas fisiknya. Pengukuran viskositas dan sifat aliran dengan menggunakan viskometer Brookfield dan menggunakan spindel nomor 1.

Berikut prosedur untuk menguji viskositas

§ Pasang isotester pada statip iscotesces.

§ Turunkan alat pengukur skala ad batas rotor tercelup ke dalam zat yang akan dilakukan viskositasnya.

§ Pasang stop kontak.

§ Nyalakan rotor sambil menekan tombol.

§ Biarkan jarum menara berputar dan lihat pada skala.

§ Bacalah angka yang ditunujukkan oleh jarum tersebut.

Hasil pengujian :

Rotor atau spindel nomor 1 =3000 cp=30 dpoist

Rotor nomor 2 = tidak terbaca

Rotor nomor 3 = tidak terbaca


d. Uji pH

Uji pH dilakukan untuk mengetahui pH sediaan. Uji pH dapat dilakukan dengan cara meneteskan sediaan pada kertas pH atau pH indikator ataupun pada kertas universal.

Hasil pengujian:

FORMULA

pH

Formula

6

e. Uji efektivitas

Uji efektivitas sediaan lotion anti nyamuk dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektivitasan sediaan, atau tingkat aktivitas sediaan sebagai repelant. Penguji dilakukan dengan cara diam di tempat yang dianggap banyak nyamuk. Lalu mengolesi tangan dan kaki dengan sediaan yang dibuat .

IX. PENGEMASAN SEDIAAN

a. Wadah

Wadah yang digunakan adalah botol plastik berwarna putih. Botol plastik yang digunakan sebaiknya tidak tembus cahaya. Hal ini disebabkan karena bahan aktif yang digunakan adalah minyak atsiri. Minyak atsiri akan mudah tengik apabila terkena cahaya. Oleh karena itu untuk memperkecil atau meminimalisir resiko ketengikan sediaan repelan selain penambahan bahan pengawet sebaiknya juga harus diperhatikan penggunaan wadah.

b. Label

Label atau etiket mencantumkan keterangan antara lain :

· Bagian depan

1. Merk

2. Keterangan mengenai insect repellent beserta gambar

3. Aroma beserta gambar

4. Tanda perhatian

5. Jumlah sediaan ( berat netto)

· Bagian belakang

1. Merk

2. Pengantar

3. Petunjuk penggunaan

4. Petunjuk keamanan

5. Nama bahan aktif beserta konsentrasi

6. Kode produk kosmetik

7. Nomor pendaftaran

8. Telepon layanan konsumen

9. Produsen

10. Kode produksi

11. Tanggal kadaluarsa

X. PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Struktur & Fungsi Kulit

Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan dari luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan induk secara terus – menerus, respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar.

Luas kulit manusia rata – rata ± 2 meter persegi, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak. Kulit terbagi atas 2 lapisan utama, yaitu Epidermis atau kulit ari (sebagai lapisan paling luar) dan Dermis (korium, kutis, kulit jangat). Dibawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit.

Epidermis terbagi atas 5 lapisan jika dilihat dari bagian terluar hingga ke dalam, yakni :

    1. lapisan tanduk (Stratum corneum), sebagai lapisan paling atas
    2. lapisan jernih (Stratum lucidum), disebut juga ”lapisan barrier
    3. lapisan berbutir – butir (Stratum granulosum)
    4. lapisan malphigi (Stratum spinosum) yang selnya seperti berduri
    5. lapisan basal (Stratum germinativum) yang hanya tersusun oleh satu lapis sel – sel basal.

EPIDERMIS

Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik dipakai pada epidermis itu. Sedangkan dermis menjadi tujuan dalam kosmetik medik. Ketebalan epidermis berbeda – beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 mm, misalnya pada telapak tangan dan kaki, dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 mm terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut.

  1. lapisan tanduk (stratum corneum), terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air. Sebagian besar lapisan ini terdiri atas keratin yang sangat resisten terhadap bahan – bahan kimia. Lapisan ini berfungsi untuk memproteksi tubuh dari luar. Permukaan stratum corneum dilapisi oleh suatu lapisan pelindung lembab tipis yang bersifat asam, disebut Mantel Asam Kulit.
  2. lapisan jernih (stratum lucidum), terletak tepat dibawah lapisan tanduk, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan kaki. Antara stratum lucidum dan stratum granulosum terdapat lapisan keratin tipis yang disebut rein’s barrier (Szakaal) yang tidak bisa ditembus / impermeable.
  3. lapisan berbutir – butir (stratum granulosum), trsusun oleh sel – sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar, berinti mengkerut. Stoughton menemukan bahwa didalam butir keratohyalin itu terdapat bahan logam, khususnya tembaga yang menjadi katalisator proses pertandukan kulit.
  4. lapisan malphigi (stratum spinosum), selnya berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen – filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Cairan limfe masih ditemukan mengitari sel – sel dalam lapisan malphigi ini.
  5. lapisan basal (stratum germinativum), merupakan lapisan terbawah epidermis. Didala lapisan ini juga terdapat sel – sel melanosit, yaitu sel – sel yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen melanin dan memberikannya kepada sel – sel keratinosit melalui dendrit – dendritnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit.

