RSS Feed

Wednesday, December 15, 2010

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “W” P1001 Ab000 24 JAM POST PARTUM Dengan HPP PRIMER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa ynag membutuhkan pengawasan yang ketat terutama pada masa 2 jam post partum karena pada masa itu perdarahan sering terjadi yang menyebabkan ibu kehilangan darah sangat banyak. Sehingga angka kematian maternal sangat tinggi oleh akibat perdarahan.
Post partum / puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik maupun psikososial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah bersalin sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati keadaan sebelum hamil ( 6 minggu ). Masa post partum dibagi dalam tiga tahap : Immediate post partum dalam 24 jam pertama, Early post partum period (minggu pertama) dan Late post partum period ( minggu kedua sampai minggu ke enam). Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada immediate dan early post partum period sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi pada late post partum period. Bahaya yang paling sering terjadi itu adalah perdarahan paska persalinan atau HPP. Menurut Willams & Wilkins (1988) perdarahan paska persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa post partum yang lebih dari 500 cc segera setelah bayi lahir. Tetapi menentukan jumlah perdarahan pada saat persalinan sulit karena bercampurnya darah dengan air ketuban serta rembesan dikain pada alas tidur. POGI, tahun 2000 mendefinisikan perdarahan paska persalinan adalah perdarahan yang terjadi pada masa post partum yang menyebabkan perubahan tanda vital seperti klien mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin, dalam pemeriksaan fisik hiperpnea, sistolik < 90 mmHg, nadi > 100 x/menit dan kadar HB < 8 gr %.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan dan memahami pengetahuan secara teoritis dan praktis mengenai Asuhan Kebidanan sehingga dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan dan ketrampilan mengenai asuhan kebidanan pada pasien kegawat daruratan obstetrik.



1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah pembuatan asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat :
• Mengumpulkan data sampai menganalisa data
• Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
• Mengidantifikasi diagnosa dan masalah potensial
• Mengidentifikasi kebutuhan segera
• Merencanakn asuhan kebidanan
• Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan
• Dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini adalah masalah perdarahn post partum 2 jam PP (HPP).

1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam membuat asuhan kebidanan pada Ny “W” P1001 Ab000 dengan perdarahan 24 jam PP menggunakan metode:
1. Studi Pustaka
Dari buku-buku penunjang
2. Studi Dokumentasi
Mempelajari dan mempelajari data dengan melihat catatan atau catatan perkembangan pasien dan hasilnya.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Ruang lingkup
1.4 Sistematika penulisan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Nifas
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Periode-periode masa nifas
2.1.3 Perubahan fisiologis pada masa nifas
2.1.4 Perawatn Pasca Persalinan
2.1.5 Masalah Kompliakasi dan Penatalaksanaan
2.2 Konsep Dasar HPP
2.2.1 Pengertian
2.2.2 Etiologi
2.2.3 Macam-macam perdarahan post partum
2.2.4 Komplikasi
2.2.5 Diagnosa
2.2.6 Penatalaksanaan
2.3 Konsep manajemen kebidanan

BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian data
3.2 Identifikasi diagnosa dan masalah
3.3 Identifikasi diagnosa masalah potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Nifas
2.1.1 Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali sepeerti seperti pra hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu.
(Sinopsis Obstetri, 1998:115)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
(Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, N-23)
Puerperium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 24 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat-alat kandungan pada keadaan yang normal.
(Manuaba, 1998:190)
Masa nifas atau puerperium adalah periode waktu dan masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil.
(Perawatan Maternitas,1999:225)
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
(Kapita Selekta Kedokteran I:316)
Masa puerperium (nifas) adalah waktu setelah partus selesai sampai kurang 6 minggu tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum hamil dalam waktu 3 bulan. (Hanifah, 2002)








2.1.2 Periode-Periode Masa Nifas
Nifas dibagi menjadi 3 periode :
a. Puerperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
b. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat bagi semua ibu nifas terutama bila selama 1 hari atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
(Mochtar Rustam, 1998)

2.1.3 Perubahan Fisiologi Masa Nifas
1. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya seperti sebelum kehamilan yang disebut dengan involusi.
Tinggi fundus uteri dan berat menurut masa involusi sebagai berikut :
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat symphisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas symphisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

