RSS Feed

Wednesday, December 15, 2010

Periode post partum

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Periode post partum adalah waktu pemulihan dan perubahan kembali ke keadaan tebak hamil dan penyesuaian dengan keluarga (Sarwono: 1997). Walaupun seorang wanita pernah melahirkan belum tentu mereka dapat merawat serta mengatasi masalahnya, terutama pada wanita yang pada saat persalinannya terjadi perlukaan pada jalan lahir (perenium dan vagina) baik yang sengaja maupun yang tidak. Ini memerlukan perawatan yang sangat baik apabila luka ini tidak dapat rawat dengan baik akan terjadi infeksi dan dapat menyebabkan kematian ibu.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil kasus pada Ny. “M” umur 22 tahun PI00I Ab000 post parfum hari ke 1 dengan laserasi premium las.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Dengan disusunnya asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami asuhan kebidanan dengan benar melalui pendekatan manajemen kebidanan.
b. Tujuan Khusus
Setelah pembuatan asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat:
- Melakukan pengkajian
- Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
- Membuat rencana tindakan
- Melaksanakan evaluasi

1.3 Metode Penulisan
metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan asuhan kebidanan ini pada ibu post partum menggunakan studi kasus dengan pembekalan deskriptif dengan melakukan tinjauan melalui:
a. Wawancara
Komunikasi langsung yang bertujuan utnuk mencari informasi guna melengkapi data pasien dengan cara berkomunikasi baik dengan pasien maupun dengan keluarga.
b. Observasi
Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data dengan pasien.
c. Studi Dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data-data dengan cara melihat catatan atau statistik.
d. Studi Pustaka
Dari buku-buku penunjang.

1.4 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Teori
2.1 Konsep Dasar Miras
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan
Bab III Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Intervensi
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
2.3 Saran
Daftar Pustaka







.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Nifas (Puer perium)
1) Definisi
a) Nifas / Puer perium adalah masa pulih dari setelah partus sampai selesai dengan kurang dari 6 minggu (Hanifah, 2002)
b) Nifas / Puer perium yaitu masa seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali terutama alat kelamin bagian dalam (Kristina Ibrahim, 1998)
c) Nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil 6-8 minggu (Sinopsis Obsetri, 198: 225)
d) Nifas (puer perium), periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali pada kedaan tidak hamil (perawatan Maternitas, 1999, 225)
2) Periode-periode nifas
Nifas dibagi menjadi 3 periode
a) Puer perium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
b) Puer perium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c) Remote Puer perium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan seket bagi semua ibu nifas terutam abila selama 1 hari atau waktu pesrsalinan mempunyai implikasi (Mochtar Pasram, 1998)
3) Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1) Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya seperti sebelum kemilan yang disebut dengan involuasi tinggi pandas uteri dan berat uterus menurut masa involusi
Involusi TFU Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat symphisis 500 gr
2 mingu Tidak teraba di atas symphisis 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr

2) Bekas Implantasi Uri
a. Bekas implantasi uri plasenta segera setelah plasenta seluas 12 x 15 cm permukaan kasar dimana pembela barah besar bermuara
b. Pada pembulu darah terjadi pembentukan trombusa di samping pembulu darah tertutup karena kontraksi otot rahim
c. Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil pada minggu ke 2 sebesar 6-2 dan akhir Puer perium sebesar 2 cm
d. Lapisan embometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan netrosis bersama dengan lochea
e. Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan yang berasal dari tipe luka dari lapisan bersalin endometrium.
3) Luka-luka pada jalan lahir bula tidak disertai inveksi akan sembuh sendiri dalam 6-7 hari
4) Rasa salot dosenit afterpain (mules) disebabkan kontraksi invers biasanya berlangsung 3-4 hari pasca kelahiran
5) Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari hawam uteri dan vagina dalam masa nifas. Klasifikasi lochea tersebut:
a) Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa-sia selaput kelaban vames kaseosa lanuga dan mekonium selama 2 hari pasca melahirkan
b) Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, keluar pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, keluar pada hari ke 7-14 pasca persalinan
d) Lochea alba
Keluar cairan putih setelah 2 minggu
e) Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan nanah dan berbau busuk
f) Lochea statis
Lochea tidak lancar keluarnya
6) Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan dan setelah bayu lahir akan menurun dan pulih kembali