DERMIS

Berbeda dengan epidermis yang tersusun oleh sel – sel dalam berbgai bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin, yang berada di dalam substansi dasar yang bersifat koloid dan terbuat dari gelatin mukopolisakarida,.

Serabut kolagen dapat mencapai 72 persen dari keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak. Didalam dermis terdapat adneksa – adneksa kulit seperti folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf, juga sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (subkutis / hipodermis).

B. Sediaan

Insect repellents merupakan alternatif dari penggunaan insektisida, dapat digunakan pada kulit untuk melindungi individu dari gigitan nyamuk, tungau, kutu dan sebagainya. Zat aktif yang sering digunakan adalah:

1. Minyak cengkeh

2. Minyak atsiri dari eucalyptus lemon (Corymbia citriodora) dan yang aktif senyawa p-menthane-3 ,8-diol (PMD)

3. Lavender

4. Minyak serai

5. Minyak Adas (Foeniculum vulgare)

6. Minyak Eucalyptus (70% + eucalyptol).

7. Minyak jarak (Ricinus communis)

8. Peppermint (Menthae piperita)

9. Buah jeruk

Repellents membantu mencegah serangga dan mengendalikan wabah penyakit yang disebabkan oleh serangga seperti malaria, demam berdarah, wabah pes, dan demam Barat Nil. Hama hewan biasanya melayani sebagai vektor penyakit kutu termasuk serangga, lalat, dan nyamuk dan kutu arakhnida. Biasanya serangga repellents bekerja dengan masking bau manusia, atau dengan menggunakan aroma yang secara alami menghindari serangga.

Repellents dari bahan sintetis cenderung lebih efektif dan / atau lebih tahan lama dari repellents yang berasal dari alam. Namun, beberapa repellents nabati dapat memberikan bantuan yang efektif juga. Semua sintetik memberi hampir 100 repellency% untuk 2 jam pertama, di mana produk pembasmi alami yang paling efektif untuk 30-60 menit pertama dan dibutuhkan reapplication menjadi efektif selama beberapa jam.

Mengenai keamanan dengan penggunaan obat nyamuk pada anak-anak dan wanita hamil:

  1. Anak-anak mungkin akan menghadapi risiko lebih besar untuk efek samping untuk repellents, sebagian, karena risiko mereka mungkin lebih besar.
  2. Jauhkan repellents dari jangkauan anak-anak.
  3. Jangan biarkan anak-anak untuk menerapkan repellents kepada diri mereka sendiri.
  4. Gunakan hanya sejumlah kecil repellent pada anak-anak.
  5. Jangan berlaku repellents ke tangan anak-anak muda, karena ini dapat menyebabkan kontak mata kebetulan atau konsumsi.
  6. Cobalah untuk mengurangi penggunaan repellents dengan memakaikan anak-anak baju lengan panjang dan celana panjang dan menggunakan sepatu atau kaus kaki. Gunakan juga kelambu di atas kereta bayi.
  7. Perempuan hamil harus berhati-hati karena janin mungkin bersifat rentan.

Cara pemakaian insect repellents di berbagai negara berbeda-beda. Bahkan di beberapa negara ada yang menganjurkan agar insect repellents tidak digunakan pada anak muda. Environmental Protection Agency (EPA) menyatakan bahwa toksisitas minyak serai sedikit atau bahkan tidak ada dan telah digunakan sebagai penolak serangga topikal selama 60 tahun. Namun, EPA juga menyatakan bahwa minyak serai mungkin mengganggu kulit dan menyebabkan dermatitis pada orang tertentu.

Hasil dari praktik, produk kami yang bernama ”Save” sudah memenuhi syarat untuk uji pH, yaitu 6 dan masih termasuk pH balance sehingga aman untuk kulit. Viskositasnya 3000 cp dan tidak terlalu kental sehingga mudah dituang dan dioleskan. Produk ini sudah diuji keefektivitasannya terhadap nyamuk dan terbukti bahwa produk ini berfungsi untuk menolak nyamuk.

XI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Produk yang kami hasilkan ini menggunakan bahan aktif minyak lavender yang sudah terbukti mampu untuk menolak nyamuk. Lotion anti nyamuk ”SAVE” ini sudah memenuhi persyaratan dalam pembuatan insect repellents. Hal ini didasarkan pada pH yang sesuai dengan pH balance kulit (4,5 – 6,5), viskositas yang tidak terlalu tinggi sehingga produk mudah dituang dan dioleskan serta keefektifan yang telah teruji mampu untuk menolak nyamuk.

B. Saran

Janganlah ragu untuk menggunakan produk kami karena produk kami telah terbukti ampuh untuk menolak nyamuk.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III

Departemen kesehatan. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV

Majid, Lalu Nopian. 2009. Aktivitas lotion anti nyamuk ekstrak buah adas (Foeniculum Vulgare Miller) sebagai penolak (repellant) terhadap nyamuk kebun (culex). Karya ilmiah tidak diterbitkan. Malang : Akademi Farmasi Putra Indonesia.

Martindale. The Extra Pharmacopeia.

Pharmaceutical Association. 1983. Handbook of pharmaceutical Association.

Tranggono,dkk. 2007. Buku Pegangan Ilmu pengetahuan Kosmetik. Jakarta : PT. Gramedia.

Mau?

afferinte.com

MERAIH RUPIAH KLIK INI

Join in Here