2. Bekas implantasi uri
Plasenta mengecil karena kontraksi dan menonjol ke cavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm. Pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
3. Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh sendiri dalam waktu 6-7 hari.
4. Rasa sakit yang disebut afterpain (mules) disebabkan kontraksi uterus biasanya berlangsung 2-4 hari pasca paersalinan.
5. Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Klasifikasi lochea sebagai berikut :
• Lochea rubra (cruenta) berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua-vernik kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
• Lochea Sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 pasca persalinan.
• Lochea Serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
• Lochea Alba berwarna putih setelah 2 minggu.
• Lochea statis adalah lochea yang tidak lancar keluarnya.
6. Serviks
Setelah persalinan, bentuk servik agak menganga seperti corong warna kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil.
7. Ligamen-ligamen
Ligamen, fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan. Setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum retundum menjadi kendor.
( Sinopsis Obstetri, 1999:116)

2.1.4 Perawatn Pasca Persalinan
a. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring kekeanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan trombo embolik. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari ke-3 diperbolehkan jalan, hari ke-4dan ke-5 sudah diperbolehkan pulang.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
c. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing. Karena ureter ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi sfingter ani setelah persalinan, juga oleh karena oedem kandung kemih selama persalinan.
d. Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi berak keras tanpa diberikan obat per oral atau rektal. Jika belum bisa dilakukan klisma.
e. Perawatan payudara
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas dan tidak kering supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untukkesehatan bayinya.
f. Laktasi
Dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran ASI. ASI ini merupakan makanan pokok bayi, makanan yang terbaik bagi bayi, makanan yang bersifat alamia. Bila bayi mulai disusui isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mwngakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak sebagai efak positif adalah involusi uterus akan lebih sempurna.
g. Cuti Hamil dan bersalin
Cuti hamil menurut UU selama 3 bulan. 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah bersalin.
h. Pemeriksaan Pasca Persalinan
Dilakukan 6 minggu stelah persalinan, terdiri dari :
• Pemeriksaan umum, TD, nadi, keluhan, dsb.
• Keadaan umum : suhu, selera makan, dll.
• Payudara : ASI, puting, susu.
• Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.
• Sekret yang keluar lochea dan fluor albus.
• Keadaan kandungan
i. Nasehat untuk ibu post natal
• Fisioterapi post natal sangat baik diberikan.
• Sebaiknya bayi disusui.
• Kerjakan gymnastik sehabis bersalin.
• Untuk kesehatan ibu, ibu dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk menjarangkan anak.
• Bawalah bayi anda untuk di imunisasi.


2.1.5 Masalah Kompliakasi dan Penatalaksanaan
a. Puting lecet
Dapat disebabkan cara menyusui dan perawatan mammae yang salah menyebabkan infeksi nosokomial. Penatalaksanannya dengan teknik menyusui ynag benar. Puting harus kering saat menyusui, puting diberi laneorin, monolia terapi dan menyusu pada payudara yang tadi lecet.
b. Payudara bengkak
Disebabkan mammae ASI tidak lancar karena bayi tadi sering menyusu atau terlalu cepat disapih. Penatalaksaannya dengan menyusu lebih sering, kompres hangat. ASI dikeluarkan dengan pompa dan pemberian analgesik.
c. Mastitis
Payudara tampak oedem, kemerahan dan nyeri yang biasanya terjadi beberapa minggu setelah melahirkan. Penatalaksanaannya dengan kompres hangat atau dingin, pemberian antibiotik atau analgesik.
d. Abses payudara
ASI dipompa, abses diinsisi, diberikan antibiotik dan analgesik.
e. Perdarahan post partum sekunder
Terjadi 24 jam atau lebih setelah persalinan disebabkan oleh sub involusi, kelainan kongenital itu inversio uterus, mioma uteri, sub mukosum dan penghentian pengobatan denagn esterogen untuk menghentikan laktasi.
(Perawatn Maternitas, 1999:226)







