RSS Feed

Wednesday, December 15, 2010

Abortus


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup didunia luar. Tanpa tanpa mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru mungkin hidup didunia luar bila berat badannya telah mencapai > 500 gram atau umur kehamilan > 20 minggu.
Insidensi abortus sulit ditentukan kadang-kadang seorang wanita dapat mengalami abortus tanpa mengetahui bahwa ia hamil., dan tidak mempunyai gejala yang hebat sehingga hanya dianggap sebagai mentruasi yang terlambat (siklus memanjang). Terlebih lagi insidensi abortus kriminalis, sangat sulit ditentukan karena biasanya tidak dilaporkan. Angka kejadian abortus dilaporkan oleh rumah sakit sebagai rasio dari jumlah abortus terhadap jumlah kelahiran hidup. Di USA angka kejadian secara nasional berkisar antara 10-20%. Di Indonesia kejadian berdasarkan laporan rumah sakit, seperti di RS Hasan Sadikin Bandung berkisar 18-19%.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan melakukan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2 Tujuan khusus
Dengan disusunnya laporan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data sampai analisa data.
2. Mahasiswa data mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial.
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan
6. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah di lakukan

1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini pada masalah abortus incomplete.

1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini adalah metode kepustakaan, wawancara, observasi, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan status kesehatan.

1.5 Pelaksanaan
Laporan ini merupakan hasil tugas praktek klinik kebidanan yang dilakukan pada tanggal 18 Desember 2005 sampai tanggal 14 Januari 2006 di BPS Indah, Sidoarjo.

1.6 Sistematika penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metode Penulisan
1.5 Pelaksanaan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Abortus
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Abortus
2.1.1 Pengertian Abortus
 Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup pertumbuhannya untuk hidup.
(William,1995)
 Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 20 minggu
(Prawiroharjo,1999)
 Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan usia kehamilan kurang 28 minggu
(Manuaba,1998)

2.1.2 Penyebab / Etiologi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor Pertumbuhan Hasil Konsepsi
• Pertumbuhan zygote yang abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Hasil penelitian dari 1000 abortus spontan 40% disebabkan karena ovum yang patologis atau menghilang dan yang 50-60 % abortus spontan terjadi karena kelainan kromosom pada konsepsinya
• Faktor lingkungan, endometrium kurang sempurna :
 Endomentrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi
 Gizi ibu yang kurang sehingga ibu anemia
• Pengaruh dari luar
 Hasil konsepsi terpengaruh dari obat, radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu
 Gangguan peredaran darah plasenta karena penyakit hipertensi
2. Faktor pada Plasenta
 Endartritis pada vili korialis menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu
 Gangguan peredaran darah plasenta karena penyakit hipertensi
3. Penyakit Ibu
• Penyakit Infeksi : pneumonia, thypus abdominalis, malaria, sifilis, toksin, bakteri, virus dan plasmodium dapat masuk ke janin melalui plasenta sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus.
• Ibu asfiksia seperti dekompensasi corsis, penyakit baru, berat, anemia berat
• Kelainan endokrin : kekurangan sekresi hormone progesterone dari korpus lutheum dan tofoblas. Karena progesterone mempertahankan desidua sehingga defisiensi relative secara teoritis menggangu nutrisi konseptus dan dengan demikian mengakibatkan kematian.
• Malnutrisi yang berat merupakan factor predisposisi meningkatnya kemungkinan abortus.
• Keracunan tembaga (pb), nikotin, alcohol
4. Kelainan Genetika Ibu
• Kongenital anomaly (hipoplasia uteri, uterus, bikornis)
• Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksia uteri
• Tidak sempurnanya persiapan uterus untuk menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi seperti : endometritis
• Uterus yang cepat merangsang (kehamilan ganda)
• Serviks inkompetensi
5. Trauma Fisik
Kecelakaan lalu lintas, jatuh, hubungan sexual, pijat
6. Faktor Imunologi

2.1.3 Pathofisiologi
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua bersalis diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal ini menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus, keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan < 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena vili korialis belum menembus desidua secara mendalam.
Pada kehamilan antara 8-14 minggu vili korialis menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna, yang tidak dapat menyebabkan banyak pendarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang mula-mula dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin disusul beberapa waktu kemudian plasenta segera terlepas dengan lengkap.