4) Pengawasan Nifas
1) Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya segera membersihkan ASI sehingga pengeluaran ASI lancar.
2) Pemeriksaan umum
Kesaran penderita
Keluhan yang terjadi setelah persalinan
3) Pemeriksaan khusus
- Fisik : Tekanan daerah, suhu
- Fundus uteri : TFU, LK
- Payudara : Puting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
- Lochea
- Luka episiotomi
3) Kunjungan
a. Kunjungan I, waktu 6-8 jam setelah persalinan
- Menilai apakah tejadi perdarahan yang lebih banyak dari biasa pada ibu, agar dapat dilakukan tindakan segera
- Memeriksa bayi untuk pertama kalinya
- Menganjurkan pada ibu dan keluarganya tentang kebersihan bayi agar tetap sehat
- Memastikan bahwa bayi dijaga agar tetap hangat dan diberi ASI, segera setelah lahir
b. Kunjungan II, waktu 3 hari setelah persalinan
- Ibu berangsur pulih kembali dan cukup beristirahat
- Ada/ tidak infeksi atau perdarahan yang perlu diperhatikan dan cara perawatan bayinya
- Ibu menyusui dengan baik, sehat dan tali pusatnya dirawat dengam baik
- Ibu dianjurkan untuk minum tablet tambah darah sampai 40 hari setelah persalinan
c. Kunjungan III, waktu 2 minggu setelah persalinan
- Rahim ibu telah mengecil sampai hampir ke ukuran sebelum hamil
- Bayi bertambah berat, sehat, pusat mungkin telah puput dan lukanya mengering
- Memberi penjelasan kepada ibu cara merawat diri dan bayinya
d. Kunjungan IV, waktu 6 minggu setelah persalinan
- Mengenai adanya tanda-tanda bahaya bia ada
- Membahas KB, menyusui bayi dengan PASI dan perawatan bayi selanjutnya
4) Masalah dan Komplikasi
1) Sakit kepala berlebihan, nyeri epigastirum dan penglihatan kabur
2) Demam, muntah, rasa sakit saat berkemih
3) Bendungan payudara atau masietris
4) Tidak nafsu makan dalam waktu yang lama
5) Merasa tidak bisa merawat diri dan bayinya
6) Perdarahan (memerlukan 2 softex dalam 30 menit)
7) Obema wajah dan ekstremitas
6) Penatalaksanaan
1) Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Menganjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun air
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangam dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya
2) Istirahat
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelaha yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan rumah tangga secara perlahan-lahan serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
- Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
3) Mobilisasi
a. Karena lelah sehabis persalinan ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan, boleh miring ke kiri kanan untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboboli, pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 diperbolehkan jalan-jalan dan hari ke 4 atau ke 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi di atas mempunyai variase tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
4) Diet
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori / hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapat protein, mineral dan vitamin yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi sebaiknya selama 40 hari pasca persalinan
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASInya.
5) Perawatan Payudara
a. Dimulai sejak waktu hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
b. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu
c. Bila puting susu lecet, oleskan ASI setiap kali menyusui
d. Bila lecet sangat berat istirahatkan selama 24 jam
e. Bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan dengan cara:
- Pembalutan mamae sampai tertekan
- Pemberian obat estrogen untuk supresi seperti kablet iynoral dan palobel.
6) Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan pada kelenjar, yaitu:
a. Proferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, diveoli dan jaringan lemak bertambah
b. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktefaris disebut colostrum berwarna kuning putting susu
c. Hipervaskularsasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena-vena berviltasi sehingga tampak jelas
d. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesterrn hilang, maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) dan prolaktun yang akan merangsang air susu. Di samping itu pengaruh oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar air susu berkontraksi sehingga air susu keluar, produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
7) Eliminasi
a. Miksi: hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya, jangan ditahan, segera lakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing karena sering ter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m seringkali selama pesalinan juga oleh adanya adema kandung kemih yang terjadi selama pesalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.
b. Defekasi: buang air besar (BAB) harus dilakukan 2-3 kali hari pasca persalinan, karena anema persalinan, diet cairan, obat-obatan analgesik selama persalinan dan perinemum yang sangat sakit.
8) Senggama
a. Secara fisik aman untuk melalui hubungan suami istri begitu daerah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 jari atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri
9) Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali
10) Pemeriksaan Umum
a. Tanda-tanda vital
- Tekanan Darah
Dalam keadaan tetap/ tidak berubah (normal)
- Nadi dan Suhu
Tidak berubah (normal)
Bila suhu kurang dari 38 (normal) tetapi bila lebih dari 38C berturut-turut 2 hari kemungkinan infeksi
- Respirasi
Tetap/ normal

