RSS Feed

Tuesday, December 22, 2009

SIMPLISIA HERBA SELADA AIR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis bisa menyelesaikan tugas makalah Farmakognosi yang berjudul “ Herba Selada Air ”dengan baik dan tepat waktu.
Disusunnya makalah ini bertujuan sebagai tugas mata kuliah Farmakognosi .Penulis berharap supaya penulisan makalah ini bisa menambah pengetahuan mahasiswa dalam ilmu Farmakognosi serta bisa memberi motivasi kepada mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang lebih kreatif,inovatif dan bersemangat tinggi dalam menuntut ilmu.
Di dalam penyusunan makalah Farmakognosi ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan YME atas rahmat dan petunjuk-Nya
2. Orang tua yang selalu memberi bimbingan dan motivasi
3. Bapak Sugeng, Ibu Layli, Ibu Ninik, Ibu Mamik selaku dosen farmakognosi yang telah mendidik dan membimbing penulis
4. Teman-teman,serta pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah Farmakognosi ini.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis ,penulis selalu mengharapkan dukungan,dorongan serta saran yang membangun agar tujuan penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik.Penulis juga meminta maaf apabila ada yang salah dalam penyusunan makalah ini baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Malang,16 November 2009

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Salah satu tanaman yang merupakan salah satu simplisia nabati adalah herba selada air . Selada air (Nasturtium officinale) yang cepat tumbuh, air atau semi-akuatik, tanaman abadi asli dari Eropa ke pusat Asia, dan salah satu tertua sayur daun yang dikonsumsi oleh manusia. Ini adalah sebuah spesies invasif di Danau Besar wilayah dimana pertama kali terlihat pada 1847. Tanaman ini adalah anggota dari Keluarga Brassicaceae atau kubis . Batangnya berongga dan mengambang. Selada air menghasilkan bunga yang kecil dan berwarna putih.
Budidaya selada air berkembang terbaik dalam air yang sedikit basa. Tanaman ini sering ditanam di sekitar hulu sungai kapur. Dalam pasar lokal, permintaan selada air melebihi pasokan. Hal ini disebabkan oleh selada air yang cocok untuk distribusi dalam bentuk kering dan hanya dapat disimpan untuk waktu yang singkat.
Jika dipanen, selada air dapat tumbuh hingga ketinggian 50-120 cm. Juga dijual sebagai kecambah, tunas yang dapat dimakan dipanen hari setelah berkecambah. Seperti banyakkan dalam famili tumbuhan ini, dedaunan selada air menjadi pahit ketika tanaman mulai menghasilkan bunga.

Selada air mengandung sejumlah besar zat besi, kalsium dan asam folat, selain vitamin A dan C. Banyak manfaat dari makan selada air , seperti yang bertindak sebagai stimulan, sumber phytochemical dan antioksidan, diuretik, ekspektoran, dan membantu pencernaan .Juga dipercaya dapat membantu melindungi terhadap kanker paru-paru. Karena tinggi yodium konten, selada air memiliki efek penguatan pada kelenjar tiroid, sehingga bermanfaat bagi yang menderita hipotiroidisme.
Dalam makalah ini, kami khusus membahas tentang herba selada air. Sesuai dengan ketentuan judul yang diberikan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah farmakognosi.



1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimanakah taksonomi herba selada air?
1.2.2 Bagaimanakah morfolgi herba salada air?
1.2.3 Bagaimanakah kandungan kimia herba selada air?
1.2.4 Bagaimanakah khasiat herba selada air?
1.2.5 Bagaimanakah pembuatan simplisia herba selada air?
1.2.6 Bagaimanakah pengujian simplisia herba selada air?
1.2.7 Bagaimanakah pengamatan terhadap simplisia herba selada air?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui taksonomi herba salada air
1.3.2 Untuk mengetahui morfologi herba selada air
1.3.3 Untuk mengetahui kandungan kimia herba selada air
1.3.4 Untuk mengetahui khasiat herba selada air
1.3.5 Untuk mengetahui pembuatan simplisia herba selada air
1.3.6 Untuk mengetahui pengujian simplisiaherba selada air
1.3.7 Untuk mengetahui pengamatan terhadap simplisia herba selada air