Perdarahan Desidua Basalis


Nekrosis Jaringan
Sekitarnya


Hasil konsepsi terlepas
(benda asing dalam uterus)

Uterus kontraksi


Hasil Konsepsi keluar Hasil konsepsi keluar Hasil konsepsi keluar
Seluruhnya (pada sebagian / plasenta seluruhnya (pada
Kehamilan 8 minggu) tidak terlepas (pada kehamilan 14 minggu
Kehamilan antara keatas
8-14 minggu)
2.1.4 Jenin-jenis Abortus
1. Abortus Spontan
• Abortus Imminens
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan
• Abortus Incipiens
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlanjut dan akan berlanjut menjadi inkomplit atau komplit
• Abortus Inkomplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar
• Abortus Komplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kovum uteri
2. Abortus infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau toksin kedalam sirkulasi dan ovum peritoneum dapat menimbulkan septicemia, sepsis atau perototitis.
3. Retensi janin mati (missed abortion)
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Biasanya diagnosis tidak dapat ditentukan hanya dalam 1 kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu pengamatan dan pemeriksaan ulang.
4. Abortus Resiko Tinggi (Unsafe Abortion)
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standart yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.

2.1.5 Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
• Tes Kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
• Pemeriksaan dopper atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
• Pemeriksaan Hb, kadar fibrinogen darah pada missed abortion

2.1.7 Penanganan
 Penilaian awal
Untuk penanganan yang memadai, segera lakukan penulaian dari :
• Keadaan umum pasien
• Tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik < 90 mmHg, nadi > 112x/menit)
• Bila syok disertai dengan massa lunak di adneksa, nyeri perut bawah, adanya cairan bebas dalam kavum pelnis, pikiran kehamilan ektopik yang terganggu
• Tanda-tanda infeksi atau sepsis (demam tinggi, secret berbau pervagium, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi gelisah atau pingsan)
• Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk (setelah dilakukan stabilisasi)
 Penanganan Spesifik
1. Abortus Imminens
• Tidak diperlukan pengobatan medik yang khusus atau terbaring secara total
• Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau melakukan hubungan sexsual
• Bila perdarahan :
• Berhenti : lakukan asuhan antenatal terjadwal atau penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi
• Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan / USG) lakukan konformasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola)
• Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas, pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologik
2. Abortus Insipiens
• Lakukan prosedur evaluasi hasil konsepsi
Bila usia gestasi < 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan peralatan Aspirasi Vakum Manual (AVM) setelah bagian-bagian janin di keluarkan. Bila usia gestasi > 16 minggu, evakuasi di lakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase (D&K)
• Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi > 16 minggu, dilakukan tindakan pendahuluan dengan :
 Infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml Ns dan RL tetes permenit, sesuai dengan kondisi kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi
 Ergometri 0.2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian
 Misoprotol 400 mg per oral dan apabila masih diperlukan dapat diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.
• Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM atau D&K (hati-hati resiko perforasi)
3. Abortus Inkomplit
• Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi, kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi / sepsis)
• Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang dapat dikeluarkan secara digital atau cuman ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan.
 Bila perdarahan berhenti, beri ergometri 0.2 mg atau misoprostol 400 mg per oral
 Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau D&K (pilihan tergantung dari usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian janin)
• Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksis (sulbenisilin 2 g IM atau sefukroksim 1 gr oral
• Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazoi 500 mg setiap 8 jam
• Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi < 16 minggu, segera lakukan evakuasi dengan AVM.
• Bila pasien tampak anemis, berikan sulfas ferrosur 600 mg per hari selama 2 minggu (anemia sedang) atau transfuse darah (anemia berat)
4. Abortus Komplit
• Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet ergometri 3 x 1 tablet per hari untuk 3 hari
• Apabila pasien mengalami anemi sedang, berikan tablet sulfas ferrosur 600 mg per hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi (susu, sayuran segar, ikan daging, telur) untuk anemia berat, berikan transfuse darah
• Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberikan antibiotika, atau apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotic profilaksis.
5. Abortus Infeksiosa
• Kasus ini beresiko tinggi untuk terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan setempat tidak mempunyai fasilitas yang memadai rujuk pasien ke rumah sakit.
• Sebelum merujuk pasien lakukan restorasi cairan yang hilang dengan NS atau RL melalui infus dan diberikan antibiotika (misalnya ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg)
• Jika ada riwayat abortus tinggi, beri ATS dan TT
• Pada fasilitas yang lengkap, dengan perlindungan antibiotika berspektrum luas dan upaya stabilisasi hingga pasien memadai dapat dilakukan pengosongan uterus sesegera mungkin (lakukan secara hati-hati karena tingginya kejadian perporasi pada keadaan ini)
6. Missed Abortion
Missed abortion seharusnya di tangani di rumah sakit atas pertimbangan :
• Plasenta dapat melekat sangat erat di dinding rahim, sehingga prosedur evakuasi (kuretase) akan lebih sulit dan resiko perporasi lebih tinggi.
• Pada umumnya kanalpis servisis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi dengan batang lamanarla selama 12 jam.
• Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia yang berlanjut dengan gangguan pembekuan darah.

