RSS Feed

Thursday, April 14, 2011

TUGAS SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI “ REUMATOID ARTRITIS ”

TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Reumatoid artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh. (Hidayat, 2006)
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan sering kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. (www.medicastore.com)

B. ETIOLOGI
Hingga kini penyebab Reumatoid Artritis (RA) belum diketahui, tetapi beberapa hipotesa menunjukkan bahwa RA dipengaruhi faktor – faktor :
• Mekanisme imun (Antigen - Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor rematoid.
• Gangguan metabolisme.
• Genetik.
• Faktor lain : nutrisi dan lingkungan (pekerjaan dan psikososial)

C. PATOFISIOLOGI
Cedera mikro vascular danjumlah sel yang mebatasi dinding sinovium merupakan lesi paling dini pada sinovisis rematoid. Sifat trauma yang menimbulkan respon ini masih belum diketahui. Kemudian, tampak peningkatan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium bersama sel mononukleus privaskular. Seiring dengan perkembangan sinovium edematosa dan menonjol kedalam rongga sendi sebagai tonjolan – tonjolan vilosa.
Pada penyakit rematoid artritis terdapat 3 stadium yaitu :
• Stadium sinovisis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun bergerak, bengkak dan kekakuan.
• Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai dengan adanya kontraksi tendon.
• Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.


D. TANDA DAN GEJALA
Pasien – pasien dengan RA akan menunjukkan tanda dan gejala seperti :
• Nyeri persendian
• Bengkak (Rheumatoid nodule)
• Kekauan pada sendi terutama setelah bangun tidur pad pagi hari
• Terbatasnya pergerakan
• Sendi – sendi terasa panas
• Demam (pireksia)
• Anemia
• Berat badan menurun
• Kekuatan berkurang
• Tampak warna kemerahan pada sekitar sendi
• Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
• Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
• Gerakan menjadi terbatas
• Nyeri tekan
• Deformitas bertambah pembengkakan
• Kelemahan
• Depresi
Gejala ekstraartikular :
• Pada jantung :
Rheumatoid heard diseasure
Valvula lesion (gangguan katub)
Pericarditis
Myocarditis
• Pada mata :
Keratokonjungtivitis
Scleritis
• Pada lympa : Lhymphadenopathy
• Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
• Pada otot : Mycsitis

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Faktor reumatoid : positif pada 80 – 95% kasus
• Fiksasi lateks : positif pada 75% dari kasus – kasus khas
• Reaksi – reaksi aglutinasi : positif pada lebih dari 50% kasus – kasus yang khas
• LED : umumnya meningkat pesat (80 – 100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala – gejal meningkat
• Protein C – kreatif : positif selama masa eksaserbasi
• SDP : meningkat pada waktu timbul proses inflamasi
• JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang
• Ig (Ig M dan Ig G) : peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR
• Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan yang lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartistik yang terjadi secara bersamaan.
• Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
• Artroskopi langsung : visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas / degenerasi tulang pada sendi
• Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal : buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk – produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan lekosit, penuruna viskositas dan komplemen (C3 dan C4)
• Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas
Kriteria diagnostik artritis reumatoid adalah terdapat poli artritis yang simetris yang mengenai sendi – sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang – kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri artikuler pada foto rontgen.
Kriteria reumatoid artritis menurut American Reumatism Association (ARA) adalah :
• Kekuatan sendi jari – jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness)
• Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang – kurangnya pada satu sendi
• Pembengkakan (oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan) pada salah satu sendi secara terus – menerus sekurang – kurangnya selama 6 minggu
• Pembengkakan pada salah satu sendi lain sekurang – kurangnya selama 6 minggu
• Pembengkakan sendi yang bersifat simetris
• Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor
• Gambaran foto rontgen yang khas pada reumatoid artritis
• Uji aglutinasi faktor reumatoid
• Pengendapan cairan musin yang jelek
• Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
• Gambaran histologik yang khas pada nodul
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang – kurangnya 6 minggu
Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang – kurangnya 6 minggu
Kemungkinan reumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang – kurangnya 4 minggu

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
a) Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab dan prognosis penyakit ini
b) Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
c) Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien
d) Termoterapi
e) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
f) Pemberian obat – obatan :
• Anti inflamasi non steroid (NSAID) contoh : aspirin yang diberikan pada dosis yang telah ditentukan
• Obat – obat untuk reumaoid artritis :
• Acetyl salicylic acid, cholyn salicylate (analgetik, antipyretik, anty inflamatory)
• Indomethacin / indocin (analgetik, anti inflamatori)
• Ibufropen / motrin (analgetik, anti inflamatori)
• Tolmetin sodium / tolectin (analgetik, anti inflamatori)
• Naproxsen / naprosin (analgetik, anti inflamatori)
• Sulindac / clinoril (analgetik, anti inflamatori)
• Piroxicam / feldene (analgetik, anti inflamatori)

G. KOMPLIKASI
a) Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi dibawah kulit yang disebut subcutan nodule
b) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
c) Pada pembuluh darh terjadi tromboemboli
d) Terjadi splenomegali

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a) PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ – organ lainnya (misalnya mata, jantung paru – paru, ginjal) tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaan bersama bentuk – bentuk artritis lainnya.