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TAKSONOMI HERBA SELADA AIR
Nama Latin:
Nasturtium officinale R.Br
Nama Simplisia:
Nasturtii Herba
Sinonim:
Rorippa nasturtium-aquaticum , R. microphylla,
Nama Daerah:
Sumatera : selada ayer ; jawa : selada cay
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Sub Kelas :
Dilleniidae
Ordo :
Capparales
Famili :
Cruciferae
Genus :
Nasturtium

2.2 MORFOLOGI HERBA SELADA AIR
• Tinggi Tanaman: Tumbuh hingga mencapai 50 - 120 cm


• Batang : Berbentuk bulat, Berwarna muda kehijauan


• Daun:
o Daun majemuk gasal
o warna hijau sampai kecoklatan



o ujungnya berbentuk jorong melebar sampai bundar


o pangkal berbentuk jantung , membundar atau tumpul


o panjang 1,5 – 4,5 cm
setelah diukur didapat memiliki panjang 3,5 cm

o lebar 1 – 3 cm
Setelah diukur didapat lebarnya 3 cm

o Tepi bergelombang

o Permukaan datar dan rata


• Akar : Berbentuk serabut, merambat seperti tanaman kangkung


2.3 KANDUNGAN KIMIA HERBA SELADA AIR
1. glikonasturtiin
2. minyak atsiri
3. rafanol
4. zat pahit
5. vitamin


2.3.1 Glikonasturtiin
Gluconasturtiin adalah glucosinolate dengan nama kimia phenethylglucosinolate. Ini adalah salah satu yang paling banyak didistribusikan di glucosinolates silangan, terutama di akar, dan mungkin salah satu dari senyawa tanaman yang bertanggung jawab atas hama alami-sifat menghambat pertumbuhan silangan, seperti kubis, sawi, di rotasi dengan tanaman. Efek gluconasturtiin ini kemungkinan besar karena sifatnya degradasi oleh enzim tanaman myrosinase ke phenethyl isothiocyanate, yang merupakan racun bagi banyak organisme.
Ditemukan dalam Gluconasturtiin lobak (Armoracia rusticana) bersama dengan sinigrin. Kedua senyawa mendatangkan suatu tajam rasanya.
Dalam akar berkembang penuh, konsentrasi sinigrin mewakili 83% dan gluconasturtiin 11% dari diekstrak glucosinolates.

Gluconasturtiin



Nama lain Phenethylglucosinolate
identifikasi
Nomor CAS
499-30-9
PubChem
9548618


Properties
Rumus
C 15 H 21 NO 9 S 2
Massa molar
423.461 g/mol
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data diberikan untuk bahan dalam keadaan standar (25 ° C, 100 kPa)


2.3.2 Minyak atsiri
• Pengertian
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menuap pada udara terbuka. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua atau gelap. Untuk mencegah supaya tidak berubah warna minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkinsehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk.

• Sifat-sifat minyak atsiri
Adapun sifat-sifat minyak atsiri diterangkan sebagai berikut :
i. Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa.
ii. Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lainnya berbeda, sangat tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing- masing komponen penyusunnya.
iii. Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam mengigit, memberi kesan hangat sampai panas atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya.
iv. Dalam keadaan murni (bekum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka ketika dibiarkan menguap tidak meninggalkan bekas noda pada benda yang ditempel.
v. Bersifat tidak bias disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik (rancid). Ini berbeda dengan minyak lemak yang tersusun oleh asam-asam lemak.
vi. Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahri (terutama gelombang ultraviolet), dan panas karena terdiri dari berbagai komponen penyusun.
vii. Indeks bias umumnya tinggi.
viii. Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi yang spesifik karena banyak komponen penyusun yang memiliki atom C asimetrik.
ix. Pada umumnya tidak bercampur dengan air tetapi cukup dapat larut gingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil.
x. Sangat mudah larut dalam pelarut organic.