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan pada Ny “S” GIII P10011 dengan Abortus Incomplete

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal :
Jam :
Tempat :

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
Agama : Agama :
Suku : Suku :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan megeluarkan flek-flek darah kemudian disusul keluarnya darah bergumpal-gumpal dari kemaluannya dan disertai rasa nyeri.
3. Riwayat masuk RB
Ibu masuk RB karena mengeluh mengeluarkan flek-flek darah dan kemudian keluar darah bergumpal-gumpal dari kemaluannya serta ibu merasa nyeri
4. Riwayat Kesehatan yang lalu
Mungkin ibu pernah mengalami abortus incomplete
5. Riwayat kesehatan keluarga
Mungkin dalam keluarga ada yang pernah mengalami abortus incomplete
6. Riwayat Haid
Terjadi amenorea karena hamil
7. Riwayat Perkawinan
Taa
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Kemungkinan pada riwayat ini ibu pernah mengalami abortus incomplete sehingga ibu harus dilakukan tindakan curettage
9. Riwayat Penyakit Sekarang
• Ibu mengalami amenorea
• Ibu terbukti hamil
• Ibu mengeluarkan darah bergumpal-gumpal dari vagina
• Ibu merasakan nyeri yang hebat pada perut bagian bawah ibu
10. Riwayat KB
Taa
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi : kurangnya asupan nutrisi saat dan sebelum hamil
b. Pola istirahat : kurangnya kebutuhan istirahat ibu
c. Pola Eliminasi : taa
d. Pola Kebersihan : taa
e. Pola Seksual : terlalu sering melakukan hubungan seksual
f. Kebersihan lain : mungkin ibu pecandu alcohol
12. Pola Psikososial
a. Psikologis : cemas dengan keadaannya
b. Sosial : terjadi gangguan konsep diri
13. Latar Belakang Budaya
Kebiasaan selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan
14. Pola Spiritual
Taa

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 100/60 mmHg (Normalnya 110/70 120/80 mmHg)
Nadi : Normal (antara 70-90 x / menit)
Suhu : Normal ( antara 36-370 C)
RR : Normal (antara 16-24 x /menit)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka : pucat
Mata : konjungtiva pucat
Bibir : pucat
Genetalia : terdapat bercak darah
b. Palpasi
Perut : TFU belum teraba
c. Auskultasi
Perut :DJJ belum terdengar
3. Pemeriksaan Dalam
Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam sebab akan mengakibatkan infeksi

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Diagnosa : GIII P10011 usia kehamilan 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete
DS : - Ibu mengatakan amenorea selama 2 bulan
- Ibu mengatakan keluar darah bergumpal-gumpal dan nyeri
Do : - Inspeksi genetalia terdapat bercak darah
- Pemeriksaan dalam partio terbuka 1 jari longgar, teraba jaringan, korpus uteri antefleksi agak membesar
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/60 mmHg (normalnya 110/70 – 120/80 mmHg)
Nadi : Normal (antara 70-90 x / menit)
Suhu : Normal (antara 36-370 C
RR : Normal (antara 16-24 x / menit)