Pengkajian 11 pola Gordon :
1) Pola persepsi kesehatan – pemeliharaan kesehatan
• Apakah pernah mengalami sakit pada sendi – sendi ?
• Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya ?
• Riwayat keluarga dengan RA
• Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
• Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
2) Pola nutrisi metabolik
• Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak mengandung pospor (zat kapur), vitamin dan protein)
• Riwayat gangguan metabolic
3) Pola eliminasi
• Adakah gangguan saat BAB atau BAK ?
4) Pola aktivitas dan latihan
• Kebiasaan aktivitas sehari – hari sebelum dan sesudah sakit
• Jenis aktivitas yang dilakukan
• Rasa sakit / nyeri pada saat melakukan aktivitas
• Tidak mampu melakukan aktivitas berat
5) Pola istirahat dan tidur
• Apakah ada gangguan tidur ?
• Kebiasaan tidur sehari
• Terjadi kekakuan selama ½ - 1 jam setalah bangun tidur
• Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur
6) Pola persepsi kognitif
• Adakah nyeri sendi saat digerakkan atau istirahat
7) Pola persepsi dan konsep diri
• Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas / kaku sendi) ?
• Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya ?
8) Pola peran dan hubungan dengan sesama
• Bagaimana hubungan dengan keluarga ?
• Apakah ada perubahan dengan peran pada klien ?
9) Pola reproduksi seksualitas
• Adakah gangguan seksualitas ?

10) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
• Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita ?
11) Pola sistem kepercayaan
• Agama yang dianut ?
• Adakah gangguan beribadah ?
• Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan

b) Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan / proses inflamasi, destruksi sendi.
Dapat dibuktikan oleh : keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan, berfokus pada diri sendiri, perilaku distraksi / respons autonomic, perilaku yang bersifat hati – hati / melindungi.
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien akan :
• Menunjukkan nyeri hilang / terkontrol
• Terlihat rifleks, dapat tidur / beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai dengan kemampuan
• Mengikuti program farmakologis yang diresepkan
• Menggabungkan ketrampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri
Intervensi dan rasional :
• Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat faktor – faktor yang mempercepat dan tanda – tanda rasa sakit non verbal.
Rasional : membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
• Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan.
Rasional : matras yang lembut dan empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi atau nyeri.
• Tempatkan atau pantau penggunaan bantal, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.
Rasional : mengistirahatkan sendi – sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi.
• Dorong untuk sering mengubah posisi, bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak.
Rasional : mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.
• Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada pada waktu bangun atau pada waktu akan tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi – sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi dan sebagainya.
Rasional : panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan.
• Berikan masase yang lembut.
Rasional : meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri.
• Dorong penggunaan teknik manajemen stress, misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hyonosis diri, dan pengendalian napas.
Rasional : meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
• Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
Rasional : memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat.
• Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
Rasional : meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot / spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.
• Kolaborasi : berikan obat – obatan sesuai petunjuk, misalnya asetil salisilat.
Rasional : sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
• Berikan kompres dingin jika dibutuhkan.
Rasional : rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan kekuatan otot.
Dapat dibuktikan oleh : keengganan untuk mencoba bergerak atau ketidakmampuan untuk dengan sendiri bergerak dalam lingkungan fisik.
Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot atau kontrol dan massa (tahap lanjut).
Hasil yang diharapkan atau kriteria evaluasi pasien akan :
• Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya atau pembatasan kontraktur.
• Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi dari kompensasi bagian tubuh.
• Mendemonstrasikan tehnik atau perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.
Intervensi dan rasional :
• Evaluasi / lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi.
Rasional : tingkat aktivitas / latihan tergantung dari perkembangan / resolusi dari proses inflamasi.
• Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika diperlukan jadwal aktifitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
Rasional : istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan.
• Bantu dengan rentang gerak aktif / pasif, demikian juga latihan resesif dan isometris jika memungkinkan.
Rasional : mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
• Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan / bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, misalnya trapeze.
Rasional : menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit.
• Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokater, bebat, brace.
Rasional : meningkatkan stabilitas (mengurangi resiko cidera) dan mempertahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor.
• Gunakan bantal kecil / tipis di bawah leher.
Rasional : mencegah fleksi leher.
• Dorong pasien memepertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri dan berjalan.
Rasional : memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilias.
• Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda.
Rasional : menghindari cidera akibat kecelakaan / jatuh.