• Keberadaan Minyak Atsiri Dalam Tanaman
Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar (pada famili labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili piperaceae), di dalam saluran minyak yang disebut vittae (famili umbelliferae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili pinaceae dan rutaceae), terkandung di dalam semua jaringan (pada famili coniferae). Pada bunga mawar kandungan minyak atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu manis (sinnamon) banyak ditenui di kulit batang (cortex), pada famili umbelliferae banyak terdapat dalam perikarp buah, pada menthae sp terdapat dalam rambut kelenjar batang dan daun, serta pada jeruk terdapat dalam kulit buah dan dalam helai daun.
Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian akibat lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu. Peranan utama dari minyak atsiri terhadap tumbuhan itu sendiri adalah sebagai pengusir serangga (mencegah daun dan bunga rusak) serta sebagai pengusir hewan-hewan pengusir lainnya. Namun sebaliknya minyak atsiri juga berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu terjadinya penyerbukan silang dari bunga.

• Biosintesis Komponen Minyak Atsiri
Kerangka dasar komponen minyak atsiri adalah terpena yang terdiri dari satuan isoprena. Satuan isoprene yang berperan aktif secara biosintetik adalah isopetenil pirofosfat, dimetil alil pirofosfat, serta senyawa-senyawa yang terbentuk dari asam asetat lewat jalur biosintesis asam mevalonat. Geranil pirofosfat adalah precursor C10 dari terpena dan dianggap memiliki peran utama dalam pembentukan monoterpena serta dibentuk melalui kondensasi dari masing-masing satuan isopentenil pirofosfat dan dimetil alil pirofosfat. Geranil pirofosfat dianggap sebagai precursor langsung untuk monoterpena siklis. Namun senyawa ini berupa isomer sis terhadap neril pirofosfat sebelum monoterpena siklis dapat dibentuk. Sebab isomer trans tidak mempunyai stereo kimia yang tepat untuk siklisasi. Kemungkinan lain adalah pembentukan neril pirofosfat dari isopentenil pirofosfat. Dalam hal ini dimetilalil pirofosfat tidak tergantung pada langkah geranil pirofosfat. Bentuk pertengahan dalam pembentukan terpena siklis ditunjukkan sebagai ion karbonium.
Prekursor utama untuk komponen fenil propanoid dalam minyak atsiri adalah asam sinamat dan asam P-hidroksi-sinamat yang juga dikenal sebagai asam P-komarat. Dalam tanaman, senyawa ini dibentuk dari asam amino aromatic fenilalanin dan tirosid yang akhirnya disintesis lewat jalur asam sikimat. Jalur biosintetik ini dapat dilakukan oleh mikroorganisme dengan menggunakan mutan auksotropik Eschericia coli dan Enterobacter aerogenes yang membutuhkan asam amino aromatic untuk pertumbuhannya.

• Kandungan Kimiawi Minyak Atsiri
Tidak satu pun minyak atsiri tersusun dari senyawa tunggal,tetapi merupakan campuran komponen yang terdiri dari tipe-tipe yang berbeda. Berdasarkan cara isolasinya, komponen penyusun minyak atsiri dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok seperti berikut.
1.Kelompok yang mengkristal pada suhu rendah, misalnya stearoptena.
2. Kelompok senyawa yang dapat di pisahkan melalui proses distilasi bertingkat.
3.Kelompok senyawa yang di pisahkan melalui proses kristalisasi bertingkat.
4.Kelompok yang senyawa pemisahannya dilakukan melalui kromatrografi.
5.Kelompok senyawa yang diisolasi melalui proses-proses kimia.
Minyak atsiri sebagian besar terdiri dari senyawa terpena, yaitu suatu senyawa produk alami yang strukturnya dapat dibagi ke dalam satuan-satuan isoprena (C5H8) ini terbentuk dari asetat melalui jalur biosintesis asam mefalonat dan merupakan rantai bercabang lima satuan atom karbon yang mengandung 2 ikatan rangkap. Senyawa yang terdiri dari 2 satuan isoprena disebut sebagai Monoterpena (rumus molekul C10H16) , senyawa yang mengandung 3 satuan isoprena disebut seskuiterpena (C15H24), yang mengandung 4 satuan isoprena disebut diterpena (C20H32), Mengandung 6 isoprena disebut triterpena (C30H38) dst.
Terpena yang paling sering terdapat sebagai penyusun minyak atsiri adalah monoterpena. Monoterpena banyak ditemui dalam bentuk asiklik, monosiklik, serta bisiklis sebagai hidrokarbon dan keturunan yang teroksidasi seperti alkohol, aldehida, keton, fenol, dan ester. Terpena lain di bawah monoterpena yang berperan penting sebagai penyusun minyak atsiri adalah seskuiterpena dan diterpena.
Kelompok besar lain dari komponen penyusun minyak atsiri adalah golongan fenil propana. Senyawa ini mengandung cincin fenil C6 dengan rantai samping berupa propana C3. Banyak di antara fenil propanoid yang terdapat pada minyak atsiri berwujud sebagai fenol atau eter fenol.