Masalah : Cemas
DS : Ibu cemas dengan keadaannya dan berharap ke hamilannya dapat dipertahankan
DO : Ibu banyak bertanya tentang keadaannya

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
• Potensial Abortus Complete
• Potensial Infeksi
• Potensial Anemi
• Potensial Syok

IV. KEBUTUHAN SEGERA
• Pemasangan infus
• Kolaborasi dengan dokter untuk terapi dan tindakan

V. INTERVENSI
Diagnosa : GIII P10011 usia kehamilan 8-10 minggu dengan abortus Incomplete
Tujuan : ibu dapat memahami tentang keadaannya
Kriteria hasil : * Ibu mengerti penyebab keluarnya darah dari kemaluannya
• Ibu dapat kooperatif
• Ibu bersedia di Curretage
• TTV normal

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga dapat kooperatif dalam tindakan
2. Beri penjelasan kepada ibu tentang keadaannya saat ini dan tindakan yang akan dilakukan
R/ Penjelasan yang cukup dapat mengurangi kecemasan ibu
3. Lakukan pemasangan infus dan grojog
R/ Pengganti cairan tubuh yang hilang
4. Berikan format inform concent untuk persiapan curretage
R/ Perlindungan hukum bagi pertugas
5. Lakukan observasi KU dan TTV
R/ Deteksi dini adanya kelainan
6. Lakukan persiapan curettage dan obat-obatan
R/ Mempermudah tindakan sesuai dengan prosedur
7. Lakukakan kolaborasi dengan dokter dalam curretage
R/ Fungsi Dependent

Masalah : Kecemasan ibu
Tujuan : Kecemasan ibu dapat berkurang
Kriteria hasil : Ibu lebih tenang

Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaanya
R/ Ibu mengerti dengan keadaannya
2. Anjurkan ibu untuk berdo’a
R/ Kebutuhan spiritual
3. Berikan support mental
R/ Kecemasan ibu berkurang

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal :
Jam :
Diagnosa : GIII P10011 UK 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete Implementasi dilaksanakan sesuai Intervensi

VII. EVALUASI
Tanggal :
Jam :
Diagnosa : GIII P10011 UK 8-10 minggu dengan Abortus Imcomplete
S : Ibu mengatakan sudah di curettage
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/60 mmHg (antara 110/70 – 120/80 mmHg)
Nadi : Normal ( antara 70-90 x / menit)
Suhu : Normal (antara 36-370C
RR : Normal ( antara 16-24 x / menit)
A : GII P10011 UK 8-10 minggu dengan Post Curretage
P : * Observasi KU dan TTV
* Observasi kesadaran

Masalah : Cemas
S : Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
O : Ibu sudah kelihatan tenang
A : Masalah teratasi
P : Hentikan rencana
Catatan Perkembangan
Tanggal :
Jam :
1. KU Baik
2. Kesadaran Composmentis
3. TTV Baik
4. UC Baik
5. Perdarahan sedikit
6. Kecemasan berkurang

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PENKAJIAN DATA
Tanggal : 18 Desember 2005
Jam : 18.30 WIB
Tempat : RBK Bunda Sidoarjo