2.2 Konsep Dasar HPP
2.2.1 Pengertian
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi 24 jam setelah persalinan berlangsung.
(Manuaba, 1998)
Perdarahan post partum adalah hilangnya darah 500 ml atau lebih dari organ-organ reproduksi setelah selesainya kala III persalinan (ekspullsi atau ekstraksi plasenta dan ketuban.
(Melfia Wati S.dr, 2000)
Perdarahan post partum adalah perdarahan pervaginam yang lebih 500 ml setelah bersalin.
(Buku Panduan Praktis Ppelayanan Kesehatan Maternal Neonatal:N-23)
Perdarahan post partum adalah keadaan hilangnya darah lebih dari 500ml selama 24jam pertama sesudah kelahiran.
(Obstetri william, 1995:479)
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi 24 jam setelah perslinaan berlangsung.
(Ilmu kebidanan, 1998:296)
Perddarahan post partum yang dimaksud disini adalah perdarahan dalam kelas IV yang
(Sinopsis Obstetri, 1998:300)
2.2.2 Etiologi
a. Atonia uteri
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri
- Umur, umur yang terlalu muda
- Parietas, sering dijumpai pada multipara dan Grandmultipara
- Partus lama
- Obstetri operatif dan narkoba
- Uterus terlalu tegang dan besar (Gemeli, Hidramnion, Makrosomi)
- Kelainan Uterus (Mioma Uteri, Uterus Couvelain pada solusio plasenta)
-Faktor sosio ekonomi yaitu malnutrisi
b. Sisa plasenta dan selaput ketuban
c. Jalan lahir, robekan perinium, vagina, servik, fornik, uterus

d. Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya Hipofibrinogenemia yang sering dijumpai pada:
• Perdarahan yang banyak
• Solusio plasenta
• Kematian janin yang lama dalam kandungan
• Pre eklamsi dan Eklamsi
• Infeksi, Hepatitis dan septik syok

2.2.3 Macam-macam perdarahan post partum
a. Perdarahan post partum dini atau primer
Merupakan perdarahan yang berlebihan terjadi selama 24jam pertama setelah kala IV persalinan selesai. Penyebab utamanya adalah Atonia uteri,retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir, terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Perdarahan post partum lanjut atau sekunder
Adalah perdarahan yang berlebihan terjadi selama masa nifas, termasuk periode 24 jam pertama setelah kala III persalinan selesai. Penyebab utamanya adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta/membran.

2.2.4 Komplikasi
Komplikasi kehilangan darah yang banyak adalah syok hipovelemik disertai dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat. Perdarahan memerlukan 2 softek dalam 30 menit, uterus lembek, kontraksi uterus jelek.

2.2.5 Diagnosa
1. Palpasi uterus, bagaimana kontraksi uterus dan TFU.
2. Memeriksa plasenta dan ketuban lengkap atau tidak.
3. Lakukan explorasi cavum uteri untuk mencari :
- Sisa Plasenta dan ketuban
- Robekan uterus
- Plasenta sukrenturianta
4. Inspekulo, untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.

5. Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan darah, Hb, COS dll.
(Sinopsis Obstetri, 1998: 301)

2.2.6 Penatalaksanaan
1. Mintalah bantuan
2. Lakukan pemeriksaan secara tepat keadaan umum ibu termsuk TTV.
3. Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan jika tanda-tanda syok tidak terlihat.Ingatlah pada saat melakukan evaluasi lanjut karena status wanita tersebut dapat
4. Pastikan kontraksi uterus baik
5.Pasang infus cairan IV
6. Lakukan kateterisasi dan pantau cairan keluar masuk.
7. Periksa kelengkapan plasenta
8. Periksa kemungkinan robekan serviks, vagina dan perinium.
9. Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.
10. Setelah teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti) Periksa kadar Hb:
- Jika Hb <7gr% atau hematokrit <20 % (anemia berat) beerilah sulfas ferrosus 600mg atau ferosus 120 mg ditambah asam folat 400mg peroral/hari selama 6 bulan.
- Jika Hb7-11 gr % berisulfas ferrosus fumarat 60 mg+asam folat 400mg peroral IX/hari selam 6bulan.
- Pada daerah cacing gelang (prevalensi sama atau > 20 %) Berikan terapi albendasol 400 mg peroral sekali perhari atau membendasol 500mg peroral sekali atau100mg 2 kali sehari selama 3 hari.
- Pada daerah edemik tinggi cacing gelang (prevalensi sama atau >50%) berikan terapi dosis tersebut selama 12 minggu setelah dosis pertama.