• Kolaborasi : konsul dengan fisioterapi.
Rasional : berguna dalam memformulasikan program latihan / aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentivikasi alat.
• Kolaborasi : berikan matras busa / pengubah tekanan.
Rasional : menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah peceh untuk mengurangi resiko imobilitas.
• Kolaborasi : berikan obat – obatan sesuai indikasi (steroid).
Rasional : mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut.

3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Dapat dibuktikan oleh : Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit.
Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan.
Perubahan pada gaya hidup/ kemapuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan, ketergantungan pada orang terdekat.
Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi.
Perasaan tidak berdaya, putus asa.

Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi-Pasien akan :
• Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.
• Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
Intervensi dan rasional :
• Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
Rasional : berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung.
• Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan pada pasien / orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
Rasional : mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi / konseling lebih lanjut.
• Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.
Rasional : isyarat verbal / non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri.
• Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.
Rasional : nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi.
• Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan.
Rasional : dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptif, membutuhkan intervensi lebih lanjut.
• Susun batasan pada perilaku maladaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping.
Rasional : membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri.
• Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.
Rasional : meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi.
• Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.
Rasional : mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri.
• Berikan bantuan positif bila perlu.
Rasional : memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri.
• Kolaborasi : rujuk pada konseling psikiatri, misalnya perawat spesialis psikiatri, psikolog.
Rasional : pasien / orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang / ketidakmampuan.
• Kolaborasi : berikan obat-obatan sesuai petunjuk, misalnya anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan.
Rasional : mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemapuan koping yang lebih efektif.


4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

Dapat dibuktikan oleh : Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.

Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi - Pasien akan :
• Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual.
• Mendemonstrasikan perubahan teknik / gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
• Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi / komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Intervensi dan rasional :
• Diskusikan tingkat fungsi umum (0 - 4) sebelum timbul awitan / eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.
Rasional : mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini.
• Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
Rasional : mendukung kemandirian fisik / emosional.
• Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi / rencana untuk modifikasi lingkungan.
Rasional : menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri.
• Kolaborasi : konsul dengan ahli terapi okupasi.
Rasional : berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Misalnya memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran.
• Kolaborasi : atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya.
Rasional : mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual.
• Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, misalnya pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi.
Rasional : mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah.

5. Kebutuhan pembelajaran mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan / mengingat, kesalahan interpretasi informasi.

Dapat dibuktikan oleh :
Pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep.
Tidak tepat mengikuti instruksi / terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi - Pasien akan :
• Menunjukkan pemahaman tentang kondisi / prognosis, perawatan.
• Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.
Intervensi dan rasional :
• Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan.
Rasional : memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
• Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui diet, obat-obatan, dan program diet seimbang, latihan dan istirahat.
Rasional : tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri / jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas.
• Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis, istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres.
Rasional : memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks.
• Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik.
Rasional : keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis.
• Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada waktu tidur.
Rasional : membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan meningkatkan tidur dan mengurangi kekakuan di pagi hari.
• Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, misalnya tinitus, perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik.
Rasional : memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan kadar terapeutik darah yang tinggi.
• Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter.
Rasional : banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yang dapat meningkatkan risiko takar layak obat / efek samping yang berbahaya.
• Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
Rasional : meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan.
• Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan.
Rasional : pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki.


• Berikan informasi mengenai alat bantu.
Rasional : mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan.
• Diskusikan tekinik menghemat energi, misalnya duduk daripada berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi.
Rasional : mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri, dan kemandirian.
• Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi tetap meregang , tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika memungkinkan.
Rasional : mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
• Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang tepat.
Rasional : mengurangi resiko iritasi / kerusakan kulit.
• Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan / pemeriksaan laboratorium, misalnya LED, kadar salisilat, PT.
Rasional : terapi obat obatan membutuhkan pengkajian / perbaikan yang terus menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahaya.
• Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan.
Rasional : informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau pilihan lain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga diri / percaya diri.
• Identifikasi sumber - sumber komunitas, misalnya yayasan arthritis (bila ada).
Rasional : bantuan / dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee, Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton & Lange, International Edition, Connecticut 2005, 729-32.

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. 2002.

www.perawatblogger.com./asuhan_keperawatan_rheumatoid_artritis.html

www.askepnurse.blogspot.com/askep_rheumatoid_artritis.mht

0 komentar:

Post a Comment

Mau?

afferinte.com

MERAIH RUPIAH KLIK INI

Join in Here