KONSEP LUKA PERENIUM
1. Pengertian
- Luka perinium adalah terjadinya raptur yang dimulai dari bagian bawah dinding vagina dekat commisura posterior dan menjalar terus ke kulit perinium dan ke dalam jaringan-jaringan yang dibawahnya
(Ilmu Kebidanan, 1997 hal 167)
- Luka perinium adalah laserisasi jalan lahir yang terjadi pada saat kepala telah mulai keluar dan luasnya laserisasi ditentukan berdasarkan kebannya
(Perawatan maternitus dan ginokologi, 2000, hal 554)

2. Etiologi
Robekan pada perinium umumnya terjadi pada persalinan dimana:
- Kepala janin terlalu cepat lahir
- Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
- Sebelumnya pada perinium terdapat banyak jaringan parut
- Pada persalinan dengan diskosia bahu

3. Jenis/ Tingkat
Robekan pada perinium dibagi atas 4 tingkatan:
- Tingkat I : Robekan terjadi hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perinium
- Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinci transversalis, tetapi tidak mengenai otot sprinteram
- Tingkat III : Robekan mengenai perinium sampai dengan otot speringteram
- Tingkat IV : Robekan mengenai perinium sampai dengan otot springteram dan mukosa rektum

4. Komplikasi
- Terjadinya perdarahan robekan jalan lahir
- Infeksi
- Terjadinya prolapsus uteri

5. Penanganan
a. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasikan lokasi laserasi dan sumber perdarahan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhkan lartutan antiseptik
c. Jepit dengan ujung klem perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap
d. Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling diskual terhadap operator
e. Khususnya pada ruptur perinium komplit (hingga anus dan bagian rektum) dilakukan penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rektum sebagai berikut:
- Setelah prosedur aseptik – antiseptik: pasang busi ruktum hingga ujung robekan
- Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan simpul submukosa, menggunakan benang poliglikokik no 2/0 (dexon/ vicryci) hingga ke sfingerani, jepit kedua spingerani dengan klemn dari jahit dengan benang no. 2/6.


2.2 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
1. Pengkajian
Tanggal :
Jam :
Tempat :
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Agama :
Alamat :
2. Riwayat Pernikahan
Berapa kali menikah :
Usia saat menikah :
Berapa lama menikah :

3. Riwayat Haid
Menarone :
Siklus :
Lama :
Banyaknya :
Disminore :
HPHT :
TP :
4. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal …….. jam …… WIB dengan jelas kelamin ……………
5. Riwayat kesehatan keluarga.
Jika dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular ,menurun dan menahun seperti diabetes, hepatitis, TBC, jantung tekanan darah tinggi yang dikhawatirkan ibu
6. Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
- Prenatal
Ibu mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya ke bidan minimal 4 kali saat periksa mendapatkan obat penambah darah dan vitamin dan mendapat imunisasi TT 2 kali.
- Riwayat Natal
Kala II : tanda-tanda kala II, siap alat siapkan diri, siapkan ibu dan keluarga saat ada his pimpin ibu untuk meneran. Jika tidak ada his istirahatkan dan beri minuman, mendengarkan Djj, saat kepala terlihat 5-6 cm siap-siap untuk menolong,tolong kepala ,bahu, badan,dan melakuakn penilaian .
Kala III: melakuakan masasse lihat pendarahan, Injeksi Ocyntosin,melakukan PTT jika ada tanda-tanda pelepasan plaenta.
Kala IV :mulai plasenta lepas sampai pengawasan 2 jam post partum
7. Riwayat KB
Sebelum hamil ini ibu mekakai KB ……… dan rencananya setelah melahirkan sekarang ibu ingin memakai KB …………
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Dengan frekuensi 3 x/ hari, menu sayur-sayuran hijau, kacang-kacang, ikan dan lain-lain dan minum 3 liter air setiap hari dengan menu seimbang.
b. Pola istirahat
Siang : 2-4 jam
Malam : 7-8 jam
c. Pola eliminasi
BAK secepatnya setelah persalinan 3x/ hari
BAB 2-3 x/ hari bau kuning
d. Pola aktifitas
Ibu dapat mobilisasi dengan miring kiri dan kanan, duduk dan berjalan-jalan
f. Riwayat sosial dan budaya spiritual
Budaya:
Ibu hendaknya tidak melakukan adat istiadat yang merugikan seperti pantang makan
Spiritual:
Kebiasaan ibu dalam menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan

B. Data Subyektif
1.Pemeriksaan Umum
- K/ U : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- TD : 110 / 70 – 130 / 90 mmHG, normal
- Nadi : 70- 90x/ menit, normal
- Respitrasi : 16-24 x / menit normal
- Suhu: 36, 5 – 37,5C normal
2. Pemeriksaan Fisik
- Infeksi
Kepala : Tidak ada benjolan, bersih, rambut tidak rontok
Wajah : Tidak odema, tidak pucat
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak leterus
Hidung : Tidak pernafasan cuping tudung
Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran, bersih
Mulut : Bibir tidak pucat, kering
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar dan berhubungan vena jugularis
Dada : Tidak ada interaksi dinding dada
Payudara : Tegang, puting susu menonjol, tampak hyperpigmentasi arobia mammae
Abdomen: Tidak ada luka bekas operasi, tampak luka nigra, linea alba
Genetalia : Tampak pengeluaran Lochea rubra pada perenium terdapat luka jahitan
Ekstrimipas : Tidak ada oedema dan varises
- Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tero maupun berhubungan vena jugularis
Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, colustrum subah keluar
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, UK Baik
Genetalia : Nyeri tekan pada luka jahitan
- Auskultasi
Dada : tidak ada bayi ronchi dan weeping
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : NY’ ………. P……….Ab …….. Post Partum Fisiologis hari …..
Ds : Ibu mengatakan baru melahirkan anak ke ……… pada tanggal jam ………… dengan jenis kelamin ……….Dan dikemaluannya terdapat luka jahitan atau tidak
Do :
K/U : Baik
Kesabaran : Composmentis
TD : Normal 110/ 70 – 120/ 90 mmHg
Nadi : Normal 70/ 90 x/ menit
Respirasi : Normal 16 – 24 x/menit
Suhu : Normal 36,5 – 37,5C
Payudara : ASI sudah keluar
Abdomen : - TFU 2 jari bawah pusat
- UC baik
Genetalia : Terdapat luka jahitan pada perinium,nampak mengeluarka darah (Lochea rubra), yang sesuai dengan masa nifas (1-2 hari), sanguinolenta (3-7 hari) serosa (7-14 hari), alba (> 14 hari)

III intervensi
1. Lakukan Infont Consent
R/ Memberitahu pasien apa yang akan dilakukan dan meminta persetujuan
2. Berikan KIE tentang
a. Perawatan payudara dan luka perenium cara personal hygiene
b. Perawatan tali pusat
c. KIE tentang gizi dan pemberian ASI ekslusif
R/ Menambah pengetahuan ibu dan pemberian ASI ekslusif
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
F/ Dengan mobilisasi akan dapat memperlancar pendarahan darah dan relaksasi otot
4. Observasi TFU dan kontraksi uterus
F/ kontraksi yang baik akan mencegah perdarahan
5. Ajarkan ibu cara cebok yang benar
R/ Dengan cara cebok yang benar mengurangi kontaminasi bakteri dari anus ke vagina
6. Kaji pengeluaran Lochea
R/ Deteksi dini adanya infeksi