2.3.3 Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.
Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik.Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.
• Vitamin C
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin c termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.
Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil dan luka ringan.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan ia mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, ia dapat meningkatkan pembuangan faeses atau kotoran. Tak heran bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan diare. Untuk pencegahan kurangi konsumsinya, atau ganti dengan natriumaskorbat.
Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%.
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi tiap orang, tergantung kebiasaan masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya: merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Maka, sebisa mungkin hindari minum kopi, teh, dan cola. Selain itu stres, demam, infeksi, dan giat berolahraga juga meningkatkan kebutuhan akan vitamin C.
• Vitamin A
Vitamin A terhubung dengan keluarga sama berbentuk molekul, retinoid, yang menyelesaikan sisa vitamin urutan. Yang penting adalah grup retinyl, yang dapat ditemukan dalam beberapa bentuk. Dalam makanan asal hewan, bentuk utama vitamin A adalah suatu ester, terutama retinyl palmitate, yang dikonversi ke alkohol (retinol) di usus kecil. Vitamin A dapat juga berada dalam suatu aldehida (retina). Asam (retinoic acid), suatu metabolit, hanya sebagian aktivitas vitamin A, dan tidak berfungsi di retina. Semua bentuk vitamin A memiliki beta-ionone cincin yang suatu isoprenoid rantai terpasang. Struktur ini sangat penting untuk aktivitas vitamin. [1] Para pigmen oranye dari wortel - beta-karoten - dapat digambarkan sebagai dua retinyl terhubung kelompok, yang digunakan dalam tubuh untuk memberikan kontribusi untuk vitamin A level. Alpha-karoten dan gamma-karoten juga memiliki retinyl satu kelompok yang memberi mereka aktivitas vitamin. Tak satu pun dari karotin lain memiliki aktivitas vitamin. Beta-karotenoid cryptoxanthin ionone memiliki sebuah kelompok dan memiliki aktivitas vitamin pada manusia.
ketika melekat pada protein tertentu, adalah satu-satunya cahaya utama penyerap dalam persepsi visual, dan nama senyawa berhubungan dengan retina mata. Kelompok ini juga yang retinyl fungsi dalam asam retinoic, yang mirip hormon pameran kegiatan di bagian lain dari tubuh.
Vitamin A dapat ditemukan dalam berbagai bentuk:
o Retinol, bentuk vitamin A diserap ketika makan sumber makanan hewan, adalah kuning, larut dalam lemak, vitamin dengan visi dan penting dalam pertumbuhan tulang. Karena bentuk alkohol tidak stabil, vitamin biasanya diproduksi dan diberikan dalam bentuk retinyl asetat atau palmitate.
o lain retinoid, sebuah kelas senyawa kimia yang terkait secara kimiawi menjadi vitamin A, digunakan dalam kedokteran.
o alpha-carotene, beta-karoten, gamma-karoten; dan xanthophyll beta-cryptoxanthin (semua yang mengandung beta-ionone cincin), tapi tidak lain karotenoid, berfungsi sebagai vitamin A pada hewan herbivora dan omnivore, yang memiliki enzim diperlukan untuk mengkonversi senyawa tersebut ke retina. Karnivora pada umumnya miskin konverter dari ionine-containg karotenoid, dan karnivora murni seperti kucing dan kurangnya ferets beta-karoten 15,15 '-monooxygenase dan tidak bisa mengubah apapun karotenoid untuk retinals (sehingga tidak ada bentuk karotenoid menjadi vitamin A untuk spesies ini ).