2.3 Konsep Manajemen Kebidanan
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal :
Jam :
Tempat :
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Identitas ibu
Umur :Primi muda / tua
Agama :
Pendidikan :Tingkat pengetahuan
Perkerjaan : tingkat ekonomi
Alamat : Identitas tempat tinggal
Nama suami :Identitas keluarga
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya saat ini
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya dengan normal, BB/PB lahir.....kg/.......cm.Jenis Kelamin...............dan mengeluh mengeluarkan darah dari alat kelaminnya
4. Riwayat haid
Menarce : pertama kali menstruasi
Siklus : periode dalam menstruasi
Lama : lama menstruasi
Keluhan : dismenorea / tidak
Flour albus : pernah atau tidak
HPHT : hari pertama haid terakhir
TP : prematur, aterm, atau post date
5. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu pernah mengalami perdarahan setelah persalinan sebelumnya, dan pernahkah ibu menderita panyakit menurun, menahun dan menular seperti jantung, darah tinggi, asma yang dapat mengganggu kehamilan dan persalinan.

6. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakkit menular menurun dan menahun seperti diabetes, hepatitis, TBC, jantung
7. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status pernikahan.
8. Riwayat pre natal, natal, post natal
a. Riwayat prenatal
• ANC minimal 4 kali selama kehamilan
• Imunisasi TT 2 kali selma hamil
• Grand multi
• Hidramnion
• Gemeli
• Bayi besar
b. Riwayat natal
Ibu melahirkan tanggal...jam...secara spontan, jenis kelamin...BB/PB...retensio plasenta, plasenta rest, trauma persalinan (ruptur uteri, robekan vagina, servik, perineum) perdarahan lebih dari 500 ml.
c. Riwayat post natal
Ibu lemah, atonia uteri, perdarahan lebih dari 500 ml.
9. Riwayat KB
Selama sebelum hamil ibu memakai KB...dan rencanya setelah melahirkan sekarang ibu ingin memakai KB...
10. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Ibu tidak pernah berpantangan dalam hal makanan.
2. Pola istirahat
Ibu tidur siang ±...... jam,malam ±....jam
3. Pola aktifitas
Ibu melakukan perkerjaan rumah (IRT)


4. Pola eliminasi
BAK : hendaknya dapat dilakukan sedini mungkin karena kandung kemih yan gpenuh dapat menyebabkan perdarahan.
BAB : harus dapat dilakukan 2-3 hari pasca persalinan bila tidak bisa maka diberi obat per oral atau per rectal atau klisma.
5. Pola kebiasaan lain
Ibu tidak pernah mengkonsumsi minum-minuman beralkohol, jamu-jamuan Dan tidak merokok

11. Psikologi
Keadaan mental ibu nifas, tanda-tanda taking in.

B.Data Subyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU :Baik atau lemah
Kesadaran :Composmentis sampai somnolens
TD :Hipotensi atau hipertensi
Nadi :bradykardi atau takikardi
RR :cepat atau lambat
Suhu :hipotermi atau febris
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, palpasi, auskultalsi dan perkusi.
Kepala : adakah benjolan abnormal
Muka : pucat atau tidak
Mata : konjungtiva pucat atau tidak
Hidung : adakah pernafasan cuping hidung
mulut : pucat/tidak, adakah stomatitis
Dada &payu dara : Payudara membesar, puting menonjol tidak ada ronkhi
atau wezing.
Genetalia : ada pengeluaran darah
Perut : tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah



3. Pemeriksaan laboratorium
Hb :9-13%


II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Ny.......P.....Ab... 24 jam Post partum dengan HPP Primer
Ds : Ibu mengatakan pusing dan lemas
Do : Keadaan umum
Kesadaran :composmentis sampai somnolens
TD : hipotensi sampai hipertensi
Nadi : bradykardi sampai takikardi
RR : cepat atau lambat
Suhu : Hipotermi atau febris
UC : baik
Mata :konjungtiva pucat, sklera tidak ikterus
Mulut :bibir tidak pucat, tidak kering
TFU :......jari...pusat......
Genetalia :vulva vagina terdapat perdarahan lebih dari 500 ml
Lochea : rubra