IV. IMPLENTASI
Tanggal :
Jam :
Dx : Ny. ‘M’ umur 22 tahun, P100 Ab000 post partum fisiologis hari ke….
(Jam …….) 1. Melakukan infont consent apa yang akan dilakukan agar tidak cemas dan memberikan informasi yang dapat dimengerti tentang hasil pemeriksaan dan dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pemberian terapi.
(Jam …….) 2. Memberikan KIE tentang
a. Perawatan payudara dengan langkah-langkah
- mencuci tangan
- melepaskan pakaian bagian atas
- membasahi kapas dengan baby oil atau minyak
- lalu tempelkan pada putting susu 5 menit
- Angkat dan bersihkan secara sirkuler, searah jarum jam dilakukan bergantian kanan dan kiri
- Perawatan payudara dilakukan setiap kali mandi atau 2 kali sehari
 Perawatan Luka jahitan perenium
Menganjarkan pada ibu cara merawat luka perenium sebelum melakkan perawatan.buang air kecil terlebih dahulu atau mengosongkan kandung kemih, kemudian dibersihkan di daerah luka, terus memakai celana dalam,dengan lukanya diberi kasa betaduin
 Personal hygiene
Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut 2 kali sehari atau bila terasa penuh, dan tetap menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi bakteri dari anus ke vagina
b. Perawatan tali pusat
Menganjurkan ibu untuk mengganti kasa kali pusat dengan kasa steril dan diganti pada saat setiap kali mandi
c. KIE tentang gizi
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung protein seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, telur dan banyak minum, vitamin A (200.000 unit) untuk asupan bayi dan banyak minumn air putih 3 liter setiap hari akan memperbanyak produksi ASI
d. KIE ASI Eksklusif
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI, karena ASI mengandung semua bahan yang dibutuhkan bayi muda dicerna memberi perlindungan terhadap infeksi. Selalu segar bersih dan siap untuk diminum.
(Jam …) 3 menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini mengajarkan ibu untuk mobilisasi ringan terlebih dahulu, dengan belajar miring kiri/ kanan setelah ibu duduk atau berjalan pelan-pelan.
(Jam …) 4 melakukan observasi TFU dan kontrasi uterus yaitu setiap hari untuk menghindari terjadinya suatu komplikasi yang lunak teruga dalam masa nifas, hasil dari pemeriksaan TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, Lochea Utera.
(Jam …) 5 menganjurkan ibu untuk cara cebok yang benar yaitu dari depan ke belakang yang gunanya untuk mencegah kontaminiasi bakteri dari anus ke vagina.
(Jam …) 6 mengkaji Lochea yaitu dengan hasil pemeriksaan Lochea rubra

VII. EVALUASI
Tanggal :
Jam :
Dx : Ny. ……….. Umur …….. th ………. P …….. Ab…… post parfum fisiologis hari ke ………..
S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang diberikan petugas
O : Ibu bisa mengulangi kembali apa yang sudah dijelaskan, dan ibu dapat menjawab pertanyaan dari bidan dan berjanji akan melaksanakn anjuran petugas keseahatan
A : kesimpulan yang dibuat berdasarkan analisa dari DS dan DO di atas
P : Melanjutkan intervensi
………………………………
………………………………



BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data
Tanggal : 15 Januari 2008
Jam : 14.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama istri : Ny. ‘M Nama Suami : Tn. M
Umur : 22 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sudimoro Rt/ Rw. 18 / 05
2. Riwayat Pernikahan
Nikah : 1 kali
Lama menikah : 2 tahun
Umur menikah : 20 tahun
3. Riwayat haid
Menarche : 13 (SMP)
Siklus : 28 hari
Lamanya : 5-7 hari
Banyaknya : 2-3 pembalut/ hari
4. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal 15 Januari 2008 jam 14-15 dengan jenis kelamin perempuan