2.4 KHASIAT HERBA SELADA AIR
Herba selada air memiliki beberapa khasiat, antara lain
• Bronkitis
• Pilek
• Batuk
• Peluruh air seni (Diuretik)
• gondok
• Kelesuan
• Kekurangan vitamin
• Rasa panas di paru-paru
• Iritasi kulit
• Membersihkan Darah
• Mengurangi resiko kanker


2.5 PENGUJIAN SIMPLISIA HERBA SELADA AIR
2.5.1 Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk herba tanbahkan 5 tetes asam sulfat P ; Terjadi warna coklat tua.
B. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N ; terjadi warna coklat muda.
C. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5 % b/v dalam etanol P ; terjadi warna hijau.
D. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna coklat tua
E. Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v ; terjadi warna coklat kehijauan.
F. Timbang 300 mg serbuk herba campur dengan 5 ml methanol P dan panaskan diatas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuvi ebdapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperolah 5 ml filtrate. Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebagai 40 μl filtrate. Pada titik keempat tutulkan 5 μl zat warna I LP. Evaluasi dengan dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut diudara selama 10 menit, evaluasi lagi dengan toluene P dengan arah evaluasi dan jarak rambut yang sama. Amati lagi dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110oC selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar bias dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara kerja diatas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AlCl3 LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut :
Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm
NO hRx Tanpa
Pereaksi Dengan reaksi Tanpa pereaksi Dengan reaksi
I II I II
1
2
3
4
5 9-12
12-15
25-28
29-33
123-129 Kuning
Hijau
Hijau
Hijau
- -
Ungu
Hijau
Ungu
Ungu -
Hijau
Merah
Hijau
- Kuning
Merah
Merah
Merah
- Violet
Merah
Merah
Violet
Violet -
Merah
-
Merah
-
Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah ( yang diamati dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm )
hRf bercak warna merah = 65
Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP
II = Pereaksi AlCl3 LP
2.5.2 Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 18 %.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 5 %.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 40 %.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 9 %.
Bahan organic asing. Tidak lebih dari 2 %.







BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :

• Gunting
• Wadah
• Tempat pengeringan
• Oven
• Blender
• Ayakan
• Mikroskop
• Objekglass
• Coverglass
• Silet
• Korek api
• Tempat penyimpanan simplisia


3.1.2 Bahan
• Herba Selada Air
• Chloral Hidrat


3.2 Pembuatan Simplisia Herba Selada Air
Tahapan Pembuatan
3.2.1 Pengumpulan Bahan Baku

(Dilakukan pada: Selasa, 1 Desember 2009 )
a. Bagian tanaman yang digunakan : daun, batang dan tangkai daun
b. Umur tanaman waktu dipanen: setelah tanaman berumur 3-4 bulan
c. Lingkungan tempat tumbuh : yang mengandung banayak air , seperti hulu sungai atau sawah
d. Cara pengumpulan : dipotong diatas tanah setinggi 10 cm dengan cara memangkas daun dan batangnya

3.2.2 Sortasi Basah

(Dilakukan pada: Selasa, 1 Desember 2009 )
Sortasi basah dilakukan dengan tujuan memishkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Dalam sortasi basah yang kami lakukan didapatkan benda asing berupa daun kering, daun yang berlubang, ranting-ranting daun, daun lain yang bukan merupakan tanaman selada air pada simplisia kami.

3.2.3 Pencucian

(Dilakukan pada: Selasa, 1 Desember 2009 )
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada simplisia. Pada pencucian yang kami lakukan, kami menggunakan air PDAM karena mudah didapat, dan harganya terjangkau

3.2.4 Perajangan
Tujuan perajangan pada simplisia adalah untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan, dan penggilingan. Namun pada herba, perajangan jarang dilakukan karena ketebalan daun pada golongan herba sangatlah tipis.
Untuk itu, pada herba selada air juga tidak dilakukan perjangan. Karena dikhawatirkan, pada saat pengeringan kadar zat aktif berkurang karena ketebalan daun sangat tipis.

3.2.5 Pengeringan
• Hari pertama pengeringan

(Dilakukan pada: Selasa, 1 Desember 2009 )

• Hari terakhir pengeringan ( Setelah daun sudah menegering )

(Dilakukan pada: Selasa, 8 Desember 2009 )
Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan mencegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.
Cara pengeringan yang kami lakukan adalah dengan pengeringan alamiah dengan dipanaskan dengan sinar matahari . Dan tempat untuk pengeringan adalah yang berlubang untuk mempercepat pengeringan. Setelah hampir kering kami menggunakan oven untuk mendapat simplisia yang lebih kering lagi, dengan suhu 60o C selama 30 menit

3.2.6 Sortasi Kering

(Dilakukan pada: Selasa,8 Desember 2009 )
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi ini adalah untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering.

