RSS Feed

Wednesday, December 15, 2010

Keluarga Berencana (KB)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingkat kelahiran yang sangat tinggi, jarak kelahiran yang sangat dekat dapat menyebabkan kesehatan reproduksi ibu menurun, pengaturan jarak kehamilan sangatlah penting.
Ditinjau dari hal diatas maka diadakan program pengaturan jarak / pencegahan kehamilan yakni program kontrasepsi. Kontrasepsi dibuat sedemikian rupa untuk kenyamanan dan kemudahan penggunanya. Ada beberapa kenis kontrasepsi seperti : IUD, Implan, kontrasepsi hormonal, serta pantang berkala (alami). Dari macam-macam kontrasepsi tersebut maka ibu / klien dapat memilih yang menurut mereka nyaman.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan kontrasepsi IUD ( spiral ) secara komprehensif dengan menggunakan pendekatan managemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa mampu
a. Melakukan pengumpulan data dan pengkajian data
b. Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah
c. Melakukan antisipasi masalah potensial
d. Mengidentifikasikan kebutuhan segera
e. Melakukan intervensi
f. Melakukan implementasi
g. Melakukan evaluasi


C. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Teori
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kontrasepsi AKDR
1. Pengertian
Alat kontrasepsi dari benang sutra yang dimasukan pada rahim ( Manuaba, Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan keluarga berencana, 1998 )
2. Cara Kerja
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi ovum dalam uterus
3. Keuntungan
a. Sangat efektif : 0,6 – 0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1 tahun pertama ( 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan )
b. Dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari Cu T-380A dan tidak perlu diganti )
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat - ngingat
e. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak khawatir hamil
g. Sedikit efek samping hormonal dengan Cu T-380A
h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
i. Dapat dipasang setelah melahirkan atau setelah abortus ( apabila terjadi infeksi )
j. Dapat digunakan sampai menopause ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir
k. Tidak ada interaksi dengan obat – obat
l. Membantu mencegah kehamilan
4. Keterbatasan
a. Efek samping yang umum terjadi :
- Perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan )
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan ( spotting ) antara menstruasi
- Saat haid lebih sakit
b. Komplikasi
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
- Perdarahan berat antara haid yang memungkinkan anemia
- Perforasi dinding uterus ( sangat jarang apabila pemasangannya benar )
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/ AIDS
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/ perempuan yang sering berganti pasangan
e. Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertillitas
f. Sedikit nye
5. Waktu pemasangan
a. Bersamaan dengan menstruasi
b. Segera setelah bersih menstruasi
c. Pada masa akhir puerperium
d. Tiga bulan pascapersalinan
e. Bersamaan dengan SC
f. Hari ke dua – ketiga paska persalinan
6. Teknik AKDR
a. Persiapan pemasangan AKDR
1. Penderita tidur tidur terlentang di meja ginekologi
2. Vulva dibersihkan dengan kapas lisol, betadin, hibiscrub/ yang lainnya
3. Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar dan bertuk rahim
4. Duk steril dipasang di bawah bokong
5. Spekulum cocor bebek dipasang, sehingga serviks tampak
6. Servik – porsio dibersihkan dengan kapas betadin
7. Dilakukan sodage untuk menentukan dalam – panjang rahim dan arah posisi
b. Pemeriksaan ulang AKDR
1. Setelah pemasangan kalau perlu diberikan antibiotikka profilaksi
2. Jadwal pemeriksaan :
a. Dua minggu setelah pemasangan
b. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
c. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
d. Setiap 6 bulan sampai satu tahun
3. Untuk AKDR tanpa bahan aktif Cupper, pemakaiannya dapat berlangsung sampai menjelang menopause.
c. AKDR dilepas
AKDR dapat dibuka sebelum waktunya bila dijumpai:
1. Ingin hamil kembali
2. leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus
3. Terjadi infeksi
4. Terjadi perdarahan
5. Terjadi kehamilan mengandang bahan aktif dengan AKDR
7. Yang dapat menggunakan AKDR
a. Usia repruduksi
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
e. Setelah mengalami abortus dan tidak terjadi infeksi
f. Resiko rendah dari IMS
g.
8. Informasi lain yang perlu disampaikan
a. Pemberian kontrasepsi suntik sering menimbulkan gangguan haid (amenore) gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan
b. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan BB, sakit kepala dan nyeri payudara. Tetapi hal ini tidak berbahaya, dan cepat hilang
c. Setelah suntik dihentikan, haid tidak segera dating. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan
d. Bila klien lupa jadwal suntik, suntikan dapat segera diberikan, asal saja dapat diyakini perempuan tersebut tidak hamil
9. Peringatan bagi pemakaian kontrasepsi suntikan progestin
a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
b. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala KCT
c. Timbulnya abses / perdarahan tempat injeksi
d. Sakit kepala mingrin, sakit kepala yang berat berulang/kaburnya penglihatan
e. Perdarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid / 2x lebih banyak dalam satu periode masa haid.