5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluargamu dari pihak suami tidak ada keturunan kembar.tidak ada yang menderita , jantung, darah tinggi, batuk yang lama.kencing manis,
6. Riwayat kehamilan dan Persalinan sekarang
- Riwayat Prenatal
Ibu mengatakan selama hamil ini memeriksakan kelaminnya ke bidan minimal 4 kali, saat periksa mendapatkan obat penambah darah dan vitamin dan mendapat imuniasi. TT2 kali.
- Riwayat Natal
Kala II : Ada tanda-tanda kala II, doran teknus, perjol, vulka, siap alat siapkan diri. Handuknya bolong buka, sarung, siap ibu dan keluarga, pimpinlah ibu untuk meneran, kemudian pada saat kaki atau bokong lahir sempurna bokong kita cengkram, kemudian melakukan hiperlordosis. Kemudian mengeluarkan lengan bergantian, dilahirkan secara moricu.
Kala III : Manajemen aktif kala III, letak kering, jepit, potong ganti baju dan susukan,kemudian kita bersihkan, di timbang terus disusukan ke ibu dengan jenis kelamin laki-laki,bayi menangis keras dan gerak aktif
- Riwayat Post Natal
Kondisi ibu agak lemas setelah melahirkan, TFU 2 jari di bawah pusat, UC baik, mengatakan merasa nyeri pada luka bekas jahitan dan nampak keluar Darah, perut terasa mules dan ASI sudah keluar.
7. Riwayat KB
Sebelum hamil ini ibu tidak memakai KB apapun dan rencanya setelah melahirkan ibu ingin memakai KB suntik 3 bulanan


8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisari
Di rumah : Ibu makan 2 x sehari dengan menu nasi, sayur tempe, tahu, kadang-kadang buah
Di PKM : Makan minum yang diberikan dari puskesmas dan minum 5 gelas air putih dan ditambah teh satu gelas
b. Pola Istirahat
Di rumah : Tidur malam, 7-8 jam dan tidur siang 2-3 jam
Di PKM : Ibu mengatakan tidur hanya 1-2 jam, dan bangun saat bayinya menangis
c. Pola Eliminasi
Di rumah : BAK 5-6x/ hari, BAB 1x/ hari, dengan warna kuning, berbau, padat
Di PKM : BAK 2-3 x/ hari, BAB belum bisa
9. Riwayat Psikologis
Ibu dan suami bahagia anaknya dapat lahir dengan selamat, dan dalam persalinan berjalan dengan lancar
10. Riwayat Sosialbudaya
Ibu mengatakan tidak pantang makan, dan tidak minum jamu-jamuan atau merokok

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum:
- K/ U : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- TD : 110 / 70 mmHG
- Nadi : 70- 90x/ menit
- Suhu : 36,9C
- RR : 22 x/ menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
Kepala : Tidak ada benjolan, bersih, rambut tidak rontok
Wajah : Tidak dedema, tidak pucat
Mata : Simetris Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak leterus
Hidung : Tidak pernafasan cuping tudung
Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran, bersih
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering, tidak ada karies gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar dan berhubungan vena juguaris
Payudara : Tegang, puting susu menonjol, tampak hyperpigmentasi diaerola mamme, bersih
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, adanya linea nigra, linea alba
Genetalia : Tampak pengeluaran Lochea,pada perenium terdapat luka jahitan
Ekstrimipas : Tidak odema,dan varises
-Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar teroid maupun bendungan vena jugularis
Payudara : Tidak ada benjolan abnormal, colustrum subah keluar
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, UC Baik
Genetalia : Nyeri tekan pada luka jahitan
- Auskultasi
Dada : tidak ada bayi ronchi dan weezing
Abdomen : tidak ada bising usus
-Perkusi
Abdomen : tidak terdapat suara meteorismu




Data bayi
Tanggal lahir : 15 – 01 – 2008
Jam : 13 – 45 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
BBL : 3200 gram
PBL : 56 cm
A-5 : 5-6
Anus : +

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Ny. ‘M umur 22 th P1001 Ab000 post partum fisiologis hari ke 1
Ds : Ibu mengatakan sekarang kalau duduk atau jalan-jalan pada daerah kemaluannya terasa nyeri
DD : K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/ 70
M : 90 x/ menit
RR : 22 x/ menit
S : 36’2 C
Payudara : Puting menonjol, colustrum +
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, UC baik
Genetalia : Tampak keluar darah(Lochea rubra) pada perineum terdapat luka bekas jahitan