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah potensial
Potensi terjadi : -Anemia
-Insfeksi post partum
-Syok hemoragik
-HPP sekunder


IV. Identifikasi kebutuhan segera
• Cari penyebab
• Mesase fundus uteri
• Pemasangan nfus dan uterotonika
• Pemberian antibiotika

V. Intervensi
Dx : Ny...... P.....Ab......24 jam post partum dengan HPP Primer
Tujuan :Setelah diberi asuhan kebidanan diharapkan masalah dapat teratasi, perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi.
Kriteria hasil : TTVnormal
Involusi baik dan UC baik
Perdarahan berkurang
Tidak terjadi infeksi
Hb dalam batas normal
Intervensi :
1. Beri infrmed concent pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif dan persetujuan semua tindakan yang dilakukan
2. Berikan terapi infus, antibiotik, uterotonika
R/ merangsang kontraksi otot rahim sehingga dapat menghentikan perdarahan dan memperbaiki keadaan umum
3. Observasi TTV,TFU,Lochea dan UC
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
4. Lakukan antiseptik pada daerah genetalia
R/ mencegah terjadinya infeksi
5. Cari penyebab perdarahan
R/ dengan mengetahui penyabab maka dapat dilakukan penanganan sesuai penyebab
6. Lakukan observasi perdarahan
R/ parameter terjadinya perdarahan lanjut


VI. Implementasi
Tanggal :
Jam :
Dx : Ny...... P.....Ab......24 jam post partum dengan HPP Primer

1. Memberi penjelasan pada ibu dan keluarga tentang keadaan dan hasil
pemeriksaan.
2. Memberikan terapi infus dan memasukkan anakgetik untuk memperbaiki keadaan umum ibu
3. Mengobservasi TTV,TFU, lochea, dan UC ibu untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi dan kelainan.
4. Melakukan antiseptik pada genetalia luar yang dimulai dari lipatan paha kanan-kiri, sympisis dari luar kedalam, labia mayor kanan dan kiri, labia minor kanan dan kiri dengan menggunakan kasa yang dibubuhi betadhine
5. Mencari penyebab perdarahan dan mencari apakah ada perdarahan aktif yang disebabkan perlukaan jalan lahir.
6. Melakukan observasi perdarahan denagn melihat jumlah darah yang keluar di softek

VII. Evaluasi
Tanggal :.....
Jam :
Dx : Ny....P....Ab..... 24 jam post partum dengan HPP primer
S : keluhan yang diungkapkan oleh pasien
O : hasil pemeriksaan petugas
A : kesimpulan dari Ds dan Do dari evaluasi
P : melanjutkan intervensi pada no....














BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1Pengkajian Data
Tanggal pengkajian :11 November 2008 jam : 17.15WIB
Tanggal MKB : 10 November 2008 jam :15.10 WIB
Tempat pengkajian :
No. Registrasi :24356
A. Data subyetif
1. Biodata
Nama Ibu :Ny “W” Nama Suami : Tn “H”
Umur : 37 Th Umur : 38 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :SMU Pendidikan : SMU
Perkerjaan :Karyawati Perkerjaan : Swasta
Alamat :Sudimoro 07 Alamat : Sudimoro 07
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya saat ini
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan darah banyak dan bergumpal-gumpal setelah melahirkan.
4. Riwayat Menstruasi
Menarce : 13 tahun
Siklus :30 hari
Lama :7hari
Flour albus :sebelum/sesudah
Dismenore :ya (pada hari pertma mensttruasi)
HPHT :3 februari 2008
TP :
5. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti TBC, hipertensi, jantung, asma, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kehamilan, persalinan dan nifas.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti TBC, hipertensi, jantung, asma dan lain –lain dan keturunan kembar.
7. Riwayat perkawinan
Menikah : 1 Kali
Usia menikah : 32 Tahun
Lama : 5 Tahun
8. . Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas sekarang
- Kehamilan
Ibu mengatakan hamil 9 bulan, ini kehamilan yang pertama. Ibu memeriksakan kehamilannya kebidan 8x, setiap periksa ibu mendapatkan obat tambah darah dan vitamin. Ibu juga mendapat imunisasi TT 2kali. Tanggal 10 – 11 – 2008 merasa kenceng – kenceng dan mengeluarkan cairan.
- Persalinan
Ibu mengatakan anak pertamanya lahir tanggal 10 November 2008 jam 03.15 WIB dengan jenis kelamin perempuan BB/PB adalah 3500 gr / 51 cm. Bayi langsung menangis, plasenta lahir secara manual lengkap oleh dokter pada jam WIB dan terdapat jahitan pada perineum. Perdarahan kurang lebih 500 ml.
- Nifas
Ibu mengatakan setelah melahirkan mengeluarkan darah banyak dan bergumpal – gumpal. Ibu agak lemas setelah melahirkan, serta pusing.
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum hamil ibu tidak memakai KB dan setelah ini ibu tidak berencana memakai KB karena ibu ingin segera memiliki anak lagi
10. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Pola nutrisi
Saat Hamil : Makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur, lauk pauk, minum 8 gelas/hari.
Setelah melahirkan : Makan dari RS 3X sehari, nasi, sayur, lauk, minum 6-8
gelas / hari.
b.Pola eliminasi
Saat Hamil : BAK : 7-8 x/hari
BAB : 1 x/hari
Setelah melahikan :BAK : saat dikaji ibu belum BAK
BAB : belum saat dikaji
c. Pola istirahat
Saat hamil : malam 8 jam, siang 2 jam
Setelah melahirkan : ibu tidak bias tidur nyenyak
d. Pola aktivitas
Saat Hamil : Ibu bekerja sebagai kariawan mulai jam 07.00 WIB
sampai 14.00 WIB, setelah pulang ibu mengerjakan
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
Setelah melahirkan : Aktifitas dilakukan ditempat tidur
f. Pola kebiasaan lain
Ibu tidak pernah minum –minuman yang mengandung alcohol, jamu- jamuan dan ibu tidak merokok.
11. Data Psikososial
Ibu merasa bangga atas kelahiran putra pertamanya. Dan ibu bisa menerima keadaannya dan mau berusaha menahan rasa sakit waktu perut kontraksi.


B. DATA OBYEKTIF
1.Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 16 x/menit
BB : 62 kg
TB : 160 cm
Suhu : 37 C

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : bentuk lonjong, rambut lurus, warna hitam, bersih, dan tidak berketombe.
Muka : Cyanosis, tidak ada odema, tidak ada kloasma
Mata : Simetris, Konjungtiva pucat
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, bersih, tidak keluar serumen
Mulut : Bibir pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, mukosa bibir pucat
Telinga : Simetris, tidak keluar serume, bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis
Dada :Simetris, payudara membesar, putting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi
Payudara:aerola mamae, tidak ada retraksi dinding dada, putting menonjol dan bersih, colostrums belum keluar
Abdomen: Terdapat strie ablican, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas oprasi, UC baik,
TFU 2 jari bawah pusat
Genetalia: Tidak odema, tidak ada varises, terdapat locea rubra, terdapat luka bekas jahitan, clitoris berdarah dan membelah
Ekstremitas: Simetris, tidak ada odema, tidak ada varises, tangan kiri terdapat infuse

Auskultasi
Dada : Tidak ada pernafasan ronchi dan wheezing

Perkusi
Abdomen : Ada bunyi timpani
Reflek Hamer : Kaki kanan/kiri : +/+

3. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 7,7 gr %

4. Terapi yang telah diberikan
Jam 15.20 WIB : Infus RL I digerojok + ampicilin
Jam 16.00 WIB : Infus RL II digerojok
Jam 16.30 WIB : Infus RL III 16 tetes / menit
Cytotex 4 tab / rectal



3.2 Identifikasi diagnosa dan masalah
Dx : NY “ W “ P1001 Ab000 24 jam Post Partum dengan HPP primer
Ds : - Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama secara normal pada tanggal 10 November 2008 jam 03.15 WIB
-Ibu mengatakan BB/PB bainya 3500 gr/ 51 cm
-Ibu mengatakan keluar darah banyak dan bergumpal – gumpal setelah melahirkan
Do : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 16 x/menit
BB : 62 kg
TB : 160 cm
Suhu : 37 C