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny “S” Nama Suami : Tn “M”
Umur : 31 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kasendari-Sidoarjo Alamat : Kasendari-Sidoarjo
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah sejak seminggu yang lalu, dan sejak sore tadi mengeluarkan darah bergumpal-gumpal, ibu mengatakan saat ini hamil ke-3, usia kehamilan 2 bulan.
3. Riwayat Masuk RB
Ibu masuk RB tanggal 18 Desember 2005 jam 19.00 WIB dengan keluhan mengeluarkan flek-flek darah sejak seminggu yang lalu pada tanggal 5 Desember 2005, lalu jam 18.00 WIB tanggal 18 Desember 2005 mengeluarkan darah bergumpal-gumpal dari kemaluannya.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, dan menahun (DM, hipertensi), tidak pernah dioperasi. Namun ibu dulu pernah di curettage karena mengalami penyakit seperti ini.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis), menurun (DM, hipertensi), menahun (jantung), serta tidak ada yang mempunyai keturunan kembar.
6. Riwayat Haid
Menarche : usia 13 tahun
Siklus : 8-30 hari (teratur)
Amenorea : 2 bulan
Lama : 7 hari
Keluhan saat haid : tidak ada
Fluor Albus : tidak ada
HPHT : 3-10-2005
TP : 10-7-2006
7. Riwayat Perkawinan
Nikah :1 kali
Lama nikah : 4 tahun
Umur pertama nikah, suami : 34 tahun
Umur pertama nikah, istri : 27 tahun
8. Riwayat kehamilan, persalinan, Nifas yang lalu dan sekarang
NO
Kehamilan Persalinan Nifas KB
Suami UK Penyulit Jenis Sex BBL Umur ASI Penyulit
1
2
3 1
2 9bln
2bln -
Abortus Spt B L
- 3600gr 3½th 2th -
-
Hamil ini

9. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sudah 2 bulan tidak dapat haid dan mulai tadi malam jam 18.00 WIB ibu mengeluarkan darah serta jaringan dan wajah pucat, merasa nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan darah bertambah banyak, kemudian langsung di bawa ke RB.
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
11. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum dan selama hamil, ibu makan 3x, dengan 1 porsi piring nasi, lauk pauk, dan sayur, ibu minum ± 6-7 gelas / hari (air putih)
b. Pola istirahat
Sebelum dan selama hamil ibu tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 9 jam
c. Pola Aktivitas
Sebelum dan selama hamil ibu melakukan aktifitas rumah tangga, ibu tidak bekerja.
d. Pola Eliminasi
o Sebelum hamil ibu Bab 1x / sehari dan B.a.k 4-5 x / hari
o Selama hamil ibu Bab 1x / sehari dan 6-7 x / hari
e. Pola Kebersihan
Ibu mandi 2x / hari, gosok gigi 3x / hari, ganti pakaian 2x / hari, keramas setiap 2 hari sekali
f. Pola seksual
Ibu dan suami biasa melakukan hubungan suami istri 2 kali dalam seminggu
g. Pola kebiasaan
Selama hamil ibu tidak pernah minum-minuman alcohol, obat-obatan bebas, tidak pernah minum jamu dan tidak merokok
12. Pola Spikososial
a. psikososial : ibu mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini
b. sosial : ibu mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga sangat baik dan harmonis
13. Latar Belakang Budaya
Dalam keluarga terdapat kebiasaan adanya selamatan 3 bulanan dan 7 bulanan lahir dengan sehat dan selamat.
14. Pola Spiritual
Ibu dan keluarga menganut agama Islam dan rutin menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim seperti sholat 5 waktu

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit (teratur)
Suhu : 35.40C (axilla)
RR : 24 x/menit (teratur)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
o Kepala dan rambut: Kepala lonjong, rambut tidak rontok, tidak ada kelainan
o Muka : Muka pucat, terdapat cluasma gravidarum
o Mata : Sklera tidak ikterus, conjungtiva pucat.
o Hidung : Tidak ada polip, tidak ada secret
o Telinga : Simetris, bersih, tidak ada secret yang keluar
o Mulut dan bibir : Bersih, bibir pucat, bibir kering
o Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
o Dada dan payudara : Simetris, pernapasan normal, terdapat hiperpigmentasi pada areola mammae. Putting susu menonjol.
o Ketiak : bersih, tidak ada kelainan
o Abdomen : terdapat linea nigra dan striae gravidarum
o Genetalia : Tidak ada oedem, tidak ada avarices, terdapat bercak darah.
o Anus : Normal, tidak terdapat haemoroid
o Ekstremitas : Simetris, tidak ada oedem pada ekstremitas atas dan bawah
b. Palpasi
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada pembesaran vena jugularis
• Payudara : Simetris, tidak ada benjolan yang abnormal, ASI belum keluar, konsistensi kenyal.
• Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
• Perut : TFU belum teraba, adanya respon nyeri, nyeri tekan perut di atas sympisis.
• Ekstremitas : turgor baik, tidak ada oedem pada ekstremitas atas dan bawah.
c. Auskultasi
o Dada : wheezing (-), pernapasan 24x / menit
o Perut : Bising usus (+), DJJ belum terdengar
d. Perkusi
Ekstremitas : Reflek hammer +/+