3.2.7 Pengepakan dan Penyimpanan

(Dilakukan pada: Selasa, 8 Desember 2009)
Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena berbagai faktor luardan dalam, seperti cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air, pengotoran, serangga, dan kapang. Untuk itu simplisia disimpan dalam wadah yang dapat menanggulangi hal tersebut dan tempat yang terhindar dari hal tersebut.
Penyimpanan yang kami lakukan adalah dengan menyimpan simplisia yang sudah kering dalam toples kedap udara
3.3 Pembuatan Serbuk Simplisia
3.3.1 Menghaluskan Serbuk Simplisia

(Dilakukan pada: Selasa , 8 Desember 2009 )
Pembuatan serbuk simplisia yang kemi lakukan dengan cara menghaluskan simplisia yang sudah kering dengan cara diblender

3.3.2 Pengayakan Simplisia

( Dilakukan pada : Selasa, 8 Desember 2009 )
hasil serbuk simplisia dengan cara diayak, dengan menggunakan pengayak no 25. sehingga didapat serbuk simplisia yang sangat halus.

3.3.3 Penyimpanan Serbuk Simplisia

( Dilakukan pada : Selasa, 8 Desember 2009 )
Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena berbagai faktor luardan dalam, seperti cahaya, oksigen, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air, pengotoran, serangga, dan kapang. Untuk itu simplisia disimpan dalam wadah yang dapat menanggulangi hal tersebut dan tempat yang terhindar dari hal-hal tersebut.
Penyimpanan yang kami lakukan dengan cara meletakkan serbuk simplisia dalam pot plastic yang kedap udara dan memberi silika gel agar tetap kering.



3.7 PENGAMATAN TERHADAP SIMPLISIA HERBA SELADA AIR

3.7.1 Pengamatan mikroskopis dengan penampang melintang

1.Xilem dan Floem


2.Jaringan Bunga Karang

3.Epidermis

3.7.2 Pengamatan serbuk simplisia
a. Organoleptis Serbuk
Warna: hijau
Rasa: mula-mula tawar kemudian terasa tebal di lidah
Bau: agak anyir
Bentuk: serbuk halus



b. Pengamatan mikroskopis serbuk simplisia

1.Jaringan Bunga karang

2.Berkas Pembuluh

3.Epidermis

BAB IV
PENUTUP


4.1 KESIMPULAN
Selada air merupakan tanaman yang hidup di dalam tanah yang banyak mengandung air seperti sawah atau hulu sungai. Yang diambil dari tanaman ini adalah daun dan batangnya. Daun dari tanaman ini berbentuk majemuk gasal dan berwarna hijau sampai hijau kecoklatan sedang batangnya berbentuk bulat berwarna hijau muda.
Tanaman yang memiliki nama latin Nasturtium officinale R.Br ini memiliki kandungan kimia berupa Glikonasturtiin, minyak atsiri, rafanol, zat pahit dan vitamin. Dan memiliki khasiat Peliruh air seni ( Diuretik ), Bronkitis, Pilek, Batuk, Gondok , Kelesuan, Kekurangan vitamin, Rasa panas di paru-paru, Iritasi kulit, Membersihkan Darah, dan Mengurangi resiko kanker


4.2 SARAN
Dalam pengobatan tidak hanya digunakan zat-zat kimia tapi dapat juga digunakan berbagai tanaman obat yang memiliki khasiat-khasiat tertentu. Tanaman obat ini dapat tumbuh di sekitar rumah ataupun dapat digunakan sebagai tanaman hias di rumah, sehingga bila terkena penyakit, kita bisa langsung mengobatinya dengan tanaman obat yang ada di rumah yang memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
MATERIA MEDIKA
http://www.plantamor.com/index.php?plant=888
http://www,watercress,com
http://id.wikipedia.org/wiki/watercress
http://sekarmenur.blogspot.com/2008/02/lagi-tentang-selada-air.html
http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.php?mnu=2&id=296

Mau?

afferinte.com

MERAIH RUPIAH KLIK INI

Join in Here