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Muka : Cyanosis, tidak ada odema, tidak ada cloasma
Mata : Simetris, konjungtiva pucat
Mulut : Bibir pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gig, mukosa bibir pucat
Dada : Simetris, payudara membesar, putting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi aerola mamae, tidakada kontraksi dinding dada, putting menonjol dan bersih, kolostrum belum keluar
Abdomen :Terdapat strie ablican, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas oprasi, UC baik, TFU 2 jari bawah pusat
Genetalia :Tidak odema, tidak ada varises, terdapat lucea rubra, terdapat luka bekas jahitan,
Ekstremitas :Simetris, tidak odema, tiadak ada varises, tangan kiri terdapat infuse




Auskultasi
Dada : Tidak ada pernafasan ronkhi dan weezing
Perkusi
Abdomen : Ada bumyi timpani
Reflek hammer : Kaki kanan/ kiri : +/+

Pemeriksaan penunjang
Hb : 7,7 gr %
Terapi yang telah diberikan
Jam 15.20 WIB : Infus RL I digerojok + ampicilin
Jam 16.00 WIB : Infus RL II digerojok
Jam 16.30 WIB : Infus RL III 16 tetes / menit
Cytotex 4 tab / rectal

Masalah
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan luka jahitan
Ds : Ibu merasakan nyeri pada luka jahitan
Do :- Ibu terlihat meringis kesaktan dan merintih
- Pada perineum terdapat luka jahitan
- Keadaan luka masih basah
- Genetalia : tidak odema, tidak ada varises, terdapat lucea rubra, terdapat luka bekas jahitan
2. Ibu mengalami anemia sedang sehubungan dengan banyaknya darah yang keluar
Ds : Ibu mengatakan kepalanya pusing dan mata kunang
Do :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 16 x/menit
BB : 62 kg
TB : 160 cm
Suhu : 37 c


Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Muka : Cyanosis, tidak ada odema, tidak ada cloasma
Mata : Simetris, konjungtiva pucat
Mulut : Bibir pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, mukosa bibir pucat
Ekstremitas : Simetris, tidak odema, tiadak ada varises, tangan kiri terdapat infuse

Pemeriksaan penunjang
Hb : 7,7 gr %

3.3 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
- Anemia
- Syok hemoragik
- Infeksi post partum
- HPP sekunder

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
• Cari penyebab
• Mesase fundus uteri
• Pemasangan nfus dan uterotonika
• Pemberian antibiotika
• Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

3.5 Intervensi
Dx : NY “ W “ P1001 Ab000 24 jam Post Partum dengan HPP primer
Tujuan : Nifas berjalan normal tanpa adanya komplikasi



Kriteria Hasil : - TTV
- Keadaan Umum Baik
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 70-90 x/menit
RR : 16-24 x/menit
- Perdarahan berhenti
- Involusi UC baik
- Pengeluaran lucea rubra sesuai dengan hari massa nifas


Intervensi
1. Beri infrmed concent pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif dan persetujuan semua tindakan yang dilakukan
2. Berikan terapi infus, antibiotik, uterotonika
R/ merangsang kontraksi otot rahim sehingga dapat menghentikan perdarahan dan memperbaiki keadaan umum
3. Observasi TTV,TFU,Lochea dan UC
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
4. Lakukan antiseptik pada daerah genetalia
R/ mencegah terjadinya infeksi
5. Cari penyebab perdarahan
R/ dengan mengetahui penyabab maka dapat dilakukan penanganan sesuai penyebab
6. Lakukan observasi perdarahan
R/ parameter terjadinya perdarahan lanjut
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Dokter lebih tahu dengan tindakan yang lebih lanjut






1.6 Implementasi
Dx : NY “ W “ P1001 Ab000 24 jam Post Partum dengan HPP primer
Tanggal : 11-11-2008
Jam : 17.40 WIB
Implementasi
1. Memberi penjelasan pada ibu dan keluarga tentang keadaan dan hasil pemeriksaan.
2. Memberikan terapi infus dan memasukkan anakgetik untuk memperbaiki keadaan umum ibu
3. Mengobservasi TTV,TFU, lochea, dan UC ibu untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi dan kelainan.
Memberi penjelasan tentang keadaan dan hasil pemeriksaan yaitu :
Keadaan umum : lemah
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 76x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,7˚C
4. Melakukan antiseptik pada genetalia luar yang dimulai dari lipatan paha kanan-kiri, sympisis dari luar kedalam, labia mayor kanan dan kiri, labia minor kanan dan kiri dengan menggunakan kasa yang dibubuhi betadhine
5. Mencari penyebab perdarahan dan mencari apakah ada perdarahan aktif yang disebabkan perlukaan jalan lahir.
6. Melakukan observasi perdarahan denagn melihat jumlah darah yang keluar di softek ±500 cc.
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi :
o Amoxicilin 3x1 tablet per oral
o Lactacyt 1x1 per rectal
o Injeksi methergin