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Diagnosa : GIII P10011 usia usia kehamilan 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete
DS : - Ibu mengatakan sudah 2 bulan tidak mendapat haid
- Sejak tadi jam 18.00 ibu merasa nyeri perut bagian bawah dan mengeluarkan darah bergumpal-gumpal
Do : * Pemeriksaan inspeksi genetalia terdapat bercak darah
* Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah
* Plano test hasilnya positif (hamil)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x / menit (teratur)
RR : 24x / menit (teratur)
Suhu : 35,40C (axilla)
HPHT : 3-10-2005
Amenorea : 2 bulan

Masalah : Kecemasan ibu sehubungan dengan masalah kehamilannya
DS : Ibu mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini, dan berharap semoga kehamilannya dapat dipertahankan
DO : Ibu tampak cemas dan banyak bertanya tentang keadaanya

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
• Potensial Abortus Complete
• Potensial Infeksi
• Potensial Anemi
• Potensial Syok

3.4 KEBUTUHAN SEGERA
• Lakukan pemasangan infus
• Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan dan terapi

3.5 INTERVENSI
Diagnosa : GIII P10011 Usia kehamilan 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete
Tujuan : Ibu dapat memahami tentang keadaannya
Kriterian Hasil :
• Ibu mengerti tentang penyebab keluarnya darah dari kemaluannya
• Ibu dapat kooperatif
• Ibu bersedia dilakukan curettage
• TTV normal

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga dapat kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Beri penjelasan kepada ibu tentang keadaannya saat ini dan tindakan yang akan dilakukan
R/ Penjelasan yang cukup mengurangi kecemasan ibu
3. Lakukan pemasangan infus dan grojog
R/ Pengganti cairan tubuh untuk mengembalikan keadaan ibu
4. Berikan format inform concent untuk persiapan curettage
R/ Perlindungan hukum bagian petugas kesehatan dan keputusan ada di tangan pasien
5. Lakukan observasi KU dan TTV
R/ Sebagai parameter deteksi dini adanya komplikasi
6. Lakukan persiapan curettage dan obat-obatan
R/ Mempermudah tindakan sesuai dengan prosedur
7. Lakukan kolaborasi dalam tindakan curettage dengan dokter
R/ Fungsi dependent

Masalah : Kecemasan ibu sehubungan dengan masalah kehamilannya
Tujaun : Kecemasan ibu berkurang dan ibu merasa tenang
Kriteria hasil : Ibu lebih tenang

Intervensi :.
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaannya
R/ Ibu mengerti dengan keadaannya
2. Anjurkan pada ibu untuk berdo’a pada Tuhan Yang Maha Esa
R/ Berdo’a dapat mengurangi kecemasan ibu
3. Berikan support mental pada ibu
R/ Kecemasan ibu berkurang

3.6 IMPLEMENTASI
Diagnosa : GIII P10011 usia kehamilan 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete
Implementasi :
Jam 19.05 WIB : Melakukan pendekatan kepada ibu dengan melakukan pengkajian dan menjelaskan kehamilannya tidak dapat dipertahankan sehingga harus dikeluarkan
Jam 19.10 WIB : Menjelaskan pada ibu penyebab dari keluarnya darah dari kemaluannya disebabkan karena ada sisa jaringan di dalam kandungan
Jam 19.15 WIB : Melakukan pemasangan infus RL dan grojog
Jam 19.20 WIB : Memberikan format inform concent pada keluarga (suami) dengan mengisi identitas serta tanda tangan yang berarti persetujuan atas tindakan curettage yang akan dilakukan
Jam 19.25 WIB : Melakukan observasi KU dan TTV
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg (teratur)
Suhu : 35,4º C (axilla)
Pernapasan : 24x / menit (teratur)
Jam 19.30 WIB : Melakukan persiapan alat dan obat : 1 bak Instrumen :
Terdiri dari : tampon, 1 tenakulum, 2 klem ovum, 1 set sendok kuret, 1 cuman, 1 sonde uterus, 2 spekulum sims atau L, 1 kateter karet, kemudian obat yang disiapkan 1 ampul pethidin dan gentamicin per IV
Jam 19.40 WIB : kolaborasi dengan tim medis (dokter) untuk tindakan curettage