B. Konsep Asuhan Kebidanan
I. Pengkajian Data
Tanggal : Jam :
Tempat : Oleh :
A. Data Subyektif
1. Biodata
2. Alasan datang
Klien KB suntik 3 bulan (kunjungan ulang)
3. Riwayat Menstruasi
Menarche :
Siklus :
Lama :
Banyak :
Keluhan :
Selama KB :
4. Riwayat persalinan dan nifas yang lalu
5. Riwayat pernikahan
Nikah :
Lama :
Umur :
6. Riwayat Kesehatan
7. Riwayat KB

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB :
TD : 100 / 60 – 140 / 90 mmHg
Nadi : 70 – 80 x/menit (teratur)
RR : 18 – 24 x/menit (teratur)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : warna bersih, tidak rontok
Muka : tidak pucat, tidak odema dan bentuk muka
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak icterus
Hidung : simetris, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : bibir tidak pucat, tidak pecah-pecah (tidak stomatitis), tidak ada canes gigi
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : Payudara simetris, tidak ada kelainan / pembesran, colostrum -/-
Abdomen : tidak ada bekas operasi
Genetalia : bersih, tidak ada
Ekstermitas : simetris turgor baik, odema varises -/-
b. Palpasi
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
- Payudara : kenyal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, colostrums -/-
- Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran limfe dan hepar, tidak ada benjolan
c. Auskultasi
Dada : tidak ada wezhing dan ronko
d. Perkusi
Perut : tidak kembung
Ekstermitas : reflek patella : +/+

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Akseptor KB suntik 3 bulan (Depo Progestin)
Ds : …
Do : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : …
TD : 100/60 – 140/90 mmHg
Nadi : 70 – 80 x/menit (teratur)
RR : 18 – 24 x/menit (teratur)

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
- Potensial gangguan siklus haid / menstruasi
- Potensial jerawat
- Potensial rambut rontok
- Potensial perubahan BB
- Potensial pusing / sakit kepala / migran
- Potensial spotting
IV. Identifiaksi Kebutuhan Segera
KIE KB suntik 3 bulan

V. Intervensi
Dx : Akseptor KB suntik 3 bulan (Depo Progestin)
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan KB suntik 3 bulan (Depo Progestin) obat dapat bereaksi dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria Hasil :
- TTV dalam batas normal
- Ibu tidak mengalami keluhan
- Tidak terjadi infeksi pasca penyuntikan
- Tidak terjadi abses
Intervensi
1. Lakukan pendekatan dengan klien
R/ Klien lebih kooperatif terhadap tindakan yang kita lakukan
2. Tanyakan keluhan pada klien
R/ Klien mendapat penanganan sesuai dengan keluhan
3. Lakukan pemeriksaan TTV dan jelaskan hasilnya pada klien
R/ Deteksi dini kelainan dan ibu menjadi mengerti dan mengetahui keadaannya
4. Siapkan lingkungan dan pasien
R/ Menjaga privasi dan kenyamanan pasien
5. Siapkan alat
R/ obat dapat bereaksi
6. Beritahu jadwal kontrol dan suntikan berikutnya
R/ mendapatkan suntikan tepat pada waktunya
7. Lakukan pencatatan pada buku register
R/ Untuk pendokumentasian
8. Berikan KIE KB suntik
R/ Ibu mengetahui apa yang akan dialaminya setelah KB suntik
VI. Implementasi
Sesuai dengan intervensi

VII. Evaluasi
Merupakan penilaian dari seluruh tindakan yang dilakukan minimal menggunakan metode SOAP.

0 komentar:

Post a Comment

Mau?

afferinte.com

MERAIH RUPIAH KLIK INI

Join in Here