3.3 INTERVENSI
1. Melakukan infont consent apa yang akan dilakukan
R/ Memberi pasien apa yang akan dilakukan dan meminta persetujuan

2. Berikan KIE tentang
a. Perawatan payudara dan luka perinium cara personal hygiene
b. Perawatan tali pusat
c. KIE tentang gizi dan pemberian ASI ekslusif
R/ Menambah pengetahuan ibu dan pemberian ASI ekslusif
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
F/ Dengan mobilisasi akan dapat memperlancar pendarahan darah dan relaksasi otot
4. Observasi TFU dan kontraksi uterus
F/ kontraksi yang baik akan mencegah perdarahan
5. Ajarkan ibu cara cebok yang benar
R/ Dengan cara cebok yang benar mengurangi kontaminasi bakteri dari anus ke vagina
6. Kaji pengeluaran Lochea
R/ Deteksi dini adanya infeksi

3.4 IMPLENTASI
Tanggal : 15 Januari 2008
Jam : 0.30 WIB
Dx : Ny. ‘M’ umur 22 tahun, P1001 Ab000 post partum fisiologis hari pertama

(Jam 20.30) 1. Melakukan infont consent apa yang akan dilakukan agar tidak cemas dari memberikan informasi yang luas sering nggak bisa digunakan sebagai petunjuk dalam pemberian terapi.
(Jam 20.35) 2. Memberikan KIE tentang
a. Perawatan payudara dengan langkah-langkah
- mencuci tangan
- melepaskan pakaian bagian atas
- membasahi kapas dengan baby oil atau minyak
- lalu tempelkan pada putting susu 5 menit
- Angkat dan bersihkan secara sirkuler, searah jarum jam dilakukan bergantian kanan dan kiri
- Perawatan payudara dilakukan setiap kali mandi atau 2 kali sehari
b. Perawatan Luka jahitan perinium
Menganjurkan pada ibu cara membuat luka perinium sebelum melakkan perawatan buang air kecil terlebih dahulu atau mengosongkan kandung kemih, kemudian dibersihkan di bawah luka, terus memakai celana dalam dengan lukanya diberi rasa
Personal hygiene
Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut 2 kali sehari atau bila terasa penuh, dan tetap menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi bakteri dari anus ke vagina
c. Perawatan tali pusat
Menganjurkan ibu untuk mengganti rasa kali pusat dengan rasa steril dan diganti pada saat setiap mandi
d. KIE tentang gizi
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung protein seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, telur dan banyak minum, vitamin A (200.000 unit) untuk asupan bayi dan banyak minumn air putih 3 liter setiap hari akan memperbanyak produksi ASI
e. KIE ASI Eksklusif
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI, karena ASI mengandung semua bahan yang dibutuhkan bayi muda dicerna memberi perlindungan terhadap infeksi. Selalu segar bersih dan siap untuk diminum.
(jam 20.40) 3 menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini mengajarkan ibu untuk mobilisasi ringan terlebih dahulu, dengan belajar miring kiri/ kanan setelah ibu duduk atau berjalan pelan-pelan.
(jam 20.45) 4 melakukan observasi TFU dan kontrasi uterus yaitu setiap hari untuk menghindari terjadinya suatu komplikasi yang lunak teruga dalam masa nifas, hasil dari pemeriksaan TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, Lochea rubra.
(jam 20.50) 5 menganjurkan ibu untuk cara cebok yang benar yaitu dari depan ke belakang yang gunanya untuk mencegah kontaminiasi bakteri dari anus ke vagina.
(jam 20.50) 6 mengkaji Lochea yaitu dengan hasil pemeriksaan Lochea rubra

3.5 Evaluasi
Tanggal : 16 Januari 2008
Jam : 21 – 30 WIB
Dx : Ny. ‘M umur 22 tahun , P1001 Ab000 post partum fisiologis hari ke I
S : Ibu mengatakan keadaannya sudah baik
O :- Ibu mengatakan sudah mengerti apa yang dijelaskan petugas
Dan klien mampu mengulangi penjelasan yang diberikan petugas kesehatan
- Ibu menagatakan sudah bisa berjalan dan duduk
- Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, UC baik
-Genetalia : Tampak keluar darah(Lochea rubra) pada perineum terdapat luka bekas jahitan