Masalah : kecemasan ibu sehubungan dengan masalah pada kehamilannya
Implementasi :
Jam 19.10 WIB : 1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini dengan mengaturkan supaya ibu tidak cemas dengan keadaannya
Jam 19.15 WIB : 2.Menganjurkan ibu untuk berdo’a dengan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan keadaannya
Jam 19.20 WIB : 3. Memberikansupport kepada ibu supaya tidak menyerah dengan apa yang terjadi pada ibu

EVALUASI
Tanggal : 18 Desember 2005
Jam : 20.00 WIB
Diagnosa : GIII P10011 usia kehamilan 8-10 minggu dengan Abortus Incomplete
S : Ibu mengatakan sudah dilakukan curettage pada tanggal 18 Desember 2005 jam 19.00 WIB
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x / menit
Suhu : 36º C
RR : 24x / menit
Ada bercak darah sehabis curettage
A : GIII P10011 UK 8-10 minggu post curettage
P : * Observasi KU dan TTV ibu
* Observasi kesadaran ibu

Masalah : kecemasan ibu sehubungan dengan masalah pada kehamilannya
S : Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
O : Ibu sudah kelihatan tenang
A : Masalah sudah teratasi
P : Hentikan rencana

Catatan perkembangan
Tanggal : 18 Desember 2005
Jam : 21.00 WIB
S : * Ibu mengatakan sudah melakukan curettage
* Ibu merasakan lebih baik
O : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/90 mmHg
Nadi : 80x / menit
RR : 24x / menit
Suhu : 36º C
Kontraksi usus : Baik
Perdarahan : Sedikit di softex
A : Masalah teratasi
P : * Anjurkan ibu untuk minum obat analgesic dan vitamin
* Anjurkan ibu untuk istirahat
* Anjurkan ibu untuk periksa jika mengalami keluhan



BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa dari penulisan kasus-kasus yang ada di lapangan. Dalam penanganan terdapat perbesaran dan sedikit perbedaan, jadi antara teori dan kasus tidak sepenuhnya sama untuk Asuhan kebidanan yang dilakukan panulis sesuai dengan apa yang telah dipelajari oleh penulis.
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny “S” GIII P10011 dengan Abortus Incomplete di Bps Indah, Sidoarjo pada tanggal 18 Desember 2005, maka dapat dikatakan bahwa Ny “S” telah dilakukan Curretage, sehingga dengan adanya kasus ini, diharapkan intervensi dan implementasi dapat memberikan hasil yang optimal agar kejadian infeksi dapat diperkecil.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dengan adanya laporan Asuhan Kebidanan pada Ny “S” GIII P10011 dengan Abortus Incomplete di Bps Indah, Sidoarjo yang telah penulis selesaikan, dapat disimpulkan bahwa Asuhan Kebidanan pada Ny “S” dengan Abortus Incomplete sesuai dengan teori yang ada. Dengan diberikannya tindakan yang baik dan benar, diharapkan infeksi pada ibu dapat dicegah.

5.2 Saran
Setelah tersusunnya laporan ini, penulis menyarankan agar isi dari laporan ini dapat tetap dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi dalam pelayanan kesehatan, sehingga melakukan tindakan yang tepat sesuai dengan prosedur dapat menurunkan angka kesakitan pada ibu sampai batas terendah

DAFTAR PUSTAKA

Cunning, Mc Donald. 1995. Obstetri. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Syaifudin, Abdul Bari, dkk.1998. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP
Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
Wiknjosatro, Hanika.2001. Ilmu Kandungan. YBP. sp

0 komentar:

Post a Comment

Mau?

afferinte.com

MERAIH RUPIAH KLIK INI

Join in Here