1.7 Evaluasi
Tanggal : 11-11-2008 jam : 19.00 WIB
Dx : NY “ W “ P1001 Ab000 24 jam Post Partum dengan HPP primer
S : -ibu mengatakan sudah merasa sudah sehat dan kuat meneteki bayi
- ibu masih merasa nyeri pada luka bekas jahitan
O : Ibu sudah tidak merasa cemas dan tampak lebih tenang setelah ditangani
KU ibu : baik
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 70-90 x/menit
RR : 16-24 x/menit
Klien tampak mengerti dan mau melakukan anjuran petugas kesehatan
A : NY “ W “ P1001 Ab000 24 jam Post Partum dengan HPP primer
P : - observasi terus TTV ibu
- berikan transfusi darah lagi jika Hb masih rendah
- lanjutkan rencana tindakan dengan memberikan KIE :
• Personal hygiene
• Nutrisi
• Perawatan payudara
• Terapi lanjutan
















BAB IV
PEMBAHASAN


1.1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian data pada NY “ W “ P1001 Ab000 24 jam Post Partum dengan HPP primer ditekankan data tentang keluhan utama ibu saat dikaji, yaitu ibu mengatakan mengelurkan banyak darah dan bergumpal-gumpal setelah melahirkan. Hal ini sesuai dengan landasan teori pada buku “Manuaba, 1998” yang menjelaskan bahwa HPP adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan berlangsung. Jadi pada pengkajian data tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
1.2. Diagnosa
Gejala dari diagnosa pada kasus ini adalah ibu mengalami perdarahan banyak setelah melahirkan, jadi pada kasus ini sesuai dengan teori pada buku “Sinopsis Obstetri, 1998” yaitu post partum dengan HPP.
1.3. Intervensi
Intervensi pada asuhan kebidanan ini rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu perawatan ibu nifas dengan perdarahan primer dengan cara memberikan infus dan trnsfusi darah jika ibu mengalami anemia. Pada buku “Manuaba, 1998” menjelaskan bahwa penanganan pada ibu dengan HPP adalah dengan pemberian infus terlebih dahulu. Sehingga pada intervensi tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
1.4. Implementasi
Tindakan pertama setelah diketahui ibu mengalami perdarahan primer adalah dengan pemberian infus, kemudian ibu diberi transfuse darah yang sebelumnya diambil sampel darahnya dahulu untuk contoh pengambilan darah di bank darah. Hal ini sesuai dengan teori pada buku “





BAB V
PENUTUP


5.1. Kesimpulan
Perdarahan post partum adalah hilangnya darah 500 ml atau lebih dari organ reproduksi setelah selesainya kala III persalinan. Dalam kasus ini HPP disebabkan retensio plasenta dan robekan jalan lahir. Ny “D” mendapat penanganan yang tidak jauh beda dengan buku panduan yang penulis baca. Dalam hal ini antara kasus dan teori memang sama.
5.2. Saran
Harapan kami agar lebih hati-hati dalam menangani pasien kegawatdaruratan obstetric, sehingga pasien tidak sampai mengalami anemia sedang karena kehilangan darah yang banyak.






DAFTAR PUSTAKA


Hamid, Maryati. 2004. Makalah ASKEB Ibu Hamil. Malang : AKBID Widyagama Husada Malang
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Synopsis Obstetri Jilid I dan Jilid II. Jakarta : EGC
Warney, Hellen. 1998. Varney Midwifery. Jakarta : EGC
Wikjosastro Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

0 komentar:

Post a Comment

Mau?

afferinte.com

MERAIH RUPIAH KLIK INI

Join in Here