A :Ny”M’ usia 22 tahun P1001 Ab000 post partum fisiologis hari ke-2
P : Melanjutkan intervensi no
- Melakukan perawatan kali pusat dengan teknik teknik aseptik
- Anjurkan ibu untuk imunisasi bayinya























Catatan Perkembangan

Tanggal : 16 Januari 2008
Jam : 07.00 WIB
Dx : Ny. ‘M umur 22 tahun , PI001 Ab000 post partum fisiologis hari ke 2
S : Ibu mengatakan keadaannya sudah lebih sehat dari sekarang ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan jalan-jalan
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 120 / 70 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
KK : 22 x /menit
Suhu : 36,5C
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, UC baik, kandung kemih kosong
Genetalia : Lochea rubra, terdapat luka jahitan diperenium
A : Ny. ‘M umur 22 tahun , P1001 Ab000 post partum fisiologis hari ke 2
P : - Lanjutklan intervensi
- perawatan payudara dan luka perineum
- Rencana KB apa
- Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eklusif
- Anjurkan kontrol 1 minggu untuk kontrol lagi

BAB IV
PEMBAHASAN

Periode nifas adalah waktu mengenai penyembuhan dan perubahan besar yang berjangka serta merupakan periode transisi dan puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan tanggung jawab dalam kehidupan keluarga. Selama post partum sejumlah perubahan fisiologis yang dapat menyebabkan sejumlah masalah salah satunya adalah nyeri luka peremain akibat laserasi atau opisiotomi.
Pada kasus ini akan dibahas tentang kesenjangan teori dan kenyataan praktek di lapangan dalam asuhan kebidanan pada Ny. ‘M PI001 Ab000 post partum fisiologis hari ke 1 ini ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan kasus tetapi ada pula kesamaan-kesamaannya antara teori dengan praktek di lapangan antara lain:
1. Pengkajian Data
Pengkajian data para Ny. ‘M umur 22 tahun P1001 Ab000 Post partum fisiologis hari ke 1 sesuai dengan apa yang terdapat pada tinjauan teori yaitu tentang data-data yang mendukung pada ibu fisiologis
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Pada tinjauan teori yang dikatakan ibu nifas adalah masa pulih kembali dari setelah melahirkan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil demikian pula pada tinjauan kasus telah didapatkan Ny. ‘M telah melahirkan bayinya maka antara tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan diagnosa ibu nifas fisiologis, sesuai dengan landasan teori.
3. Intervensi
Intervensi pada kasus nifas fisiologis sesuai dengan landasan teori dari buku dengan pustaka Winjo Sastro, Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan Jakarta, YBPSP – Hal 242 yaitu:
1. Lakukan observasi TTV dan keadaan umum ibu
2. Lakukan observasi TFU dan kontraksi uterus
3. Kaji pengeluaran Lochea
4. Ajarkan ibu cara merawat luka perineum
5. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene terutama pada genetalia
6. Anjurkan ibu cara cebok yang benar
7. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
8. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini
9. Anjurkan ibu cara merawat payudara
Dan hendaknya ada kesenjangan antara teori dan kasus karana pada kasus juga dilakukan intervensi yang sama
4. Implementasi
Pada implementasi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena implementasi dikerjakan sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
Pada evaluasi antara tinjauan teori dan kasus tidak ada kesenjangan karena merupakan evaluasi dari semuya tindakan yang dilakukan dan catatan perkembangan dalam bentuk SOAP


DAFTAR PUSTAKA


Ibrahim, Christina, 1996, Perawatan Kebidanan Jilid II, Jakarta: Bharata

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetrim, Jakarta, EGC

Saifudin, Abdul Bahri, 2009, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Marenal Meanatal, Jakarta: YBPSP

Winjosastra, Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Jakarta, YBPSP

0 komentar:

Post a Comment

Mau?

afferinte.com

MERAIH RUPIAH KLIK INI

Join in Here